Alo, balik lagi nih,
Kalian dari kota mana aja cuy?Jangan lupa vote nya ya
Happy reading
***
Seperti yang kolonel Fathur rencanakan, mereka semua akan bangun pada pukul setengah lima atau jam lima tepat untuk melaksanakan shalat subuh dan mengaji bersama.
Karna mereka bertiga tidak membawa mukena mereka saat jalan jalan sebelum kejadian kemarin, terpaksalah mereka meminjam mukena yang tersedia di mushala rumah sakit.
"Yang ini aja nggak sih? " Tanya Zela kepada Ika.
Posisi mereka berdua sekarang ini, tengah berada di dalam sebuah mushala. Hanya mereka ber dua saja yg berada di dalam sana.
"Letda Rayyan sama om Fathur kita bawain peci nggak? " Tanya Zela kepada Ika lagi.
"Gue rasa mukena yg lo pegang bagus. Kalo peci gue rasa nggak perlu, orang rambut mereka aja nggak ada. " Gumam Ika.
Zela pun tertawa setelah mendengar penuturan tidak ramah dari mulut temannya itu.
"Gue bilangin nanti. " Ujar Zela sembari tertawa
"Shut." Ika menempelkan jari telunjuknya di mulut Zela
"Yasudah. Ayo, nanti kita di marahin om Fathur. "
"Yaudah ayo balik. Lo kunci pintu mushalla nya ya. "
"He'em. "
***
Kolonel Fathur sedari tadi telah menunggu kehadiran Ika dan Zela yang meminta izin untuk pergi ke mushala.
"Dimana nyangkutnya itu dua anak. " Ujar Kolonel Fathur berdiri dari duduk nya.
Tak lama setelah Kolonel Fathur berujar demikian. Terdengar suara ketukan pintu dan di iringi dengan salam.
"Assalamu'alaikum."
"Waalaikumsalam. " Jawab mereka bertiga kompak.
"Lama banget. Nyangkut dimana? " Tanya Kolonel Fathur kepada Ika dan Zela.
"Anu om. Tadi kami milih milih mukena dulu, makanya lama. " Jelas Zela.
Kolonel Fathur pun mengangguk paham.
"Boleh di bawa kesini mukenanya? " Tanya Kolonel Fathur.
Ika dan Zela hanya cengar cengir tidak jelas di depan pintu.
"Haduh, yasudah. Masuk saja dulu, nanti waktu Subuh nya terlanjur habis. " Gumam Kolonel Fathur yang langsung mendapatkan anggukan dari Zela dan Ika.
"Rara, lo ta'aruf aja ya? " Tanya Zela kepada Rara.
Rara pun mengerutkan dahinya bingung.
"Ta'aruf sama siapa coba? Ogah, mending gue sekolah dulu. " Jawab Rara.
Letda Rayyan yang mendengar itu pun ingin sekali tertawa terbahak bahak. Namun tidak mungkin ia melakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
waktu untuk negara [Terbit]
Teen Fiction"Jika saya nanti gugur di medan tugas. Ingat, jangan terlalu terlarut di dalam kesedihan. Semua manusia pasti akan kembali ke sang pencipta, cuma cara mereka untuk pulang berbeda beda. Jangan tangisi saya, saya tidak suka jika melihat kamu menangis"...