Home 2

501 85 9
                                    

🌸: masih jauh ya?

🍅: udah keluar tol tapi tetep masih kurang lebih setengah jam lagi

🌸: oke

🍅: everything's okay baby?

🌸: sure sayang

🍅: sesuai perkiraan ini nyampenya malem, mau dinner apa?

🌸: aku masak hehe

🍅: why? you don't have to

🌸: ko gitu :( masakanku gak enak?

🍅: bukan, tapi apa kamu gak capek pulang dari rs langsung masak?

🌸: nggak, tadi ada ino sama sai juga kesini bantuin beresin rumah sambil nemenin aku

🍅: kenapa gak panggil jasa cleaning aja?

🌸: gak keteteran ko aku ngerjain sendirian, lagian ada Sai juga yang periksa dapur sama semua area disini. I promise it all clean and safe sayang

🍅: titip salam ya buat mereka, oh ya aku masih ada oleh-oleh kita kasih mereka aja ya

🌸: setuju 😊

🍅: aku selalu ngrasa lega kalo ada mereka di sisi kamu pas aku ninggalin kamu gini

🌸: ya mereka baik banget, btw...mm what if they don't like me? your fam

🍅: impossible, kamu percaya gak kalo Itachi sering banggain kamu ke papa?

🌸: gak usah ngarang deh

🍅: kemarin waktu kamu bantuin ka Izumi aja kamu dipuji terus depan papa sama itachi, they like you. kayanya mereka lebih suka kamu daripada aku

🌸: speechless

🍅: do you not like the idea of meeting my parents?

🌸: bukan gitu tapi aku nervous aja 😁

🍅: what if I eat you for dinner

🌸: BEHAVE!

🍅: kamu gemesin, see you ya ❤️

🌸: see you sayang ❤️





Sakura berlari kecil ke kamar tamu lalu beberapa ruangan, tangannya mengelap sudut-sudut yang sebelumnya telah dia lap mungkin tujuh atau delapan kali. Tidak berhenti di situ, ia pergi ke kamar tidurnya sendiri, menginspeksi kembali setiap titik, memastikan semua sisi sudah layak dilihat.

Semua tampak normal, pikir Sakura. Dia mondar-mandir gelisah. Sesekali melirik penanda waktu di ponsel, lalu menengok keluar jendela. Semestinya Sasuke akan datang sebentar lagi. Jantungnya berdegup semakin tidak karuan. Sakura tahu betul keluarga Sasuke adalah sebenar-benarnya wujud nyata dari keluarga utuh dan sempurna. Ia sering mengamati bagaimana mereka berinteraksi di video calls bahkan untuk sekedar pekerjaan. Berbeda dengan keluarganya yang segan untuk jujur perihal kasih sayang, ditambah lagi kesepian dirinya karena tak punya saudara kandung sangat membuatnya bercermin pada keluarga Sasuke yang sama sekali tak keberatan untuk menyampaikan afeksi secara verbal.

Sakura akan selamanya berterima kasih kepada Papa dan Mama Sasuke karena telah membesarkan Sasuke di lingkungan dengan cinta yang kental, hingga melekat erat dalam pribadinya yang hangat.
Keluarga seharmonis itu tentu membentuk standar yang tinggi, bukan? Dan apalah Sakura, ia tak yakin bisa memenuhinya.

Sakura menghela napas, untuk kesekian kalinya malam itu. Belum merasa sempurna, Sakura menyisir kembali rambutnya, menata ke kanan dan kiri, selalu ada yang kurang.

Kegiatannya terhenti ketika mendengar suara bel dari pintu, beriringan dengan suara microwave yang menandakan masakannya telah matang. Ia segera bergegas ke luar, batinnya tidak siap tapi ia tetap harus menyambut keluarga Sasuke bukan?

Snippets SASUSAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang