Siang harinya
Kini Dirga dan keluarga kecilnya baru saja selesai melakukan kegiatan makan siang bersama. Biasanya, ketika baru selesai makan mereka akan berbincang bersama. Ntah itu mengenai sekolah, keinginan, atau bahkan membahas hal hal random. Sekarang mereka sedang mendengarkan cerita dari mentari dengan seksama. Mentari sedang menceritakan bagaimana teman temannya disekolah.
"Teman teman mentari itu baik baik kok yah, walau ada beberapa yang ngeselin" ujar mentari mengakhiri ceritanya. Dirga mengangguk paham, sedangkan Laura yang sedang merapikan meja makan yaitu mengangkut piring kotor ke tempat cuci piring hanya tersenyum.
"Kalau ada yang jahat bilang ke ayah atau buna, jangan di pendem sendiri" ujar Dirga. Mentari tersenyum dan mengangguk. Senang rasanya mendapat keluarga angkat seharmonis ini dan sudah mentari dapatkan sejak bayi.
"Memangnya siapa yang mau jahatin kakak? Nggak akan ada yang berani jahatin anak dari aktor terkenal" sahut Virgo. Mereka yang mendengar sahutan Virgo langsung terkekeh, ada ada saja putri tengah itu.
Disaat mereka asyik terlarut dalam suasana kebahagiaan keluarga mereka, suara ketikan pintu yang sangat kuat dan brutal terdengar menyapa indra pendengaran mereka. Dirga yang mendengar itu pun segera beranjak untuk melihat siapa yang datang dan mengetuk sekuat itu. Ketiga putri Dirga juga ikut membuntuti sang ayah. Laura yang juga penasaran pun mencuci tangannya yang sudah terkena sabun cuci piring dan mengeringkan tangannya, setelah itu Laura langsung menyusul suami dan anak anaknya.
Cklek
Ketika pintu terbuka, Dirga bisa melihat seorang wanita dengan wajah di make up tebal yang menampilkan raut wajah marah. Disebelah wanita itu terdapat seorang gadis kecil seusia putri kembarnya yang sedang menangis tersedu sedu. Dirga menatap wanita itu dengan raut wajah tenang.
"Ada apa anda datang kemari, nyonya? " tanya Dirga dengan sopan dan nada bicara yang tenang.
"Aku kesini ingin meminta pertanggung jawaban atas perbuatan putrimu kepada putriku! " ujar wanita itu penuh emosi. Ya, itu adalah ibu dari queen. Ibu queen datang kemari karna tak Terima anaknya mendapatkan kekerasan.
"Apa maksud anda? " ujar Laura. Ia sedikit penasaran dan tidak diterima putrinya di tuduh seperti itu.
"Putri kalian yang bernama Venus itu memukul kepala queen dengan sangat kuat. Kalian harus bertanggung jawab untuk pengobatan putriku" ujar ibu queen lagi. Dirga dan Laura saling melempar tatapan.
"Cuman dipukul tapi minta tanggung jawab kayak anaknya habis di tabrak aja" celetuk Virgo dan itu berhasil membuat amarah ibu queen semakin meluap.
"Sudah sudah, kami akan transfer uang ke rekening anda. Berapa yang anda butuhkan? " tanya Laura. Ibu queen nampak menimang nimang.
"2 juta" Laura membulatkan matanya ketika mendengar nominal yang disebutkan ibu queen. 2 juta? Bukankah itu terlalu berlebihan karna queen hanya dipukul. Laura menatap Dirga, Dirga mengerti arti tatapan itu dan mengangguk.
"Baiklah,sesuai keinginan mu. Berikan nomor rekeningmu" ujar Dirga. Ibu queen langsung tersenyum dan menyebutkan nomor rekeningnya. Dirga langsung mengeluarkan ponselnya dan mentransfer yang sesuai keinginan ibu queen.
"Sudah,anda bisa pergi dari sini dan kita tidak memiliki urusan lagi"
"Baiklah, tapi ajari putrimu itu agar tidak main kekerasan. Masa anak aktor terkenal suka main kekerasan" ujar ibu queen dan langsung pergi sembari menggandeng tangan putrinya.
Dirga menutup pintu kembali dan menatap Venus dengan tatapan penuh amarah. Venus yang di tatap seperti itu membalas tatapan sang ayah dengan tatapan tajam. Dirga berjalan mendekati Venus,sedangkan Laura bersama kedua putrinya yang lain melihat aksi antara ayah dan anak bungsu itu.
"Apa yang kamu lakukan Venus!?ayah tidak pernah mengajarimu untuk melakukan tindakan kekerasan terlebih itu pada temanmu. Apa kau sudah mulai membangkang dan menjadi anak nakal?!" Ujar Dirga dengan nada bicara yang tinggi. Ia tidak pernah mengajari anak anaknya untuk melakukan tindakan kekerasan, namun ketika mendengar jika queen dipukul oleh Venus membuat ia marah.
"Venus melakukan hal ini karna queen duluan! Dia nyakitin Vivi jadi Venus balas! Ayah nggak usah sok tau gitu aja karna ayah nggak ada disana. Apa yang ayah tau? Bahkan ayah nggak ngeliat. Ayah cuman tau marah marah kalau Venus salah. Dan queen itu bukan teman Venus! " sentak Venus lalu pergi menuju kamarnya. Dirga yang mendengarkan penuturan putrinya itu terkejut. Bagaimana bisa anak kecil berumur 6 tahun berbicara seperti itu.
"Mentari,virgo kalian susul Venus ya? " titah Laura. Mentari dan Virgo mengangguk dan langsung menyusul adik mereka. Sedangkan Laura menghampiri suaminya.
"Jangan terlalu keras, kita tau Venus itu bagaimana. Dia tidak akan bertindak jika lawannya tidak memulai. Lagipula dia itu menuruni gen mu, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Semarah apapun dirimu, begitu juga Venus" tutur Laura sembari mengusap punggung Dirga. Dirga kini hanya diam, menyesal karna sudah membentak putrinya sendiri.
"Aku bersalah.."
TBC
Hai! El up lagi nih. Siapa yang kangen Venus, Virgo, dan mentari?!
Jangan lupa vote and share
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Printilan Keluarga Amordan (END)
Humor⚘『Hanya sepenggal kisah dari keluarga kecil dirga-laura bersama tiga putri kecil mereka, mulai dari kecil hingga beranjak dewasa. 』