Part 22

787 120 6
                                    

Sungchan tertidur seperti bayi karena demam yang menyerangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sungchan tertidur seperti bayi karena demam yang menyerangnya. Itulah kenapa Shotaro menjaganya sepanjang malam sampai tertidur dalam posisi duduk, tapi tangannya masih setiap mengusap rambut berkeringat dominan itu. Saat jam menunjukan pukul 6 pagi, Sungchan mengerjapkan matanya. Ia terbangun dan mendapati seorang pria manis sedang mengelus rambutnya. Pria yang selama ini ia jaga dan ia awasi secara diam-diam. Sungchan terbangun, Shotaro juga tersentak kecil.

"Kau sudah bangun? Kau sudah merasa lebih baik?" Tanya Shotaro dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

"Aku baik-baik saja. Maaf merepotkanmu" Jawab Sungchan, sebisa mungkin menghindari kontak mata dengan si manis. Ia juga tampak hendak berdiri. Namun ditahan oleh Shotaro.

"Chan" Si manis memegang lengan kekar itu.

"Sedang apa kau di sini?" Sungchan menghela nafas. Bagaimana cara dia menjawab pertanyaan itu? Apakah dia harus jujur? Bagaimana jika nanti Shotaro merasa risih dan takut.

"Hanya kebetulan lewat" Bohong Sungchan.

"Lalu dimana mobilmu? Tadi malam bajumu kuyup sekali"

Ah, iya. Sungchan sampai tidak sadar bahwa dia saat ini bertelanjang dada. Tidak ada satupun baju Shotaro yang muat di badan bongsor itu. Si manis hanya bisa memasangkan Sungchan; salah satu boxer yang memang kebesaran baginya.

"Terimakasih atas pertolonganmu" Shotaro berucap pelan, masih dengan menyentuh lengan si dominan.

Tidak lagi bisa menahan diri, Sungchan akhirnya memberanikan diri menatap wajah si manis. Dapat ia lihat mata jernih itu sudah merah dan berair. Wajah menggemaskan itu, pipi yang semakin membulat itu. Ya Tuhan, Sungchan begitu merindukan Shotaro. Perlahan seutas senyum tergambar di wajah tampan Sungchan. Secara sadar atau tidak, tangannya terangkat menyentuh pipi si manis.

"Aku senang melihatmu sehat dan bahagia" Ungkapan itu seketika membuat air mata Shotaro menetes. Bohong jika si manis tidak merasakan rasa rindu pada Sungchan. Diapun turut merindukan lelaki jangkung ini. Sentuhan ini, tatapan itu, membuat dada Shotaro menjadi sesak.

"Maaf merepotkanmu, aku akan segera pergi"

"Tidak" Sentak Shotaro reflek.

"Bajumu masih basah, suhu tubuhmu masih tinggi. Kau boleh pergi kalau sudah sembuh" Sungchan tidak menjawab, ia memilih menurut dan kembali merebahkan dirinya.

Shotaro beralih menyiapkan sarapan sebelum ia pergi ke toko bunga. Ia membuat sup ayam, dan membawanya untuk makan berdua dengan Sungchan.

"Makanlah" Ucapnya lembut sambil mengarahkan sendok ke mulut si dominan. Tatapan Shotaro terlihat tulus dan penuh kelembutan. Hal itu membuat Sungchan sedih. Ia memakan sup itu sambil menahan air mata. Seketika ia mengingat kembali hal hal jahat yang dulu sempat ia lakukan pada makhluk baik hati ini.

"Kau pelacur sialan!"

"Dasar pelacur!"

"Sudah berapa dominan yang menidurimu?"

(✔) HUTANG [Sungtaro] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang