37 (END)

492 28 4
                                    

Skip time.

Setelah Venus menemui Dean tadi pagi, ia langsung pulang untuk mengajak keluarganya agar pergi ke panti asuhan itu bersama sama. Venus bilang jika ia ingin mengajak keluarganya untuk memberikan bantuan kepada panti asuhan itu, bantuan berupa makanan, pakaian, dan uang. Ia juga bilang jika ia tidak bisa membuat Dean bahagia dengan cara mengadopsi anak laki laki itu, setidaknya Venus masih bisa membuat semua anak panti merasa bahagia dengan bantuan yang diberikan keluarganya.

Dan malam ini, disinilah keluarga kecil amordan berada. Di panti asuhan pelita. Tempat dimana kurang lebih 50 anak tinggal. Keluarga kecil itu datang dengan mobil pribadi mereka dan diikuti sebuah mobil truk pengangkut barang yang membawa semua barang barang untuk bantuan.

"Kita masuk sekarang? " ujar laura. Suami dan ketiga putrinya tersenyum lalu mengangguk.

Mereka mulai melangkahkan kaki mereka masuk ke panti asuhan itu. Ketika sampai diambang pintu masuk, mereka sudah melihat banyak anak yang melakukan aktivitas. Seperti bermain bersama, lari larian, dan ada yang sekedar berbaring untuk beristirahat. Ditempat yang terlihat sederhana ini, mereka masih terlihat bahagia.

"Kak Venus! "

Venus menoleh ketika mendengar seorang anak laki-laki memanggil namanya. Ia tersenyum ketika melihat anak itu menghampirinya, itu adalah Dean. Anak yang membuat Venus menginginkan seorang adik dan meminta kepada orang tuanya agar mengadopsi anak itu kini tersenyum kepadanya.

Dean berlari menghampiri Venus, Venus melebarkan tangannya untuk menyambut anak itu kepelukannya. Saat sampai di hadapan Venus, Dean segera memeluk gadis yang telah berbaik hati membantunya itu. Dirga dan Laura tersenyum sendu melihat putri bungsu mereka dan anak salah satu anak panti berpelukan.

"Apa ini yang namanya Dean, hm? " tanya Laura kepada Dean menggunakan nada lembutnya. Dean yang mendengar itu segera melepaskan pelukannya dan menatap kearah Venus seolah bertanya 'apa Dean boleh menjawab? ' Venus yang mengerti menganggukkan kepalanya.

"Iya, aku Dean" jawab Dean sembari tersenyum. Laura mengusap kepala anak itu dan tersenyum gemas.

"Hai anak anak, ayo sini. Kakak punya mainan loh! " seru Virgo guna memanggil anak anak panti lainnya untuk mendekat. Anak anak lain yang mendengar ada mainan pun segera menghampiri Virgo dengan antusias.

"Biar tertib, kalian baris ya? Nanti kakak kasih satu satu. Oke? " ujar Virgo dan segera dituruti anak anak panti. Mereka mulai berbaris memanjang kebelakang dan mulai mengantri mainan. Virgo mulai membagi mainan baru yang ada didalam kardus kepada anak anak itu.

Mentari sendiri memilih untuk duduk dilantai beralaskan tikar bersama lima anak laki laki dan perempuan. Mentari membagikan makanan yang ia bawa tadi. Mentari tersenyum melihat bagaimana bahagianya kelima anak anak itu ketika memakan makanan yang ia berikan.

"Makanan ini enak. Apa nama makanan ini kakak? Kami baru pertama kali mencobanya" ujar salah satu gadis dengan wajah yang begitu manis meski sedikit kotor.

"Ini namanya pizza, yang itu burger, terus itu spaghetti, dan yang terakhir donat. Makanan ini emang enak tapi nggak boleh dimakan sering sering" ujar mentari. Senang rasanya melihat anak anak ini makan dengan lahap.

"Kami juga nggak bakal bisa makan sering sering kak, pasti ini mahal. Penghasilan kami juga nggak bakal cukup" sahut salah satu anak laki laki. Hati mentari seketika terenyuh.

"Yaudah, mulai hari ini kakak bakal sering sering datang dan bawa banyak makanan buat kalian" ujar mentari untuk menghibur anak anak itu.

"Hihi kakak baik sekali, kami beruntung kakak dan keluarga kakak datang kesini. Kami nggak pernah dapat makanan seenak ini, mainan sebagus itu dan pakaian baru"

"Udah udah, sekarang kalian makan lagi. Nah ini minumannya, kalian minum ya? Biar nggak seret"

Disisi lain, Dirga dan Laura sudah berhadapan dengan ibu pemilik panti asuhan ini. Mereka memberikan sebuah amplop berisikan uang untuk membantu kehidupan anak anak disini.

"Semoga uang ini bisa membantu kehidupan semua anak anak disini, saya juga bakal sering ngasih anda uang sebagai tanda membantu anak anak disini. Dan anda harus menunggu sehari atau dua hari sebelum beberapa barang datang kesini" ujar Dirga sembari tersenyum. Ibu panti asuhan itu tersenyum sendu.

"Terima kasih tuan, nyonya. Berkat anda, kehidupan anak anak disini menjadi terbantu" ujar ibu panti itu.

"Sama sama, bukankah kita memang harus saling membantu?. Saya dan suami saya juga sepakat untuk merenovasi panti asuhan ini agar lebih nyaman untuk ditinggali" sahut Laura. Ibu panti asuhan itu mengangguk paham dan mengucapkan kata-kata terimakasih berulang kali.

"Kalau begitu saya pamit dulu" Dirga dan Laura mengangguk ketika ibu panti asuhan itu pamit untuk pergi. Ketika ibu panti itu pergi mereka segera melihat ketiga putri mereka yang melakukan kegiatan yang berbeda beda.

Venus yang bercanda ria bersama Dean dan beberapa anak lain, Virgo yang sedang membagikan mainan, lalu mentari yang duduk di lantai sembari makan bersama kelima anak panti ini. Dirga dan Laura merasa bangga memiliki ketiga putri seperti mentari dan sikembar. Dirga menarik Laura kedekapannya lalu berkata.

"Bukankah kita begitu beruntung mendapatkan putri seperti mereka" ujar Dirga dan diangguki oleh Laura.

Kehidupan mereka begitu berwarna dengan kehadiran ketiga putri mereka. Memiliki tiga putri dengan karakter yang berbeda beda benar benar menjadi bagian terbaik di kehidupan mereka.

"Waktu berjalan begitu cepat, tidak terasa tiga permata kita sudah hampir dewasa"

"Ya, kau benar istriku"

Setelah ini, mereka tidak tau alur yang disiapkan Tuhan untuk mereka. Ntah seberapa banyak ujian yang akan mereka lewati. Dirga dan Laura hanya bisa berharap jika mereka bisa melewati ujian itu bersama ketiga putri mereka dan terus hidup bahagia.

End

Hehe, cerita ini end juga. Maaf kalau endingnya nggak memuaskan sama sekali. El minta maaf kalau cerita ini juga nggak seru dan nggak sesuai ekspetasi kalian. Makasih udah mau baca dan Vote cerita el. Terus ikuti el di setiap karya el.

Jangan lupa vote and share

See you di cerita selanjutnya semua!

Printilan Keluarga Amordan (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang