BAB 29 [TARUNI AKMIL]

48 18 3
                                    


Magelang 10.00

Mereka telah sampai di depan gerbang Akademi Militer.

Yang mengantarkan Rara mendaftarkan diri hanya letda Rayyan, kolonel Fathur, ayah Erwian, dan kolonel Bintar saja.

Yang lainnya tetap tinggal di rumah Rara, karna yang mendaftar hanya satu orang, bukan satu kampung.

Berhubung kolonel Fathur, kolonel Bintar, dan letda Rayyan adalah alumni di sini jadi, mereka bertiga memutuskan untuk berkunjung kembali sembari melepas rindu.

"Rara ada kenalan disini? " Tanya letda Rayyan

Rara menggelengkan kepalanya.

"Yasudah, tunggu disini dulu ya. Abang mau carikan kamu teman" Ujar letda Rayyan

Rara pun menganga, bisa bisanya letda Rayyan seniat itu untuk mencarikan nya teman.

Rara telah berada di ruangan, dimana para CATAR AKMIL Di kumpulkan dalam satu ruangan.

Tak ada yang tau apa yang terjadi di dalam ruangan itu, letda Rayyan dan yang lainnya memutuskan untuk berkeliling di sekitar sana.

(Tes nya aku skip aja ya? Soalnya takut salah) -author

***

Beberapa hari telah berlalu, disini adalah part paling menegangkan bagi para calon taruna dan taruni akmil.

Hari ini, adalah hari penentuan lolos atau tidak lolosnya mereka di sini.

Nama nama peserta yang lolos mulai di bacakan oleh panitia.

"Nomor urut 167, Nama Reynaza Rani Syafira lolos. " Terdengar pengumuman tersebut bergema di lapangan.

Letda Rayyan yang berdiri di sana tak bisa menahan tangis harunya.

Begitu juga dengan kolonel Fathur, mama Ayu, ayah Erwian, dan bunda Raena.

Letda Rayyan belum kembali ke jambi, ia pulang bersama kolonel Fathur. Berbeda dengan Abian dan Oki yang pulang bersama kedua orang tua letda Rayyan.

Perjuangan mereka disini, bukanlah perjuangan yang mudah.

Jadi, banyak dari mereka yang menangis haru dan berpelukan satu sama lain.

"Gak nyangka Rey, kita lolos bareng" Gumam Lidya

Lidya adalah, teman yang di carikan letda Rayyan untuk menemani dirinya selama pendidikan di sana.

"Sumpah Lid, saya juga nggak nyangka kalo bisa lolos bareng" Gumam Rara

Kini, Rara mengubah cara bicaranya yang semula menggunakan kata lo dan gue, menjadi saya dan kamu.

Tak banyak dari mereka yang gugur sebelum berjuang.

Pelantikan Taruna dan Taruni baru akan di laksanakan tiga hari kedepan.

Bunda Raena dan mama Ayu sedari tadi berpelukan karna anak mereka lulus di pantukhir (penentuan akhir)

***

Kini, tiba hari yang di tunggu tunggu oleh para prajurit taruna.

Para prajurit taruna telah berbaris di lapangan dengan posisi tegap.

Mereka tinggal menunggu nama mereka di sebutkan oleh panitia di depan lapangan menggunakan mik.

Rara kini telah rapi dengan baju khas akademi Militer, yaitu baju berwarna biru langit dengan topi berwarna putih.

waktu untuk negara [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang