4. Manoban

200 34 1
                                    

Author POV

Lisa Manoban, atau yang lebih dikenal sebagai Lalisa di kalangan keluarga dan teman dekatnya, lahir dan besar di Bangkok, Thailand. Sejak kecil, Lisa selalu dikenal sebagai anak yang cerdas dan berprestasi.

Orang tuanya adalah pengusaha sukses yang sering berpindah-pindah tempat karena urusan bisnis. Karena itulah, Lisa terbiasa hidup mandiri dan belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.

Pada usia 12 tahun, keluarganya pindah ke Seoul karena ayahnya mendapatkan kesempatan bisnis besar di Korea Selatan. Perpindahan ini menjadi titik balik dalam hidup Lisa. Di sekolah baru, Lisa harus menghadapi tantangan bahasa dan budaya yang berbeda.

Namun, kegigihannya membuatnya cepat beradaptasi. Ia mulai belajar bahasa Korea dengan tekun dan bergabung dengan berbagai kegiatan ekstrakurikuler untuk memperluas pergaulannya.

Lisa memiliki minat besar dalam bidang seni sejak kecil. Di Seoul, dia bergabung dengan klub seni di sekolah dan menunjukkan bakatnya yang luar biasa. Keberhasilannya dalam melukis membuatnya semakin dikenal di kalangan siswa.

Namun, popularitasnya juga membuatnya sadar akan pentingnya citra diri. Dia mulai membentuk citra sebagai sosok yang tegas dan selalu sempurna di mata orang lain, meski di balik itu semua dia menyimpan rasa kesepian dan tekanan untuk selalu tampil sempurna.

Sifat tegas dan ambisiusnya perlahan membawanya ke posisi ketua OSIS. Sebagai ketua OSIS, Lisa selalu berusaha menjaga wibawanya di depan teman-teman dan guru.

Namun, dibalik sikap tegasnya, dia sering merasa lelah dan tertekan dengan tanggung jawab yang besar. Keinginannya untuk selalu menjadi yang terbaik dan diakui oleh semua orang membuatnya sering menekan perasaan dan kebutuhannya sendiri.

Suatu hari, dalam perjalanan pulang dari sekolah, Lisa teringat masa kecilnya di Bangkok. Dia rindu kebebasan dan keceriaan masa lalu, jauh dari segala tekanan dan ekspektasi yang membebaninya saat ini.

Namun, dia tahu bahwa dirinya telah memilih jalan ini dan harus bertahan demi mewujudkan impian dan harapannya.

Lalisa Manoban tidak hanya menghadapi tekanan dari sekolah dan lingkungannya, tetapi juga dari keluarganya, terutama dari ayahnya, Marco Manoban.

Marco adalah seorang pengusaha sukses yang memiliki standar tinggi untuk segala hal, termasuk untuk putrinya. Dia percaya bahwa kesuksesan dan disiplin adalah kunci utama dalam hidup, dan dia berusaha menanamkan nilai-nilai ini dalam diri gadis itu sejak kecil.

Lalisa selalu berusaha memenuhi ekspektasi ayahnya. Marco sering kali memberikan tugas-tugas yang sulit dan menuntut Lisa untuk selalu menjadi yang terbaik di segala hal, mulai dari akademik hingga kegiatan ekstrakurikuler.

Ketika Lisa mendapat nilai yang kurang memuaskan atau kalah dalam kompetisi, Marco tidak segan-segan menunjukkan kekecewaannya. Dia akan mengingatkan gadis itu bahwa kegagalan bukanlah pilihan dalam keluarga mereka.

Masa kecil Lisa dipenuhi dengan berbagai kursus tambahan, latihan, dan sedikit waktu bermain. Setiap langkah yang diambil Lisa selalu diawasi ketat oleh Marco.

Selain itu Marco terkadang kasar secara fisik, tak jarang gadis jangkung itu mendapatkan tamparan diwajahnya selain tekanan secara emosional segalnya sangat berat bagi Lisa.

Dia merasa bahwa cinta dan penerimaan ayahnya bergantung pada seberapa besar prestasi yang dia capai.

Ketika keluarganya pindah ke Seoul dan ibunya meninggal tekanan tersebut semakin meningkat. Marco melihat ini sebagai kesempatan bagi Lisa untuk membuktikan dirinya di lingkungan baru yang lebih kompetitif selain itu cara pria itu mempersiapkan anaknya menjadi pemimpin sekolah milik keluarganya itu.

THE SKRIP (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang