5. What The Hell

196 40 4
                                    




Lisa POV

Aku menopang kepalaku dan menguap beberapa kali, sedang menonton pertandingan basket tim sekolah yang diketuai oleh Jungkook.

Membosankan sekali.

Aku menyukai basket dari dulu kami sering bermain bersama, meskipun begitu.

Tidak ada alasan khusus untukku duduk di sini, aku hanya bosan karena duduk di ruang osis bersama anggota yang lain ntah mengapa membuatku merasa muram dan kesal.

Ini hanya latihan, bukan pertandingan antar sekolah atau nasional. Aku sudah duduk di sini selama satu jam bersama jurnal yang kugenggam.

Namun, perasaanku tidak seperti seharusnya. Suasana hatiku terganggu, merasa bertambah kesal saat Taehyung mulai memasuki lapangan.

Pria itu, dari dulu aku tidak menyukainya.

Sifatnya sangat arogan dan terlihat jelas bahwa ia tipikal manusia yang tidak akan melakukan sesuatu tanpa memperoleh imbalan.

Persis seperti ayahnya, di saat masih menjadi manager di perusahaan milik keluargaku.

Taehyung melirik ke arahku dengan senyum tipis yang selalu membuat darahku mendidih. Jungkook mendekatinya, memberikan beberapa instruksi dengan tegas.

Aku tahu betapa keras Jungkook berlatih untuk membawa tim ini menuju kemenangan, dan Taehyung sering kali bersikap seolah-olah itu semua tidak penting.

Aku kembali memperhatikan jurnal yang ada di tanganku, mencoba fokus pada kata-kata yang kutulis.

Namun, pikiranku terusik oleh ingatan masa lalu.

Ingatan tentang bagaimana Taehyung dan ayahnya pernah mencoba mengambil alih proyek besar di perusahaan keluargaku berkhianat tanpa memperdulikan dampak yang akan mereka timbulkan.

"Apakah kamu akan terus memasang wajah seperti itu sepanjang latihan ini?" Suara Jungkook mengejutkanku dari lamunan.

Dia sudah berdiri di depan bangku, berkeringat dan terengah-engah.

Aku tersenyum kecil, berusaha mengusir kekesalanku. "Hanya sedikit lelah, itu saja."

Jungkook mengangguk, memahami, tapi aku tahu dia bisa melihat lebih dari itu. "Latihan akan segera berakhir. Kau tidak akan melihatnya lagi disini"

Aku mengangguk setuju, dan Jungkook kembali ke lapangan, mengambil posisi dan melanjutkan latihannya.

Jungkook tahu dan mengerti situasi ini dan dia selalu mendukungku sebagai sepupu yang baik kadang aku merasa dia seperti kakakku kadang terlihat seperti adik kecil, ku ingatkan kembali bahwa tidak ada yang tahu kalau kami bersaudara disini.

Saat latihan selesai, Taehyung mendekatiku dengan senyum sinisnya. "Kamu tampak sangat serius, sepertinya ada sesuatu yang mengganggumu?"

Aku menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri dari perhatian palsunya. "Hanya berpikir tentang beberapa hal, tidak ada yang perlu kau khawatirkan."

Taehyung tertawa kecil, suara yang selalu terdengar meremehkan di telingaku. "Baiklah, kalau begitu. Tapi ingat, tidak semua orang di dunia ini sejahat yang kamu pikirkan."

Sebelum aku sempat membalas, Jungkook datang menghampiri kami, menatap Taehyung dengan tatapan tajam. "Ayo, Taehyung. Kita harus membereskan peralatan."

Taehyung mengangguk dan berjalan menjauh, meninggalkanku sendiri. Aku merasa lega ketika dia pergi.

"Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Jungkook dengan suara lembut, berbeda dengan sikap tegasnya di lapangan.

THE SKRIP (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang