04 : Melihat Fajar Bersama Senjani

214 178 7
                                    

"dunia gak perlu tau siapa dia, tapi dunia harus tau dia istimewa."

*****

Jam sudah menunjukan pukul sebelas malam, Sasa sedang bersiap-siap untuk berangkat kerja di "Scandal's Caffe." Ia memakai make up tipis, dibalut dengan sweater berwarna biru muda dan juga celana jeans panjang, ia menatap tubuhnya di cermin lalu tersenyum.

Asik bersiap-siap kini ponselnya berdering, ia segera melihat siapa yang menelpon ternyata Ersya, Sasa terdiam sejenak lalu segera mengangkatnya dengan ragu-ragu.

Ersyafajarsastra

'selamat malam, apa saya sedang berbicara dengan mba Sasa Senjani?' gurau Ersya, Sasa sedikit tersenyum.

"duh maaf mas, salah sambung." Balas Sasa, Ersya hanya tertawa.

'udah siap-siapnya Sa?' tanya Ersya mengganti topik.

"udah belumnya gue siap-siap urusannya sama lo apa yah." Jawab Sasa cuek.

'apapun yang bersangkutan sama lo jadi urusan buat gue Sa." Balas Ersya bergurau.

"ga abis-abis yah Sya gombalan receh lo." Cibir Sasa.

'iya kek cinta gue gaada habisnya ke lo." Ersya tertawa.

"kalau tujuan lo nelpon buat ngegombal mending gue matiin ya telponnya." Ancam Sasa.

'eh jangan dong, gue kan masih mau dengar suara lo.' Tahan Ersya yang kini tidak tertawa lagi.

"modus banget bilang aja mau telponan sama gue." Ujar Sasa.

'hehehe itu alasan utamanya sih Sa." Jujur Ersya.

"idih udah dulu deh Sya, gue udah mau berangkat ke Caffe nih." Lanjut Sasa yang melihat ke arah jam di tangannya.

'bareng gue aja Sa.' Tawar Ersya membuat Sasa menggeleng cepat.

"gausah Ersya, seharian ini lo udah anterin gue." Tolak Sasa cepat.

'telat Sa, gue udah di depan kos lo, lagipula gue lagi males pulang dirumah jadi gue temanin lo aja di Caffe.' Balas Ersya.

Sasa segera berlari ke arah jendela dan mengintip keluar, terlihatlah Ersya yang sedang duduk di sepeda motornya sembari memangku helmnya.

'lagi liatin gue dari jendela yah?' tebak Ersya setengah tertawa.

"Sya lain kali jangan gitu yah, gue udah terbiasa sendiri ko gaperlu libatin lo." Ujar Sasa serius.

'sekarang gaperlu sendiri lagi Sa, selagi ada gue lo bisa sepuasnya libatin gue di urusan lo, kita bisa lakuin semuanya berdua gak sendiri lagi, oke?' Sasa terdiam mendengarnya.

"yaudah de, bentar yah Sya gue udah mau kesitu kok." Balas Sasa cepat.

'gausah buru-buru gue tungguin kok.' Ujar Ersya, Sasa hanya mengangguk dan segera mematikan telponnya.

Sasa masih menatap sosok Ersya dari jendela kamarnya, ia tersenyum, entah kenapa setelah kehadiran Ersya membuat kehidupan Sasa yang tadinya berat menjadi ringan dan mudah untuk dilewati.

"Ersya salah ga sih kalau gue takut lo tiba-tiba berubah?" gumam Sasa.

Sasa tersadar dari lamunannya dan segera berjalan menuju rak sepatu dan segera memakai sepatunya, setelah itu ia segera mengambil tasnya lalu keluar kamar, tidak lupa mengunci pintu kosnya.

Ia segera berjalan menghampiri Ersya yang sedang menunggunya, Ersya yang melihat Sasa langsung tersenyum, "lo sempat pulang kan Sya?" tanya Sasa menatap Ersya.

Melody untuk SenjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang