10 : Kisah Sang Mentari

161 137 0
                                    

"masa lalu bisa hancur, yang kekal hanya rasa sakit."

*****

18, Juni 2018

Senin pagi yang sangat cerah, para siswa SMAN Tunas Bangsa baru saja selesai melakukan upacara pertama di tahun ajaran baru, suara khas siswa mendominasi ruangan kelas sebelas ipa dua, sebagian mengobrol dan ada beberapa yang masih berada di kantin.

Suara langkah kaki terdengar mengintimidasi membuat para siswa mulai berbisik-bisik dan berlari ke tempat duduk masing-masing, kini terlihat sudah di depan pintu berdiri wanita paruh baya menatap garang ke seluruh penjuru kelas.

Yuyun, wanita berumur empat puluhan merupakan wali kelas sebelas ipa dua yang akan menjabat selama setahun kedepan, para murid berbisik-bisik menatap seorang gadis yang berada di belakang Yuyun.

"baik anak-anak, selamat datang di tahun ajaran baru, mungkin kalian semua sudah mendengarnya bahwa saya wali kelas kalian untuk satu tahun kedepan, senang bisa membimbing kalian semua." Siswa kelas sebelas ipa dua mulai menyapa wali kelas mereka.

"seperti yang kalian lihat, di samping saya adalah teman baru kalian, dia murid pindahan dari Bandung, mungkin kamu bisa memperkenalkan diri." Yuyun menatap gadis cantik di sebelahnya.

"halo semuanya, perkenalkan namaku Rey Shakilla Putri Cahaya Mentari kalian bisa panggil dengan sebutan Reysha, aku pindahan dari Bandung dan aku harap kita semua bisa berteman dengan baik." Ruangan kelas kini dipenuhi suara yang sedang menyapa Reysha beberapa dari mereka bersiul menggodanya.

"diam semuanya kalau mau berkenalan nanti saja pada jam istirahat, sekarang masih jam belajar, ohiya untuk Reysha silahkan duduk di bangku kosong di samping Jeslyn." Reysha menatap Yuyun dengan cepat Yuyun menunjuk bangku yang diduduki oleh Jeslyn.

Reysha berjalan menghampiri tempat duduknya, ia tersenyum pada wanita di sampingnya, "hai salam kenal aku Reysha." Reysha mengajak Jeslyn bersalaman.

"iya salam kenal juga nama gue Jeslyn." Jeslyn membalas dan tersenyum pada Reysha.

Semua murid kembali fokus ke depan mendengarkan Yuyun yang sedang bercerita, suara langkah kaki membuat Yuyun menghentikan ceritanya para siswa mulai menatap ke arah tiga orang yang baru masuk, "kalian murid saya juga?" mereka semua mengangguk.

"saya sudah berada di kelas ini dari lima belas menit yang lalu dan kalian baru masuk kelas, ini masih hari pertama sekolah tapi malah sudah bikin masalah saja." Sinis Yuyun berjalan mendekat ke arah tiga Pria di depannya.

"maaf bu." Ujar Ersya menunduk menatap wali kelasnya.

"Alvino Nebula Angkasa, Arjuna Putra Hartanto, Ersya Fajar Sastra, kenapa baru masuk kelas apa telinga kalian tidak berfungsi sampai tidak mendengar bel masuk." Yuyun membaca nametag mereka satu persatu.

"maaf bu selepas upacara selesai tadi kami bertiga langsung ke kantin." Jelas Alvino, mereka semua menunduk.

"hebat yah belum waktunya istirahat tapi sudah di kantin saja." Sindir Yuyun, mereka menunduk saling mendorong menyalahkan.

"kalian beruntung hari ini pertama masuk sekolah jadi saya masih memberi kalian kesempatan, kalau lain kali terulang lagi jangan salahin saya jika orang tua kalian mendapat surat panggilan dari sekolah." Ujar Yuyun kemudian menyuruh mereka duduk di bangku masing-masing.

Yuyun kembali ke tempatnya dan kembali melanjutkan cerita yang sempat tertunda, dua jam bercerita tidak terasa kini bel istirahat pertama sudah berbunyi, membuat para guru mengakhiri proses belajar mengajarnya.

Melody untuk SenjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang