Backstreet 9 - flashback

802 115 7
                                        


Dalam kepanikan, Sakura menidurkan Sasuke yang telah lemah ke kasur. Bagaimana bisa Sasuke menciumnya di tengah ke tidak stabilan tubuhnya, ini suatu kecelakaan yang tak pernah terbayangkan.

"Pak Sasuke jarang sakit, dia pasti sangat lelah. Saya kaget ketika mbak berlari memanggil saya seperti tadi"

"Saya juga kaget karena tiba-tiba saja Pak Sasuke pingsan. Saya akan pastikan Pak Sasuke tidur dengan nyaman setelah membuatkannya sup"

"Bukankah sebaiknya mbak menggantikan bajunya juga?"

"Saya?"

"Haruskah saya? Mbak sekretarisnya, saya hanya supir mbak, saya tak berani"

Sakura menghela napas lalu menyimpan tasnya di meja. Kamar ini cukup rapi untuk pria sibuk seperti Sasuke. Apartment ini seperti bangunan baru atau baru disinggahi karena hanya terdapat beberapa barang dan sisanya kosong dengan tembok putih.

"Bapak pulang saja, saya bisa naik taksi" lanjut Sakura sambil mengantar supir itu di ambang pintu.

"Baik mbak"

Sakura berjalan ke dapur, ia menuangkan beberapa air es untuk mengkompres tubuh Sasuke setelah ia mendapatkan termometer di laci. Kemudian memeriksa beberapa bahan makanan yang bisa ia buat malam ini. Untungnya Sasuke masih memiliki sayuran yang tersisa. Mungkin ia akan membuat sup telur atau makanan sederhana.

Setelah mengompres Sasuke yang telah tertidur lelap, ia kembali ke dapur lalu mengikat rambut dan menggulung lengan kemejanya sampai sikut. Entah ini benar atau tidak namun Sasuke harus di rawat dan tak boleh ditinggalkan, pikirnya.

10 menit berlalu Sakura habiskan di dapur, walau beberapa kali Sakura pun cek kamar Sasuke untuk melihat keadaannya. Sakura mematikan kompor dan mencuci tangan.

Kamar ini menjadi sedikit hangat karena hawa tubuh Sasuke namun ia juga tak bisa menyalakan AC lebih kencang.

Ia menatap Sasuke lama, menyadari bahwa pria ini sangat tenang dan manis ketika tidur. Ia duduk di samping kasur sambil melebarkan handuk kecil yang sudah lama di dahi Sasuke. Sakura terkejut dan terdiam ketika ia menyadari Sasuke terbanting dan tengah menatapnya. Mereka bertatapan untuk beberapa detik seperti itu, namun sorot mata Sasuke sangat hangat kontras dengan cuaca malam yang dingin di luar. Tapi pria arrogant ini bisa marah ketika sakit, benar kan? Ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, ia mungkin akan berakhir mengambang di sungai dengan peluru di kepala.

Sasuke menarik tubuhnya untuk duduk di samping Sakura, mengubur wajahnya ke leher Sakura, meringkuk, mengendus seperti anak anjing. Sasuke membungkus lengannya ke pinggang Sakura.

Sakura menelan saliva, mengangkat tangannya dan menepuk punggung Sasuke, menenangkannya pelan. Sasuke tidur dengan diam, memeluk Sakura. Aromanya di sekujur tubuh Sakura. Tubuh hangat Sasuke mentransfer ke tubuh Sakura.

Sasuke seperti anak kecil yang menuntut pelukan dan perhatian.

"Pak, berbaringlah saya akan mengganti kompresannya"

"Kau merawat saya?" Kata Sasuke bangun dengan tegap menatap Sakura.

"Saya akan menganggap itu juga termasuk tugas sekretaris"

Sasuke tertawa lalu menuruti perintah Sakura. Ia berbaring dengan masih menatap Sakura. Apakah di matanya ada magnet sehingga tak ada objek lain yang dapat ia perhatikan? Sungguh, jantung Sakura akan meledak.

Sakura membasahi handuk dan mulai mendaratkan ke dahi Sasuke. Ia juga mengecek tubuh Sasuke dengan termometer setelah memberinya obat lagi.

"Saya mau ke kamar mandi dulu" kata Sakura pergi tanpa seizin Sasuke.




Snippets SASUSAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang