24. Unmasking the Mole

189 29 1
                                    

Author POV

Jennie terbangun di kamar yang sepi, cahaya matahari sudah mulai menyusup lewat celah-celah tirai yang tertutup setengah. Jam di meja nakas menunjukkan pukul 10 pagi. Dia mengerjap, perlahan mengumpulkan kesadarannya.

Ada sedikit rasa nyeri di bagian selangkangan yang membuatnya meringis tipis, mengingatkan pada malam yang mereka habiskan bersama. Jennie menggeleng pelan, mengusir pikiran-pikiran itu, dan memutuskan untuk bangkit dari tempat tidur.

Setelah mandi singkat, Jennie keluar dari kamar, berharap menemukan Lisa. Namun, saat menuruni tangga, rumah itu sepi. Dia melangkah ke ruang tamu, tetapi tidak ada tanda-tanda kehidupan.

Sampai kemudian, suara riuh dari luar rumah menarik perhatiannya. Jennie berjalan menuju arah suara tersebut dan begitu membuka pintu, dia mendapati pemandangan yang menyenangkan.

Teman-temannya tengah bermain badminton di halaman belakang. Krystal dan Jisoo tampak saling mengejek, seperti biasa. Di sisi lain, Lisa sedang tertawa lepas bersama Seulgi yang sesekali mengayunkan raket dengan gaya yang konyol.

Melihat Lisa seperti itu, hati Jennie terasa damai. Dia menikmati momen itu, menyadari betapa berartinya Lisa dalam hidupnya. Jennie kemudian mendekati Lisa yang sedang istirahat sejenak di tepi lapangan.

"Pagi," sapa Lisa lembut ketika melihat Jennie mendekat. Senyuman hangat menghiasi wajahnya, membuat Jennie merasa semakin tenang.

Jennie tersenyum balik, lalu tanpa berkata-kata, dia meraih tangan Lisa dan menggenggamnya erat. "Aku menyukai semua tentangmu apalagi jari-jari panjangmu," ucap Jennie sambil memainkan jari-jari tangan Lisa dengan lembut.

Lisa menatap Jennie dengan tatapan yang sedikit nakal. "Oh ya? Kau tahu, jari-jariku punya banyak kegunaan, bukan hanya untuk menulis dan bermain badminton," goda Lisa.

Jennie tertawa kecil, menggoyangkan kepalanya. "Dasar mesum."

Mereka tertawa bersama, dan momen itu terasa begitu sempurna. Namun, tidak lama kemudian, Jungkook mendekat sambil membawa raketnya. "Akhirnya kau bangun juga. Kami kira kau akan tidur sepanjang hari," ujarnya dengan nada canda.

Jennie mengangkat alis, menatap Jungkook dengan pandangan sedikit malas. "Mungkin aku memang butuh tidur lebih lama setelah semalam," ujarnya setengah bercanda, melirik Lisa dengan penuh arti.

"Aha! Aku tahu maksudmu!" seru Jungkook dengan antusias. "Jadi, bagaimana? Apakah dia hebat? Kau di atas atau di bawah?"

"Hei!" potong Lisa cepat, wajahnya memerah, lalu mendorong tubuh Jungkook dengan kesal. Tindakan itu justru membuat pria itu tertawa semakin keras.

"Dasar mesum!" Jennie menambahkan sambil menggoyangkan kepalanya, ikut tertawa kecil, meskipun pipinya ikut memerah.

Di sudut lain, Krystal, yang baru saja kalah dalam permainan melawan Jisoo, berteriak, "Hey, Jennie! Mungkin kau bisa menggantikan aku. Aku lelah dikalahkan terus sama si licik ini!" katanya sambil menunjuk Jisoo yang tertawa puas.

Jennie tertawa, tapi tidak langsung menjawab. "Aku ingin menonton dulu sebentar," jawabnya, lalu ia mengalihkan pandangan ke Lisa. Jennie menatap Lisa dengan penuh kasih sayang, merasakan sesuatu yang kuat, lebih dalam dari sebelumnya.

Saat mereka berdiri berdua, Jennie merasa dorongan untuk berbicara lebih jujur pada Lisa. Dia tahu bahwa hubungan mereka sedang berada di titik yang rapuh tapi penuh harapan. Jennie meremas jari-jari Lisa dengan lembut. "Kau tahu, aku merasa sangat beruntung karena kita bisa bersama seperti ini."

Lisa terdiam sejenak, lalu menatap Jennie dengan serius. "Aku juga, Jennie. Aku tidak pernah merasa seaman ini dengan orang lain. Kau selalu berhasil membuatku merasa... berarti."

THE SKRIP (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang