36

287 35 7
                                    

Kini seluruh anggota keluarga amordan sedang berkumpul di ruang tengah atas permintaan si bungsu. Bahkan Dirga dan mentari yang awalnya duduk berdua dihalaman belakang dipaksa untuk masuk karna katanya Venus ingin mengatakan sesuatu. Laura bahkan penasaran, apa yang ingin dikatakan putri bungsunya ini.

"Venus mau bilang apa? " tanya Laura. Venus menatap sang ibunda lalu tersenyum.

"Venus mau minta adek, boleh? " ujar Venus yang membuat seluruh keluarganya terkejut. Kenapa tiba tiba anak ini meminta seorang adik?

"Kok tiba tiba lo minta adek? Habis kebentur apa? " celetuk Virgo dan dibalas dengan lirikan sinis oleh Venus.

"Virgo benar, tumben kamu minta adek? " kali ini Dirga yang bertanya pasalnya tidak biasanya Venus mengatakan hal yang berhubungan dengan 'adik'.

"Karna Venus tadi nggak sengaja ketemu sama anak kecil, dia lucu banget. Dia tinggal di panti dan harus jualan tiap hari. Venus kasihan, jadi pengen ajak ayah sama Buna buat adopsi" ujar Venus. Anggota keluarganya saling memandang satu sama lain lalu kembali memandangi Venus.

"Kalau jatuhnya kamu kasihan karna dia tinggal di panti, lebih baik adopsi aja semuanya" sahut Dirga. Venus menggeleng, yang ia inginkan hanya Dean.

"Venus cuman mau anak yang namanya Dean, nggak mau semuanya" jawab Venus

Laura kini beranjak untuk berpindah duduk ke sisi Venus. Ia menangkup wajah Venus menggunakan kedua tangannya lalu mengecup kening Venus.

"Bukannya ayah dan Buna nggak mau, cuman ayah sama Buna nggak mau nambah anak lagi sayang. Kamu, Virgo, dan kak mentari udah lebih dari cukup buat kami. Kalau kamu kasihan, berdoa aja semoga ada keluarga baik yang mau mengadopsi anak kecil yang kamu temuin itu" ujar Laura panjang lebar. Venus menunjukkan raut wajah sedih, Laura mengusap kepala putri bungsunya itu.

"Jangan sedih ya Venus? Ikutin dan ngertiin ayah sama Buna" ujar mentari ikut memberikan pengertian kepada adiknya. Venus hanya mengangguk lemah.

***

Pagi harinya.

Ketika pagi hari telah tiba, Venus pergi pagi pagi sekali untuk mencari keberadaan Dean. Ia kembali menggunakan mobil milik sang kakak tanpa izin. Venus benar benar ingin menemui pemuda kecil yang mengambil perhatiannya. Ia mengendarai mobil dengan kecepatan diatas rata rata. Mobil yang dikendarai Venus pergi ke arah tempat dimana ia dan Dean bertemu.

Tak lama, Venus sudah sampai di tempat yang dimana ia dan Dean bertemu tadi malam. Ia keluar dari mobil dan mulai menelisik, mencari keberadaan pemuda kecil itu. Hingga pada akhirnya ia tersenyum tipis melihat seorang pemuda kecil tengah menjejalkan tissue jualannya kepada orang orang yang sedang beraktivitas pagi disana. Dengan cepat Venus menghampiri pemuda kecil itu.

"Hai Dean, masih ingat sama kakak? " sapa Venus. Dean yang dipanggil pun menoleh dan tersenyum.

"Hai juga, masih ingat kok! Kakak ngapain disini? " tanya Dean. Venus tersenyum dan mengusap kepala Dean.

"Kakak mau ketemu kamu aja. Ayo kita duduk disana" ajak Venus, ia mulai menggiring Dean menuju sebuah bangku yang ada di taman.

Mereka berdua duduk disana untuk berbicara. Venus ingin menanyakan beberapa hal kepada Dean.

"Dean tinggal di panti asuhan yang ada dimana? Terus nama panti asuhannya apa? " tanya Venus. Ia harus tau nama panti asuhan tempat Dean tinggal.

"Nama panti asuhannya itu, panti asuhan pelita. Dean tinggal disitu kak" jawab Dean. Venus mengangguk paham.

"Ada berapa anak yang tinggal disana? "

"Ada sekitar 50 orang lebih termasuk Dean, kebanyakan udah diadopsi" jawab Dean lagi.

Venus tersenyum tipis, baiklah akan ia ajak keluarganya untuk berkunjung kesana sekaligus ia ingin melihat kondisi panti asuhan itu.

TBC

Anjay cerita terbengkalai. Cerita ini mungkin bakal el bikin end, hehe..

Jangan lupa vote and share

See you

Printilan Keluarga Amordan (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang