21 : Mentari Senja?

62 48 0
                                    

"terlalu banyak sakit hati yang didapat dari mulut - mulut tidak bertanggung jawab. membuka kembali luka yang bahkan untuk pulih saja susah, merasa gagal padahal sudah melakukan banyak hal, hanya karena ucapan seseorang yang tidak menghargai yang namanya perasaan."

*****

"hai Ersya, apa kabar?" sapa Reysha tersenyum menatap ke arah Ersya.

Semua orang yang berada di ruangan terdiam saling memandang, bahkan Ersya sedang mencerna apa yang sedang terjadi, "ngapain lo disini?" itu bukan suara Ersya melainkan Arjuna yang menatap tajam Reysha.

"mau ngucapin selamat atas pencapaian kalian, selamat yah." Reysha tersenyum tulus menatap Arjuna dan yang lainnya.

"kenapa tiba-tiba sih Sha." Lirih Jeslyn menatap Reysha sendu.

"maaf, gue tau kalian semua kecewa sama gue, gue disini beneran tulus mau ngucapin selamat sama kalian, gue tau kesalahan gue di masa lalu gak pantes buat di maafin tapi gapapa mau kalian percaya atau enggak gue tetap bangga pernah menjadi salah satu bagian dari kalian." Mereka terdiam memandang Reysha.

"iya Sha makasih buat ucapannya, tapi gue harap lo gak muncul lagi." Lirih Ersya, Reysha tertawa mengangguk dan menatap kesegala arah.

"gausah khawatir Sya, gue kesini mau ngucapin selamat doang kok." Reysha tersenyum simpul dan menyimpan buket bunga yang dibawanya diatas meja.

"sekedar info gue balik lagi di jakarta, tapi tenang gue gak bakal ngusik kehidupan lo semua, gue pamit." Reysha tersenyum lalu berjalan meninggalkan ruangan.

Semua yang ada di ruangan hanya terdiam dan saling pandang, Jeslyn tiba-tiba berlari mengejar Reysha namun ditahan oleh Alvino, "kamu mau ngapain?" tanya Alvino.

"Vin, aku gak bisa bohongi perasaan aku, walaupun dia salah tapi dia masih sahabat aku, aku butuh penjelasan dia langsung." Setelah mengatakan itu Jeslyn mengejar langkah Reysha.

Sasa terdiam menatap Ersya yang bingung dengan situasi sekarang, Sasa menggenggam tangan Ersya dan tersenyum padanya, mereka kembali melupakan kejadian barusan.

*****

Sasa menggulingkan tubuhnya diatas kasur, ia tidak bisa tidur mengingat kejadian Reysha yang muncul secara tiba-tiba, Sasa menghela nafas berat, "Sa gausah khawatir Ersya udah selesai sama masa lalunya." Sasa mencoba berfikiran positif.

Sasa bangkit dari tidur segera meraih ponsel membuka beberapa sosial media agar tidak terlalu memikirkan banyak hal, ia membuka media sosial Reysha mencari tahu tentang Reysha, sayangnya ia tidak menemukan apapun.

"gak ada yang aneh, dilihat-lihat Reysha cantik juga." Sasa menghela nafas.

Bunyi notif menyadarkannya, Sasa segera membuka notif tersebut

Ersyafajarsastra : sa kenapa belum tidur?

Sasasenjani : eh kok tau aku belum tidur

Ersyafajarsastra : kamu online sa

Ersyafajarsastra : kamu ga bisa tidur atau lagi mikirin sesuatu?

Sasasenjani : gapapa kok sya cuman gabisa tidur aja

Ersyafajarsastra : lagi mikirin yang tadi ya?

Sasasenjani : enggak sya

Ersyafajarsastra : mau telpon gak sa?

Ersyafajarsastra : aku temanin

Sasasenjani : emm boleh deh aku gak bisa tidur juga

Melody untuk SenjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang