Lisa POV
Suaranya, yang biasanya membuatku merasa tenang, kini hanya menambah perih di hatiku. Setiap kata yang keluar dari bibirnya terasa seperti duri yang menusuk-nusuk, meninggalkan luka yang semakin dalam.
Rasa sakit ini jauh lebih menyakitkan dibandingkan dengan tamparan atau lecutan ikat pinggang ayahku. Sungguh, seolah ada sesuatu yang hancur di dalam diriku, sebuah bagian yang tak mungkin diperbaiki lagi.
Aku ingin berlari, ingin pergi dari sini secepat mungkin. Namun, kakiku seakan terpaku di tempat, menolak untuk bergerak. Aku hanya bisa menatapnya, dengan perasaan yang campur aduk antara marah, kecewa, dan patah hati.
Jennie mulai melangkah mendekat, meninggalkan Taehyung yang masih berdiri di tempat, kebingungan dengan apa yang baru saja terjadi.
Langkah-langkahnya terdengar pelan tapi pasti, seakan dia berusaha mendekatiku, tapi setiap langkahnya hanya membuat dadaku semakin sesak. Rasanya seperti dunia ini sedang menghancurkan satu-satunya hal yang pernah aku sayangi.
Namun sebelum Jennie sempat mencapai tempatku berdiri, aku memaksa diriku untuk berpaling.
Kata-kata Jungkook tentang bagaimana Jennie mungkin merasa jijik terhadapku kembali berputar di pikiranku, mengiris-iris sedikit harapan yang masih tersisa. Aku merasa tercekik, seolah tidak ada cukup udara di sekitar untuk bernapas.
Aku tidak bisa menghadapi ini sekarang, tidak dengan semua emosi yang menghancurkan hatiku. Tanpa berkata apa-apa, aku berbalik dan berjalan menjauh, meninggalkan Jennie di belakang.
Setiap langkah yang aku ambil seperti beban berat yang menghantamku berulang kali.
Aku bisa mendengar suara langkahnya yang berusaha mengejarku, tapi aku terus berjalan, mempercepat langkahku. Setiap langkah menjauh darinya terasa seperti memotong bagian dari diriku sendiri.
Aku merasa bodoh dan ingin sekali menampar diriku sendiri dengan keras. Mengapa aku begitu lemah? Mengapa aku membiarkan diriku jatuh begitu dalam, dan semudah itu aku dibodohinya?
Air mataku jatuh, tidak bisa aku tahan lagi.
Sial! Aku tidak bisa membayangkan betapa jijiknya dia terhadapku semalam. Aku hanya ingin keluar dari sini, sebelum rasa malu ini menelanku hidup-hidup.
Ternyata kau sama saja, Jennie Kim. Seperti semua orang yang pernah mengecewakanku, kau juga tak lebih baik.
Jennie POV
Aku berlari mengejar Lisa, suara keramaian kantin seolah menghilang di sekelilingku. Saat aku akhirnya berhasil meraih tangannya, aku bisa merasakan betapa dinginnya tanganku di genggamannya yang tegang.
"Lisa! Tunggu!" aku memanggil dengan napas yang terengah-engah, mencoba menarik perhatiannya.
Gadis itu berhenti, namun dia tidak menoleh. Matanya tertutup rapat, dan aku bisa melihat perasaan sakit yang mendalam terpancar dari tatapannya yang terluka. Aku merasakan betapa beratnya keputusan untuk mengejar Lisa, namun aku merasa harus menjelaskan semuanya.
"Lisa, aku... aku ingin menjelaskan. Aku tahu ini mungkin tampak sangat buruk, dan aku minta maaf jika membuatmu merasa seperti ini," ucapku, berusaha menenangkan nada suaraku. "Aku tidak bermaksud membuatmu terluka."
Lisa menarik tangannya dengan keras, berusaha melepaskan diri dari genggamanku. "Jadi, sekarang kau mau menjelaskan? Setelah semuanya terjadi?" dia berkata dengan nada dingin sarkastik. "Terima kasih sudah membuatku merasa terhina, lepas."
Aku tetap menggenggam tangan Lisa, meskipun aku bisa melihat kemarahan di matanya yang semakin dalam. "Lisa, tolong... Jangan seperti ini. Aku minta maaf kalau aku membuatmu merasa buruk. Aku janji, ini bukan seperti yang kau bayangkan."

KAMU SEDANG MEMBACA
THE SKRIP (GXG)
FanfictionDalam dunia yang penuh dengan rahasia dan emosi terpendam, Jennie dan Lisa terjebak di antara harapan orang-orang di sekitar mereka dan kebenaran hati mereka sendiri. Saat mereka mencoba mengatasi kerumitan hubungan mereka, tantangan tak terduga mun...