LISA POV
Aku masih terjebak dalam pikiranku sendiri ketika ponselku bergetar pelan di saku celana. Aku enggan untuk memeriksanya, berpura-pura bahwa siapa pun yang mencoba menghubungiku tidak penting. Tapi getaran itu terus-menerus menggangguku, seolah-olah menuntut untuk diperhatikan. Dengan enggan, aku meraih ponselku dan melihat layarnya yang masih retak.
Ada pesan dari Jungkook.
*Kau mau datang ke BBQ di rumah Jisoo? Semua orang akan ada di sana. Aku yakin Jennie juga datang.*
Aku menatap pesan itu lama, jari-jariku melayang di atas layar tanpa bergerak. Kehadiranku di sana hanya akan membuat situasi menjadi canggung, dan aku tidak yakin apakah aku bisa menghadapi Jennie setelah apa yang terjadi di antara kami. Namun, bagian lain dari diriku, yang mungkin lebih dalam dan lebih rapuh, merindukan kehadiran Jennie—meskipun itu berarti harus berhadapan dengan perasaan yang tak tertahankan.
*Kau janji akan menuruti permintaanku sebagai hadiah ulang tahun. Ini permintaanku, tolong datang.*
Jungkook menambahkan pesan lain, seolah tahu aku butuh dorongan lebih untuk membuat keputusan. Aku menghela napas panjang, tahu bahwa menolak Jungkook mungkin akan membuatnya terus mendesakku. Dan entah kenapa, ada bagian kecil dalam diriku yang ingin melihat Jennie lagi, bahkan jika itu berarti harus kembali merasakan semua sakit yang menyertainya.
*Baiklah,* jawabku singkat sebelum menyimpan ponselku dan kembali tenggelam dalam pikiranku.
Aku tidak yakin bagaimana aku harus bersikap di hadapan teman-temanku nanti. Setelah apa yang terjadi antara aku dan Jennie, aku merasa seperti pecundang, seseorang yang gagal menjaga kendali atas perasaannya sendiri. Tapi satu hal yang pasti—aku tidak bisa terus lari dari kenyataan ini. Jika aku harus menghadapinya, lebih baik aku melakukannya sekarang.
***
Saat malam tiba, aku menemukan diriku berdiri di depan pintu rumah Jisoo. Suara tawa dan obrolan yang bercampur dengan aroma makanan panggang menyapa hidungku, mengingatkan bahwa di dalam sana ada kehidupan yang terus berjalan, bahkan ketika aku merasa terjebak dalam kegelapan.
Aku ragu-ragu sebelum mengetuk pintu. Mungkin aku seharusnya tidak datang, mungkin aku akan membuat semuanya menjadi lebih buruk. Tapi sebelum aku bisa berubah pikiran, pintu terbuka, dan Jungkook berdiri di sana dengan senyum lebar.
"Lihat siapa yang akhirnya datang!" serunya dengan nada menggoda, lalu menarikku masuk sebelum aku sempat membalas.
Di dalam, suasana begitu hangat dan ramah, namun aku merasa seperti orang asing. Semua orang tampak senang, tertawa, bercanda, dan berbagi cerita, seolah dunia mereka baik-baik saja. Tapi mataku terus mencari satu orang—Jennie.
Dia duduk di sudut ruangan, terlihat sedikit terpisah dari yang lain. Wajahnya tampak lelah, dan meskipun dia berusaha tersenyum pada teman-temannya, aku bisa melihat ada sesuatu yang hilang dalam tatapannya. Dia tidak menyadari kehadiranku, dan aku mengambil kesempatan itu untuk mengamati dari jauh, mencoba memahami apa yang sedang dia pikirkan.
"Ayo, duduk di sini, Lisa!" suara Rosé tiba-tiba membuatku tersentak dari lamunan. Dia menepuk kursi kosong di sebelahnya, memaksaku untuk bergabung dengan mereka.
Dengan enggan, aku melangkah ke arah mereka, mencoba mengabaikan rasa canggung yang mulai menyelimuti. Jungkook, Rosé, Krystal, Irene, dan Jisoo semua ada di sana, menatapku dengan berbagai ekspresi—mulai dari senyum ramah hingga tatapan penasaran.
"Aku tidak tahu kau akan datang," Irene membuka percakapan, suaranya lembut tapi penuh arti.
Aku hanya mengangguk, tidak tahu harus berkata apa. Kata-kata terasa asing di mulutku, seolah setiap kalimat yang mungkin keluar dari bibirku akan membuatku semakin terjerumus dalam kerapuhan.
![](https://img.wattpad.com/cover/314336336-288-k288349.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SKRIP (GXG)
FanfictionDalam dunia yang penuh dengan rahasia dan emosi terpendam, Jennie dan Lisa terjebak di antara harapan orang-orang di sekitar mereka dan kebenaran hati mereka sendiri. Saat mereka mencoba mengatasi kerumitan hubungan mereka, tantangan tak terduga mun...