Part 25

717 85 6
                                    

Memang jalan ke depan tidak ada yang tahu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memang jalan ke depan tidak ada yang tahu. Kita sudah berusaha semampunya tapi Tuhanlah yang menentukan takdir. Siapa sangka? Seperti halnya Shotaro saat ini. Hatinya di penuhi rasa cemas dan gundah. Niatnya yang ingin cuti sebentar untuk mengunjungi makam ibunya malah berubah 180°. Pagi ini ketika berkunjung ke rumah bibi Kim untuk meminta izin, dia malah mendapatkan fakta mengejutkan.

Nenek Kim meninggal.

Kalian ingat nenek Kim? Nenek yang membukakan pintu untuk Sungchan di awal kedatangan Sungchan ke kampung ini. Ibunya bibi Kim; pergi dengan damai dalam tidurnya. Bibi Kim menyambut kedatangan Shotaro dan Sungchan yang ingin meminta izin; dengan lelehan air mata.

Dengan sesenggukan bibi Kim berucap. "Hanya dia seorang yang bibi punya. Sekarang dia pun telah pergi ke surga, meninggalkan putri tunggalnya sendirian di dunia yang besar ini." Shotaro dan Sungchan turut merasa sedih tentu saja.

"Maaf, bibi tidak mengabarimu tentang hal ini. Kejadiannya begitu cepat, bibi hilang akal." Ungkap wanita setengah baya itu.

"Tidak apa, bi. Aku ke sini tadi niatnya untuk meminta izin tidak bekerja. Tapi nampaknya sedang tidak memungkinkan, aku akan menundanya dan membuka toko saja," Jawab Shotaro.

Bibi Kim lantas menggeleng dan merogoh sakunya. "Ini kunci toko. Ambilah toko bunga itu." Shotaro terkejut mendengar ucapan bibi Kim.

Bibi Kim melanjutkan. "Setelah ini, bibi akan pergi, nak. Toko bunga itu sudah berdiri selama lima tahun. Sayang kalau di tutup begitu saja. Tolong kau kelola dengan baik, bibi percayakan tempat itu padamu." Tatapan bibi Kim begitu sendu, sarat akan kesedihan, lelaki manis itu bahkan tidak tega.

Bibi Kim memeluk Shotaro dengan erat dan kembali meneteskan air mata. "Meski baru satu bulan, aku sudah menganggapmu sebagai anakku sendiri. Aku menyayangimu sebagai anakku."

Mendengar itu, hati Shotaro pun tidak lagi sanggup. Menetes pula air matanya mendengar ucapan bibi Kim, mengingat dia pun sudah sangat merindukan sentuhan kasih sayang dari seorang ibu.

"Pergilah jaga toko bunga itu, bibi amanahkan padamu."

Hal itulah yang membuat hati Shotaro gundah. Dia memegang kunci toko bunga dan sudah mendapatkan amanah menjaganya. Melihat wajah gusar sang kekasih hati, Sungchan lantas memegang tangan si manis.

"Ada apa, sayang? Kau memikirkan sesuatu?" Tanya Sungchan dengan lembut.

Shotaro mengangguk pelan. "Aku tidak yakin bisa mengelola toko bunga itu sendirian. Selama ini yang mengatur keuangan adalah bibi Kim." Mendengar itu, Sungchan tersenyum kecil.

"Aku punya pilihan bagus. Kita beli satu ruko di dekat rumah, kita buka toko bunga bibi Kim di sana. Semua bunga kita pindahkan ke sana. Bagaimana?" Tampak Shotaro berpikir sejenak.

"Begitukah bagusnya? Aku akan menurut. Sepertinya cukup bagus, jadi aku bisa menjaga toko itu."

Sungchan menoleh sekilas, "kau tidak bisa menjaganya, sayang. Kau harus kuliah."

(✔) HUTANG [Sungtaro] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang