02

1K 81 11
                                    

Kini keluarga kecil Laura dan Dirga sedang melaksanakan acara sarapan bersama. Mereka sarapan dengan tenang, kecuali satu orang. Laura melirik ketiga putrinya sembari mengunyah, dua putrinya makan dengan anggun dan tenang kecuali satu, yaitu Venus. Bagaimana tidak? Disaat semua orang makan menggunakan sendok garpu, bocah iblis itu langsung menggunakan tangannya. Tentu karna cara makannya membuat Venus cemong.

"Venus, kenapa makannya nggak pake sendok dan garpu? " tanya Laura. Venus melirik sang ibunda dan tersenyum lebar.

"Biar cepat buna" sahut gadis kecil itu. Laura menghela nafas dan melanjutkan memakan sarapannya sedangkan Dirga hanya terkekeh melihat interaksi antara istri dan anak bungsunya.

"Seharusnya buna nggak usah nanya, pasti ada aja jawaban Venus" ujar mentari dan itu berhasil membuat Laura tertawa. Itu memang benar, disituasi apapun Venus akan selalu bisa menjawab.

"Nanti kita ke mall ya buat belanja, soalnya bahan bahan di kulkas pada habis" ujar Laura. Ketiga putrinya mengangguk secara serentak. Dirga menatap Laura

"Biar aku temani, aku bisa mengambil libur" mendengar ucapan Dirga membuat Laura menatap suaminya.

"Kau terlalu sering libur, biar aku dan anak anak saja. Lagipula kau harus berkerja, kalau tidak bagaimana akan memberi kami uang? " tanya Laura dan diakhiri dengan tawaan. Tentu itu hanya candaan sebab jika Dirga libur 3 bulan pun pemasukan mereka tidak akan berkurang.

"Baiklah kalau begitu, jika ada apa apa kabari aku" Laura mengangguk mengiyakan ucapan suaminya itu.

Mereka melanjutkan acara sarapannya dengan diselingi canda dan tawa. Setelah sarapan Dirga langsung beranjak untuk mandi dan pergi ke kantor sedangkan ketiga putri mereka langsung kabur ke ruang tengah untuk menonton TV. Tersisa Laura yang membersihkan meja makan yang berantakan.

***

Skip, siang hari

Saat siang harinya, Laura bersama ketiga putrinya telah sampai di mall untuk berbelanja kebutuhan rumah tangga. Ia tak yakin jika hanya kebutuhan rumah tangga sebab pasti ketiga putrinya meminta hal lainnya seperti mainan contohnya. Laura tidak melarang selama hal yang mereka minta masih masuk akal dan tidak cepat membuat mereka bosan.

Laura melangkahkan kakinya sembari mendorong troli belanjaan. Disisi kanan dan kirinya sudah ada mentari dan Virgo sedangkan Venus berjalan duluan didepan, katanya ingin memimpin. Mereka sedang berada di bagian snack jadi Laura membebaskan putrinya mengambil snack favorit mereka. Mentari dan kedua adiknya tentu senang dan langsung mengambil snack favorit mereka.

"Jangan ambil yang manis manis terlalu banyak, gigi kalian bisa sakit" ujar Laura memperingati ketiga putrinya, terutama Virgo. Putrinya yang satu itu benar benar pecinta hal hal yang manis, untung gigi Virgo tidak cepat rusak.

"Okey dokey buna"

Mentari, Virgo dan Venus berpencar. Mentari dan Virgo pergi ke bagian snack manis sedangkan Venus ke snack pedas. Ntahlah, gadis mungil satu ini suka sekali snack pedas.

Disaat Venus sedang memilih snack yang akan ia beli, tiba tiba Venus didatangi dua pemuda yang lebih tua darinya, mungkin mereka sudah SMA. Salah satu dari mereka berjongkok dan menyamakan tinggi mereka dengan Venus. Venus menatap pemuda yang berjongkok dihadapannya dengan tatapan polos. Aslinya mah kagak polos ini anak.

"Hai adek kecil, kakak boleh numpang nanya? " tanya pemuda itu. Venus mengangguk dan tersenyum.

"Silahkan, tanyakan semuanya karna Venus tau segala galanya"

"Adek tau tempat jual kepala anak kecil nggak? " tanya pemuda itu lagi. Niat mereka ingin mengerjai Venus hingga Venus menangis. Namun dugaan mereka salah sebab Venus memasang wajah datar.

"Hehe Venus nggak tau" jawab Venus. Kedua pemuda itu mendesah kecewa, niat mereka malah gagal.

"Kak" panggil Venus hingga kedua pemuda itu menoleh.

"Kenapa dek? "

"Kakak manis banget deh, nikah yuk? "

TBC

P, seru nggak? Kalau nggak ya mon maap aja.

Jangan lupa Vote and share ya

See you guys

Printilan Keluarga Amordan (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang