BAB 22 [Calaka]

45 23 2
                                    


Mereka semua yang di hubungi telah sampai di rumah Rara.

Letda Rayyan tidak sendiri, ia membawa sang ayah untuk datang ke rumah Rara. Betapa terkejut nya Kolonel Fathur saat ia menyadari bahwa kerabatnya juga berada disini.

"Loh Bintar? Ketemu disini kita. " Ujar Kolonel Fathur sembari melakukan tos ala lelaki dengan Kolonel Bintar.

"Iya, saya pengen lebih tau Rara lagi, saya sudah lumayan lupa dengan dia. Terakhir saya ketemu sama dia kalo nggak salah 2018 ya? " Tanya Kolonel Bintar ke Kolonel Fathur.

Kolonel Fathur pun mengaggukan kepalanya. "Iya, benar banget. Waktu itu saya yang bawa dia untuk pergi ke acara ulang tahun militer. "

"Rara masih ingat nggak sama om
Ini? " Tanya Kolonel Fathur ke arah Rara.

Rara yang duduk di sebelah Kolonel Fathur pun menggeleng kan kepalanya.

"Masak sih kamu lupa sama om? " Tanya Kolonel Bintar yang di angguki oleh Rara .

Kolonel Fathur pun menjelaskan awal pertemuan Rara dengan Kolonel Bintar dari awal.

" Dulu, kamu ketemu sama saya waktu ada rapat militer. Om Bintar ini dulu suka bawa kamu ke kesatuannya. Karna anak nya cuma satu, laki laki pula. Makanya dia suka bawa kamu. " Jelas Kolonel Fathur.

"Berarti pas orang tua Rara masih tinggal di sini yaa om? " Tanya Rara.

Kolonel Fathur pun mengagguk. "Benar sekali. "

Cukup lama mereka membahas tentang masa lalu, akhirnya mereka kembali membahas tentang secarik kertas yang di lempar ke dalam kamar Rara sehingga membuat kaca kamar dirinya pecah berkeping keping.

"Jadi Rara dapat ini kapan? " Tanya Letda Rayyan.

Rara pun memandang letda Rayyan lalu berucap. " Tadi, pas kita pulang joging kan aku shalat, pas aku udah selesai tiba tiba ada yang lempar dari luar. "

"Dapet orangnya? " Tanya Kolonel Fathur.

Rara pun menggeleng.

"Ada hubungan nya nggak sih Sama kejadian yang di tungkal kemarin? " Tanya Ika.

"Bisa jadi, mungkin ini orang yang sama. " Gumam Kolonel Bintar.

"Kenapa kita nggak lapor polisi aja pak? " Tanya Zela.

"Nggak semudah itu Zela, kita harus tau dulu tujuan orang itu kirim surat begini untuk apa. " Ujar Letda Rayyan.

Cukup lama mereka berdebat tentang secarik kertas tersebut. Terdengar seperti suara benda terjatuh dari depan rumahnya.

Brak!!

"Apatuh? " Tanya Ika yang langsung mendapat gelengngan dari mereka semua.

Zela dan Ika hendak berdiri untuk melihat keadaan di luar. Dengan segera, Rara mencegahnnya.

"Biar gue aja. " Ujar Rara.

Rara pun pergi keluar rumahnya untuk mengecek apa yang terjadi di bagian depan rumahnya.

"Apa anjir yang jatuh tadi? Nggak ada apa apa. " Tanya Rara kepada dirinya sendiri.

Saat ia hendak membalikkan badannya untuk segera masuk kedalam rumahnya, betapa terkejut dirinya saat dirinya melihat orang menggunakan helm fullface dan pakaian serba hitam.

"Halo Re, lo pasti ingat gue kan. "

Suara orang tersebut terdengar sama dengan suara orang yang menendang motor dirinya saat berada di kuala tungkal kemarin.

waktu untuk negara [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang