BAB 25 [Jambi kami kembali]

34 23 2
                                    


"Rara baju di udah beres kan? " Tanya bunda Raena kepada Rara.

"Udah bun, tinggal berangkat. "

"Bentar lagi kamu kelas dua belas nak. Mau jadi taruni AKMIL kan? Belajar banyak banyak sama Rayyan ya" Gumam ayah Erwian sembari membongkar isi lemarinya.

"Iya ayah, hari ini kamu terbang sore sekitar jam dua. Siap siap sekarang. Nanti ayah sama bunda antar ke bandara menggunakan mobil. "

***

Sore itu suasana indah indah di yogyakarta, siapa saja yang melihatnya pasti akan sangat terus pesona dengan keindahan yogyakarta kala itu.

Mereka telah sampai di bandara yang berada di kota Yogyakarta, yaitu bandara udara internasional yogyakarta.

"Bundaa, Rara pulang dulu ya. " Tutur Rara kepada bundanya.

"Iya hati hati ya nak, jaga diri baik baik, rumah jangan di berantakin. " Gumam bunda Raena.

Ika dan Zela pun melakukan hal yang sama, yaitu berpamitan kepada kedua orang tua nya masing masing.

"Mama, ika pulang ke jambi dulu ya. " Tutur ika sembari mencium punggung tangan Sang ibu.

"Iya, hati hati ya, motor oli jangan lupa di ganti, awas aja rusak lagi itu motor. " Gumam mama Asyifa-mama Ika.

Zela pun melakukan hal yang sama dengan mereka ber dua.

"Bunda, zela pamit ke jambi lagi, InsyaAllah libur selanjutnya zela pulang lagi. " Gumam Zela sembari tersenyum senyum.

"Iya, jaga diri baik baik ya. " Gumam Humairah-ibunda Zela

Ayah mereka ber tiga yang berada di dekat samping kiri mereka masing masing pun menyerahkan koper para anak anaknya.

Ayah Erwian yang melihat wajah masam anaknya pun bertanya.

"Kenapa hm? Kok manyun gitu? Jelek dong mukanya. " Gumam ayah Erwian.

"Kalo Rara pulang, berarti kesini lagi pas Rara lulus dong. " Tanya Rara.

"Gak papa nak, kamu disana ada om, mama ayu, mas Bian, bang oki, sama letda Rayyan" Gumam ayah Erwian.

"Belajar renang yang baik ya nak? Biar bisa jadi taruni. " Gumam ayah Erwian memberi semangat.

"Baik ayah. "

Singkatnya, itulah pertemuan terakhir mereka pada hari ini sebelum mereka benar benar berpisah kota lagi.

"Zela, ayah yakin kamu bisa masuk ke kampus impian kamu saat kamu lulus. Tolong belajar yang rajin, ayah dukung itu nak. " Gumam ayah Zela

Begitulah percakapan mereka pada sore hari itu sebelum mereka semua benar benar berpisah kota lagi.

***

Bandara sulthan thaha saifuddin

"RARA DI SINI. " Teriak Letda Rayyan yang melihat Rara dari kejauhan.

Dengan segera, Rara menghampiri letda Rayyan setelah dua hari tak bertemu.

"Om mana bang? " Tanya kepada Letda Rayyan.

"Beli roti, itu Zela sama Ika masak di tinggal gitu sih dek? " Tanya Letda Rayyan sembari menunjuk Ika dan Zela yang masih tertinggal cukup jauh.

"Salah sendiri lambat. " Gumam Rara sembari memutar bola matanya malas.

"Saya rindu banget sama kamu. " Gumam Letda Rayyan.

Kolonel Fathur, Serda Zero dan Vano telah kembali dari tempat mereka berbelanja roti tadi.

"Siang Letda, siang Serda, siang om" Sapa Ika dan Zela yang telah sampai di hadapan mereka .

"Siang juga. " Balas mereka.

Kolonel Fathur membuka bungkus roti yang ia beli tadi dan menyerahkannya ke arah Rara.

"Nih nak, makan dulu. " Gumam Kolonel Fathur.

Tak lupa Kolonel Fathur mengeluarkan tiga bungkus roti lagi dari dalam tas belanjaan nya u tuk memberikan roti tersebut ke Zela, Ika, dan Letda Rayyan.

"Bang oki mana sih. Kok Rara nggak pernah liat lagi. " Tanya Rara kepada kolonel Fathur.

"KKN Dek di Tanjabtim. " Gumam Kolonel Fathur.

"Kapan sih perginya? " Tanya Rara penasaran.

"Udah, kita pulang dulu aja ya. Nanti om ceritain di rumah. " Jelas Kolonel Fathur

"Baik om. "

***

"Rara bentar lagi ujian ya? " Tanya bunda Ayu.

"Iya ma, habis itu pengumuman naik kelas. Kalo udah naik kelas, Rara lulus. Kalo Rara lulus ber-"

"Shutt" Abian meletakkan jari telunjuk nya di bibir adik sepupunya itu.

"Stop dek. Kamu kalo bicara nggak ada habis habisnya. " Gumam Abian.

Kini, Rara berada di rumah Kolonel Fathur. Kolonel Fathur, tak mengizinkan keponakannya untuk pulang kerumah itu sendirian.

Sebab, kejadian kemarin bisa jadi terjadi lagi, jika ia berada di lingkungan militer, tak akan ada seorang pun yang berani menyakiti dirinya.

"Telfon bang oki yuk. " Ajak Kolonel Fathur

"Yuk"

Okiansyah📞..

Halo ayah. Eh ada Rara, tumben.

Rara ayah suruh tinggal disini dulu sementara.

Kenapa yah, sayang banget oki lagi nggak ada.

Kamu liat tangan Rara.

Astaghfirullah, itu kenapa lagi yah?

Kejadian kemari terulang lagi. Rara bilang jika itu orang yang sama, sebab suaranya yang tak jauh berbeda. Bahkan bisa di bilang sama persis.

Jangan pulang ke rumah mu dulu sebelum abang pulang ke rumah dinas ayah ya dek.

InsyaAllah bang.

Tut..

***
Tbc.
.
.
.
Segitu aja friend. Aku udah ngantuk, tengkyu buat yang udah mampir jangan lupa tekan bintangnya yaa

Kalo mau back PC aku di WA oke? Kalo nggak punya WA aku silahkan komen aja. Ntar aku baca kok

Aku pamit ya baybay
Assalamu'alaikum

waktu untuk negara [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang