-9 : Sandal yang Tertukar

1.3K 330 27
                                    

Alexander : Bee, bisa keluar sebentar?

Binar baru akan beranjak ke kamar mandi ketika pesan itu masuk. Sambil menguap gadis itu meraih ponselnya, lalu mengetikkan pesan balasan untuk si pemuda.

Binar : Luar mana ini maksudnya?

Alexander : Mess kamu.

Alexander : Aku di depan sekarang.

Binar : Hah? Gila kamu!

Secepat kilat Binar meraih sekaligus mengenakan bra yang semalam dilemparkannya ke atas meja. Setelahnya gadis itu berlari menuju kamar mandi, untuk mengosongkan kandung kemih sekaligus menyikat gigi. Untung saja ia memiliki persediaan obat kumur, karena Binar sudah terlalu panik untuk bisa memastikan seluruh bagian giginya tersikat dengan bersih. Setelah membasahi wajah untuk memastikan tidak ada kotoran pada sudut matanya, gadis itu menyambar remote untuk membuka pagar, lalu mengendap-endap ke luar dari kamar.

Kalau menilik dari lampu teras yang telah dipadamkan, Binar yakin sekali Felix sudah bangun dan kini tengah berkeliaran dalam balutan pakaian olahraganya. Pria itu selalu bangun pagi-pagi sekali untuk menjaga kebugaran tubuhnya, karena itulah tadi Binar meminta Alex untuk memindahkan kendaraannya dari depan gerbang. Ia tidak ingin dituduh menyelundupkan seorang laki-laki ke dalam lingkungan kantor, dan untunglah Alex mendengarkan perkataannya. Pemuda itu memarkirkan kendaraannya di pertigaan jalan, lalu setelah celingukan ke sana kemari untuk memastikan atasannya tidak berada dalam jarak pandang, dengan kecepatan kilat Binar menghampiri lalu masuk ke dalam mobil pemuda itu.

"Kenapa kamu ada di sini?" tanya gadis itu setelah membanting pintu mobil sampai tertutup, "Bukannya kamu berangkat dengan penerbangan paling pagi? Jam 06.05 kamu udah harus terbang kan?"

"Aku mengubahnya jadi penerbangan kedua," sahut Alex sambil mengusap tengkuknya dengan gerakan salah tingkah, "Cuma beda lima belas menit sih, tapi setidaknya aku punya waktu untuk ketemu dengan kamu."

Binar sampai menganga karena pengakuan itu, "Kamu cuma pergi seminggu, Lek." katanya tak habis pikir.

"Buat kamu memang cuma seminggu, tapi untukku lebih dari itu." jawab Alex, "Aku sudah membuang-buang terlalu banyak waktu di masa lalu, karena itu sekarang aku enggak mau seperti itu lagi. Meskipun cuma sebentar, aku tetap harus ketemu kamu."

"Ya...ya tapi ini di lingkungan kantorku. Bukannya aku dilarang menerima tamu, tapi sekarang masih gelap gulita. Enggak sepantasnya aku bertemu dengan laki-laki pada waktu seperti ini," kata Binar untuk memberi pemuda itu pengertian, "Dan aku belum mandi!" tambahnya sambil mencengkeram pinggiran dasternya dengan wajah merah padam.

Untung saja ketika pulang ke rumah pada akhir pekan kemarin, Binar berhasil membegal beberapa barang hasil endorse Elok, termasuk daster warna putih dengan motif bunga-bunga yang dikenakannya saat ini. Kalau tidak, mungkin Binar akan menemui Alex dengan daster kumal kesayangannya, yang telah berlubang di beberapa bagian itu.

Sepertinya Alex tidak mempermasalahkan penampilannya, karena pemuda itu justru tertawa setelah mendengar protesnya, "It's okay. Kamu tetap cantik walaupun belum mandi."

"Bukan itu intinya!" sergah Binar dengan perut mulas yang tak ada hubungannya dengan kegiatan buang air di pagi hari, "Terus gimana? Karena udah ketemu, kamu mau berangkat sekarang?"

Alex tidak sempat menjawab pertanyaan itu, karena Binar sudah lebih dulu melihat sosok Felix dan Sabda yang sepertinya baru menyelesaikan lari pagi mereka. Dengan tubuh bermandikan keringat keduanya melewati kendaraan Alex, tanpa menyadari kalau Binar sedang bersembunyi di dalamnya. Bahkan di luar kesadarannya, gadis itu menarik bahu Alex agar menunduk bersamanya, sampai kedua orang itu hilang dari pandangan.

-30 (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang