Letda Rayyan mengangkat satu alisnya bingung. Ia segera membuka handphone milik Rara, ia tau bahwa itu privasi nya. Tapi, mau bagaimana lagi.
"Loh? Nggak di pasword. " Gumamnya.
Ia pun dengan segera membuka aplikasi WhatsApp yang tertera di heandphone Rara.
Ia sedikit menyunggingkan bibirnya di karenakan ia melihat hanya namanya yang tidak di masukan arsip oleh Rara.
Seketika ia tersadar jika tujuan awalnya untuk memeriksa nomor asing yang mengirim kan pesan kepada Rara.
Letda Rayyan menekan profil kontak asing itu, namun ia hanya menemukan tulisan undang di nomor tersebut.
Dengan segera, Letda Rayyan meletakan handphone Rara kembali kedalam sakunya untuk memberikannya nanti kepada kolonel Fathur.
Letda Rayyan mulai berjalan meninggalkan toilet umum yang baru digunakannya. Sembari berjalan, ia sesekali bersenandung lagu 'serdadu-iwan fals'
"Isi kepala di balik topi baja.. "
"Semua serdadu pasti tak jauh berbeda.. "
"Tak peduli Perwira, Bintara, atau Tamtama.. "
"Tetap tentara.. "
Nyanyinya.
saat berjalan ia terkekeh sendiri karna nyanyian nya.
Tiba tiba, ia mengingat masa dimana ia masih menjadi CATAR AKMIL di magelang.
Ia pun telah sampai di depan ruang rawat inap Rara. Ruang rawat itu bernomor 009 di pintunya.
Dengan segera ia masuk ke dalam dengan membuka pintu secara perlahan lahan.
Jam sekarang menunjukan pukul 00.00, ia tidak melihat dimana Ika dan Zela berada. Ia hanya mendapati Kolonel Fathur yang tertidur di sofa sudut ruangan sembari memegang sebotol kecil minyak kayu putih.
Ia pun duduk di sofa sebelah Kolonel Fathur tertidur. Ia duduk dengan sangat hati hati. Karna, sekecil apapun gerakan yang di hasilkan olehnya,kebanyakan tentara pasti akan menyadarinya.
Bahkan sekarang ini, Letda Rayyan tidak sengaja menyenggol jempol kaki Kolonel Fathur yang terbalut oleh kaos kaki, kolonel Fathur telah membuka matanya dan melihat siapa yang menyenggolnya.
"Kenapa Rayyan? " Tanyanya.
"Oo itu, enggak ndan. Nggak sengaja kesenggol. " Gumam Letda Rayyan sembari menampilkan cengiran khas dirinya.
Kolonel Fathur pun langsung bangun dari tidurnya dan merubah posisi yang awalnya berbaring menjadi duduk.
"Tidur aja ndan kalo mau tidur. Tidak apa-apa saya yg jaga Rara. " Ujar Letda Rayyan
Kolonel Fathur menggeleng kan kepalanya lalu menjawab.
"Enggak, saya tadi nggak sengaja ketiduran di karenakan Zela dan Ika pergi ke kantin untuk cari makanan, kebetulan mereka laper. Saya bilang biar saya aja yang ke kantin, tapi mereka tetap kekeuh untuk pergi sendiri. " Gumam Kolonel Fathur sembari menggeleng gelengkan kepalanya
KAMU SEDANG MEMBACA
waktu untuk negara [Terbit]
Jugendliteratur"Jika saya nanti gugur di medan tugas. Ingat, jangan terlalu terlarut di dalam kesedihan. Semua manusia pasti akan kembali ke sang pencipta, cuma cara mereka untuk pulang berbeda beda. Jangan tangisi saya, saya tidak suka jika melihat kamu menangis"...