Pagi hari di perumahan cempaka
Matahari telah muncul menyapa para penghuni bumi. Cahayanya yang cerah mampu membuat siapa saja menjadi semangat untuk melaksanakan aktifitas mereka. Pagi ini, keluarga kecil Dirga sudah siap untuk melakukan rutinitas mereka setiap hari. Dirga sudah siap dengan kemeja hitam nya, mentari dan virgo sudah siap dengan seragam sekolah mereka. Virgo akan merasakan sekolah menengah atas pertama kalinya, ia satu sekolah dengan mentari.
Saat ini, mereka sedang melakukan kebiasaan orang orang pada umumnya yaitu sarapan. Tidak ada yang membuka suara karna mereka fokus pada sarapan masing masing. Namun Dirga sedari tadi terus menatap putri keduanya yaitu Virgo, gadis itu nampak murung dan tidak bersemangat.
"Vivi, kenapa murung? Apa kamu sakit? " tanya Dirga yang akhirnya membuka suara karna melihat Virgo yang murung. Yang diajak bicara menatap Dirga.
"Tidak ayah, Virgo baik baik saja" jawab Virgo. Mentari paham dengan perasaan adiknya, ia peka dengan kondisi Virgo.
"Dia merindukan saudara kembarnya ayah" sahut mentari. Virgo menatap mentari dengan tatapan tajam membuat mentari membuang muka sembari tersenyum.
"Ahh, begitukah? Tenang saja dia akan kembali" ujar Dirga sembari tersenyum. Laura hanya tersenyum mendengar pembicaraan antara suami juga putrinya. Ya, ia tidak akan bergabung dalam pembicaraan mereka.
"Ayah selalu bilang begitu, tapi venus belum kembali juga. SD, SMP, dan kini saat sudah memasuki jenjang SMA Virgo sendirian. Padahal, dari dulu Virgo sudah ingin sekolah bersama venus" ujar Virgo. Dirga dan Laura saling melirik satu sama lain, senyuman mereka belum luntur sama sekali.
mentari paham mengapa Virgo mengeluarkan keluh kesahnya itu. Saat ia memergoki Virgo tadi malam yang sedang menatap kearah taman kecil buatan mereka dulu, dari sana mentari sudah paham betapa besarnya rasa rindu yang Virgo rasakan.
"Ohh ayolah, jangan murung seperti itu. Dua hari lagi kan ulang tahun mu, katakan apa yang kau inginkan nak. Ayah dan buna akan memberikan apapun yang kau mau" ujar Dirga. Virgo menggeleng dan meletakkan roti yang sudah diolesi selai coklat ke piring.
"Virgo tidak mau apapun" seru Virgo lalu pergi meninggalkan meja makan dan berjalan menuju kamarnya untuk mengambil tas.
Mentari menatap kepergian adiknya itu lalu menatap kedua orang tuanya. Mentari bisa melihat orang tuanya senyum senyum sendiri seolah ada yang mereka sembunyikan.
"Apa yang ayah dan buna rencanakan? " tanya mentari. Dirga dan Laura yang mendengar itu langsung menatap putri sulung mereka.
"Kami menyiapkan kejutan untuk Virgo disaat ulang tahunnya nanti" ujar Laura. Mentari yang mendengar itupun jadi penasaran.
"Apa kejutannya? Mentari juga ingin ikut menyiapkan" ujar mentari. Dirga dan Laura meminta agar mentari mendekat, mentari tentu menuruti ucapan kedua orang tuanya itu. Dirga membisikkan sesuatu kepada mentari. Seketika raut wajah mentari berubah, ia tersenyum senang.
"Benarkah itu? "
"Iya sayang, ingat ini kejutan"
Mentari mengangguk paham, jadi itu alasan mengapa orang tua mereka senyum senyum sendiri. Mentari bisa membayangkan betapa bahagianya Virgo besok diacara ulang tahunnya ke enam belas.
***
Disisi lain
Venus kini menemui bara yang sedang duduk diruang tengah sembari menonton film romantis. Tanpa pikir panjang Venus segera menghampiri bara dan duduk di sisi pria itu. Bara yang menyadari kehadiran Venus pun menatap gadis yang ia urus selama ini. Meski ia harus sabar ketika mengurus Venus, tapi ia sudah menganggap Venus seperti adiknya sendiri.
"Kapan kita pulang om? Dua hari lagi ulang tahun Venus sama Virgo" tanya Venus. Bara tersenyum dan meletakkan remote yang semulanya ia pegang.
"Nanti sore kita berangkat, bentar lagi kita bakal pergi buat cari hadiah" ujar bara. Venus menatap mata bara dengan manik tajamnya.
"Hadiah? Untuk Virgo ya? "
"Iya, untuk saudara kembar mu itu" sahut bara. Venus mengangguk paham.
"Jadi besok pagi ketika sampai langsung pulang kerumah? " tanya Venus lagi. Bara menggeleng sebagai jawaban.
"Kenapa? " tanya Venus karna mendapat gelengan sebagai jawaban.
"Saat sampai kita akan ke rumah om dulu, dan besok paginya lagi baru kita ke rumah. Tepat ketika kalian ulang tahun" ujar bara. Venus kini mengerti, berarti kedatangannya akan dijadikan kejutan.
Ya, kedatangan Venus akan menjadi kejutan untuk Virgo. Hal ini sudah direncakan oleh Dirga, Laura, dan atas kerja sama mereka bersama bara. Venus menjadi tidak sabar menanti hari ulang tahun mereka yang bertepatan dengan pergantian tahun itu.
"Sekarang aja kita cari hadiahnya, ayo om! " ujar Venus sembari menarik tangan bara. Bara yang sedang asyik menonton pun menatap Venus dengan tatapan kesal.
"Nanti aja, itu si cowok bakal ketemu sama ceweknya! " ujar bara. Venus tetap kekeuh menarik tangan Bara.
"Orang jomblo jangan kebanyakan nonton film romantis, nanti tambah ngenes! " seru Venus yang tanpa sadar mengatai Bara jomblo ngenes.
"KAMU NGATAIN OM JOMBLO NGENES GITU?! " ujar bara tidak terima. Venus yang mendengar itu melepaskan tarikannya dan menunjukkan cengirannya.
"Hehe, maap deh. Nanti sampai di Indonesia om Venus nikahin deh biar nggak jomblo" celetuk Venus. Bara membulatkan matanya, kenapa ia jadi pihak yang dilamar seperti ini.
"VENUS!! " bara sudah mengambil ancang ancang untuk melemparkan sendal tidur bulu nya yang bernama batu. Venus yang melihat itu segera lari ke kamarnya.
"Iya iya ampun, marah marah mulu curiga lagi pms nih!! " seru Venus dari dalam kamarnya. Bara kembali mengelus dadanya, ntah sampai kapan ia harus menghadapi gadis itu. Untung mereka sebentar lagi akan pulang, walau menetap sebentar dikediamannya tapi setidaknya bara lepas dari genggaman gadis itu sebentar lagi.
TBC
Sebenernya el nggak tau ngetik apa :v. Semoga suka ya sama ketikan asal asalan ini.
Jangan lupa vote and share
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Printilan Keluarga Amordan (END)
Umorismo⚘『Hanya sepenggal kisah dari keluarga kecil dirga-laura bersama tiga putri kecil mereka, mulai dari kecil hingga beranjak dewasa. 』