Dua hari kemudian
Hari ini tepat dibawah sinar mentari yang sangat cerah di pagi hari, keluarga kecil amordan sedang menikmati suasana di pagi hari di teras depan rumah mereka. Dirga dan Laura duduk di sebuah kursi panjang yang terletak di halaman depan sedangkan kedua putri mereka bermain di atas rerumputan. Kenapa cuman dua? Karna mentari sudah izin bersepeda bersama teman temannya tadi, ia akan bersepeda mengelilingi perumahan dan bersepeda ke taman.
Disisi lain, Laura sedang menunggu kedatangan mobil truk pengangkut barang barang pindahan. Ya, hari ini Alina dan keluarganya akan pindah ke perumahan yang sama dengan Laura. Rumah yang akan ditempati oleh Alina ada di sebelah rumah Laura, kebetulan rumah itu kosong dan belum ada penghuni.
"Keluarga kak Alina akan pindah kesini hari ini. Aku tidak sabar menanti kedatangan kak Alina" ujar Laura pada Dirga. Dirga menatap istrinya itu.
"Benarkah? Kau akan mendapatkan teman. Dan secara kebetulan suami kak Alina itu rekan bisnisku" sahut Dirga. Laura yang mendengar itu tersenyum.
"Berarti kalian sudah kenal dan dekat? " tanya Laura, Dirga mengangguk mengiyakan ucapan istrinya itu.
Ketika asyik mengobrol, sebuah mobil truk pengangkut barang barang datang dan berhenti didepan rumah kosong disebelah rumah Dirga dan Laura. Setelah kedatangan mobil truk itu, tak lama disusul kedatangan mobil pribadi yang nampak mewah. Laura yakin itu adalah Alina, ia langsung berdiri bersama Dirga.
"LAURA!! " Alina berteriak ketika ia keluar dari mobil. Laura segera membuka pagar mereka dan menghampiri Alina. Mereka berpelukan dengan sangat erat.
Dirga juga berada dibelakang Laura bersama si kembar dengan Virgo yang ada di gendongannya. Ia menatap devan yang berada dibelakang Alina, devan adalah suami dari Alina sekaligus rekan kerja Dirga. Mereka saling melemparkan senyuman.
"Hai Dirga, aku tak menyangka kita akan menjadi rekan kerja sekaligus tetangga" ujar devan. Dirga terkekeh dan mengangguk.
"Ya, kurasa kita akan semakin dekat" sahut Dirga. Devan tertawa mendengar ucapan Dirga.
Venus yang berada disisi Dirga terus menatap sabiru, ia menatap bocah laki laki yang cadel itu dengan tatapan yang tidak ramah. ketika sabiru juga menatap Venus, Venus malah mengacungkan jari tengahnya pada sabiru membuat sabiru kaget.
"Ihh papa! Dia ngasih jali tengah ke sabilu! " adu sabiru pada devan sembari menunjuk venus. Devan yang mendengar aduan putra sulungnya itu menatap Venus, hal itu membuat Venus juga menatap devan.
"Apa lihat lihat? Terpesona ya? " celetuk Venus. Dirga yang mendengar ucapan putri bungsunya itu terkejut, kenapa Venus kurang ajar sekali.
"Venus, jangan berbicara seperti itu! " tegur Dirga. Tapi itu Venus, ia tidak akan mau diatur.
"Putrimu sangat unik Dirga" ujar devan sembari tertawa.
Kemana Laura dan Alina? Mereka sudah duduk di kursi panjang di halaman Laura, tempat Laura dan Dirga duduk sebelumnya. Ntah sejak kapan mereka sudah berada disana, tidak ada yang menyadari hal itu.
"Ayah, turunin vivi" pinta Virgo pada Dirga, Dirga langsung menuruti ucapan putrinya itu dan menuruni Virgo dari gendongannya.
"Om, boleh vivi ajak abian main ke taman di perumahan ini? " ujar Virgo yang meminta izin pada devan.
"Jangan meminta izin nak, jika abian nya mau langsung ajak saja" ujar devan. Virgo menatap abian, abian nampak mengangguk dengan semangat.
"Abian mau! Ayo kita main" ujar abian. Virgo mengangguk dan menarik tangan abian.
"Venus, ikut sana. Sekalian ajak sabiru nya main" ujar Dirga. Venus menatap Dirga dan mengangguk.
"Oke, Venus mau ambil mobil Venus dulu"
Seusai mengatakan hal itu, Venus langsung berlari menuju garasi dirumahnya untuk mengambil mobil miliknya. Venus mengeluarkan mobil miliknya dan ia kendarai menghampiri sabiru. Ingat mobil yang ia gunakan untuk mengangkut belanjaan? Ya seperti itu mobilnya hanya saja mobil nya kali ini berbentuk seperti mobil pribadi.
"Ayo naik" ajak Venus pada sabiru, sabiru nampak ragu dan menatap devan untuk meminta kepastian. Devan yang mengerti pun mengangguk untuk meyakinkan sabiru.
"Masa cewek yang nyetir? " ujar Dirga. Venus menatap sang ayah
"Emangnya kenapa? Ada larangannya? " Dirga menggeleng, ia tak akan pernah menang jika berdebat dengan Venus.
Sabiru naik ke mobil mainan milik Venus dan duduk di kursi sebelah Venus. Venus yang melihat itu langsung mengendarai mobilnya untuk menyusul Virgo dan abian.
"Hei, sebaiknya kita pergi ke gym saja bagaimana? " ajak devan. Dirga menyetujui hal itu.
"Ide yang bagus"
TBC
Devan, suami Alina, ayah dari sabiru dan abian, rekan bisnis Dirga.
Mobil Venus yang kedua
Hehe, akhirnya el up lagi nih. Sorry ya udah lama nggak up Karna el fokus ujian. Doa in ya semoga nilai el bagus.
Jangan lupa vote and share
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Printilan Keluarga Amordan (END)
Humor⚘『Hanya sepenggal kisah dari keluarga kecil dirga-laura bersama tiga putri kecil mereka, mulai dari kecil hingga beranjak dewasa. 』