#MOERZA | Jika Kita Bertemu Kembali [MARKNO AU]

Bagian 23 - Tragedi yang Lebih Besar

🍁

Tragedi yang Lebih Besar

Memilih jatuh cinta berarti memilih mengambil risiko. Disakiti atau dilepaskan adalah sebuah tragedi. Dan, itu mungkin terjadi.

Tetapi memilih untuk tidak mengambil risiko,
dan kehilangan kesempatan untuk bertemu cinta dalam hidupmu adalah tragedi yang lebih besar.

Dan, itu mungkin terjadi.

Najwa Zebian
The Nectar of Love.

[Disarankan membaca sambil mendengarkan lagu Christian Bautista - The Way You Look At Me.]

Pukul tujuh pagi, ketika Moeza membuka matanya, ia melihat notifikasi yang membuatnya tidak dapat menahan senyum. Lalu, sebelum membaca e-mail itu, Moeza beranjak untuk bertemu dengan kucing cantiknya.

"Moeww meoww.." Moel yang melihat majikannya sudah mendekat langsung berdiri dan mengeong.

"Cantiknya, El. Makannya habis, ya?" Ucap Moeza, setelah melihat tabung makanan si kucing kosong. Lantas, setelah Moeza mengisi ulang makanannya, ia terdiam menatap si kucing cantiknya yang sibuk dengan makanannya.

Moel itu singkatan dari Moeza dan Elang. Mungkin tak banyak yang tahu tentang singkatan nama itu, kecuali satu orang, yaitu Miuza. Dan, Moeza masih tidak mengerti, mengapa ia memberikan nama itu untuk kucingnya. Pun, ia tidak pernah menyangka akan bertemu dengan sosok Erza di masa depan.

"Sekarang Daddy kamu lagi apa, ya? Semoga dia baik-baik di sana. Saya kangen Daddy kamu, tapi sepertinya dia lagi sibuk." Moeza menghela napas sedikit frustasi. Beberapa hari ini, ia merasa amat rindu dengan kekasihnya itu. Namun, Moeza tahu jika Erza-nya juga sama frustasinya, karena Erick selalu meminta anaknya untuk kembali bekerja di perusahaan.

Dan, semoga saja tekanan itu tidak mempengaruhi mental kekasihnya. Batin Moeza.

Malamnya, kediaman Joe dan Jiu diramaikan oleh kehadiran alumni TK Kancil yang tidak lain terdiri dari enam lelaki yang kini telah beranjak dewasa. Malik dan Nino datang lebih awal, dan membawa kedua anaknya, yaitu Mano dan Niyo. Lalu, Homi yang juga datang bersama suaminya. Kemudian, Moeza yang sudah dua bulan memutuskan untuk pulang. Meskipun, harus meninggalkan New York dan kekasihnya.

"Renan belum balik juga, ya?" Tanya Malik, sambil menggendong putranya. "Dia masih di jalan habis jemput adiknya." Jawab Miuza, membawa baskom yang berisikan es buah.

"Masih usaha cathering nggak sih itu Bapaknya?" Tanya Homi. Maklum, lelaki itu sudah menetap di Melbourne selama lima tahun dan tahun ini Homi kembali ke tanah air, sebab suaminya ditugaskan mengurus cabang perusahaan di Kalimantan.