mentaripagi serius nanya, kalian merasa enggak sih, kalau belakangan ini tulisan Bang Brian makin greget?
Wulandari @mentaripagi Iya, woi! Apalagi adegan ciuman di dapur itu. Anjir lah. Gua teriak-teriak sendiri sampai digebuk emak pakai bantal.
pembacabudiman @Wulandari Kalau bisa kayang, udah kayang sih gua.
mentaripagi @Wulandari gua ditimpuk suami karena cekikikan melulu. Katanya gua kayak orang gila. Akhirnya gua bacain cerita Bang Brian, eh dia ketagihan. Tiap malam nanya, udah update belum? Wkwkwk.
Wulandari @bbrian Woi, Bang, update lo. Kasihan tuh suaminya si mentaripagi nungguin lanjutan cerita lo.
mentaripagi @Wulandari njir, malah ngumpanin suami orang.
Senyuman Binar mengembang karena komentar-komentar itu. Karena tidak menjalin kerjasama dengan editor, ia mengandalkan komentar pembaca untuk mengevaluasi hasil tulisannya. Meski kebanyakan komentar hanya berisi permintaan untuk segera melanjutkan cerita, tidak jarang pula ada pembaca yang menuliskan kesan yang mereka rasakan setelah membaca tulisannya. Kesan yang mereka tinggalkan tak selalu baik, bahkan terkadang menyakiti hati, tetapi tiap kali menemukan komentar menyenangkan seperti yang diterimanya hari ini, secara otomatis Binar akan kembali bersemangat untuk menekuni hobi menulisnya.
Setelah membaca seluruh komentar sampai habis, Binar beralih memeriksa akun Stagram-nya. Gadis itu tak bisa tak terkejut ketika menyadari kalau ia menerima banyak pemberitahuan, padahal selain membagikan foto mereka yang diunggah Alex melalui fitur cerita, Binar tidak ingat pernah melakukan aktivitas lainnya. Didorong oleh rasa penasaran gadis itu memeriksa pemberitahuan, lalu tersadar kalau beberapa hari lalu akunnya ditandai dalam beberapa foto yang diunggah oleh akun dengan nama PT Favex Karya Wibowo.
Awalnya tidak ada yang aneh dalam foto tersebut. Hanya dirinya yang sedang berkonsentrasi mendengarkan rapat yang dipimpin langsung oleh Felix Wibowo. Ada juga rapat bersama staf kantor yang dipimpin olehnya. Binar bahkan tidak tahu kapan tepatnya gambar ini diambil, tetapi senyumannya semakin pudar ketika menyadari kalau dalam foto-foto berikutnya, ia seringkali tertangkap kamera ketika sedang bersama Sabda. Contohnya, ketika diam-diam ia ikut menikmati semilir angin yang dihasilkan oleh kipas kardus si pemuda. Binar berani bersumpah kalau tempat duduk mereka terpisah sekitar satu jengkal tangan pria dewasa, tetapi mungkin karena gambar ini diambil dari jarak jauh, ia dan Sabda jadi terlihat begitu dekat dan rapat.
Ada juga gambar ketika mereka mengikuti lomba bakiak berpasangan. Padahal Binar yakin sekali kalau ia dan Sabda berjuang mati-matian demi memenangkan setiap perlombaan, tetapi tim dokumentasi justru mengunggah gambar ketika dirinya sedang mengerucutkan bibir karena tak berhasil mendapatkan tempat pertama, sementara Sabda mengulurkan botol air mineral yang telah dibuka tutupnya kepadanya.
"Padahal aku berjuang mati-matian, sampai dandananku luntur semua, tapi kenapa gambar yang diunggah justru seperti ini?" gumam Binar pada keheningan kamarnya, "Mana foto perjuangan kami?"
Meski tidak puas dengan hasil kerja tim dokumentasi yang dianggapnya tidak becus itu, Binar tetap memeriksa setiap foto dengan seksama. Termasuk dengan video pendek yang diselipkan di akhir unggahan.
"Oh? Ini kan waktu lomba memasukkan belut ke dalam botol." gumam gadis itu sendirian.
"Itu cuma belut, Bu. Bukan ular."
Terdengar suara laki-laki yang tak terlihat wajahnya, karena kamera terarah pada Binar yang berdiri jauh dari baskom berisi belut, yang seharusnya ia masukkan ke dalam botol.
"Enggak mau ih!" seru Binar di dalam rekaman, "Pokoknya saya enggak mau megang itu!"
Terlihat Sabda memasuki arena perlombaan untuk memeriksa baskom yang sedari tadi dihindari Binar. Tanpa mengatakan apapun pemuda itu mengambil belut di dalam baskom, lalu mengulurkannya kepada Binar yang menjerit tidak karuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
-30 (Slow Update)
General FictionTentu saja Binar ingin jatuh cinta seperti gadis lainnya, tetapi sepertinya cupid tidak terlalu menyukainya. Atau setidaknya begitulah pemikiran gadis itu, karena menjelang menginjak usia kepala tiga, tiba-tiba saja ada begitu banyak pria yang menco...