Matahari mulai terlihat di ujung bumi bagian timur. Seorang pria manis bernama Shotaro terbangun akibat alarm yang dia setel sendiri di ponselnya. Lelaki pendek itu menggeliat kecil kemudian duduk dan termenung sebentar.
Tok tok tok
Baru saja terbangun, dia sudah mendengar seseorang mengetuk pintu. Siapa kira-kira? Shotaro tidak membuat janji dengan siapapun sepertinya. Segera si manis beranjak dari kasur yang lebih mirip karpet berisi kapas itu untuk membuka pintu dan melihat siapa yang bertamu.
Ah, ternyata tetangga kontrakannya.
"Ada apa, ahjumma?" Tanya Shotaro lembut dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.
"Seseorang meninggalkan kantong berisi makanan di depan pintu rumah kita. Ambilah sebelum ada yang mencurinya" Ujar ahjumma itu sambil menyodorkan kantong yang entah apa isinya itu.
"Makanan? Apa ahjumma juga dapat?" Tanya Shotaro lagi.
Wanita parubaya itu mengangguk, "iya. Aku lihat di sepanjang pintu kontrakan ini, dapat semua. Aku harus ke pintu berikutnya untuk memberitahu yang lain" Ahjumma itu lalu pergi begitu saja dan mengetuk pintu lain.
Benar saja, setelah Shotaro lihat, memang di sepanjang pintu; ada kantong plastik yang lumayan besar.
Shotaro tidak mau ambil pusing, dia kemudian masuk untuk meng-unboxing kantong itu dan melihat apa isinya. Cukup banyak, seperti bingkisan dari caleg yang mau menyogok warga— eh.
Ada roti-rotian, daging ayam, telur, keju, minyak goreng, sayuran, minuman kaleng, makanan kaleng, dan ada vitamin juga.
"Siapapun yang memberi ini, adalah orang baik. Semoga Tuhan menyayanginya" Ucap Shotaro dengan senyuman. Karena adanya semua ini, dia jadi tidak perlu repot repot berbelanja ke pasar.
Segera Shotaro membersihkan dirinya dan memasak sarapan sebelum akhirnya pergi ke toko bunga, seperti biasa.
Lagi lagi Shotaro merasa ada yang aneh. Berkali-kali ia menoleh ke belakang untuk memastikan apakah ada yang menguntitnya atau tidak. Udara pagi jadi terasa menakutkan karena si manis terus merasa sedang diikuti. Akhirnya ia memilih mengeratkan jaketnya dan berjalan dengan sedikit berlari kecil agar cepat sampai ke tempat kerja. Hal itu telah mengukir senyuman di wajah seorang pria jangkung yang tengah bersembunyi di balik tembok salah satu ruko.
"Selamat pagi bunga-bungaku yang manis. Apakah kalian kehausan?" Shotaro dengan lucunya berbicara dengan bunga bunga yang sedang ia susun seolah ia akan mendapat jawaban balik. Seram juga kalau dipikir.
Ketika asik menyiram bunga bunga cantiknya, lelaki manis itu kedatangan seorang pelanggan laki-laki. Tampan atau tidak, tidak masalah, yang penting dia memesan bunga dengan jumlah yang tidak main banyaknya. Dia memesan 100 tangkai bunga mawar merah dalam satu bucket. Shotaro sampai kaget dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(✔) HUTANG [Sungtaro] | END
FanfictionCerita ini adalah remake dari cerita "I Do Anything To Get You" dengan alur serupa namun dengan pemain yang berbeda. ______________________________________________ Sungchan sebenarnya sudah jatuh hati pada Shotaro sejak pertama kali melihatnya. Namu...