Chapter 17 - Olahraga

5.2K 338 3
                                    

Jangan lupa pencet bintang nya cintaa

Semenjak kejadian itu mereka sudah tidak membully atau mengganggu Elisa lagi karena mereka takut dengan ancaman Samudra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semenjak kejadian itu mereka sudah tidak membully atau mengganggu Elisa lagi karena mereka takut dengan ancaman Samudra. Saat ini kelas mereka sedang bersiap untuk olahraga. Semua murid kelas XI IPA-1 sudah berkumpul di lapangan lalu mulai melakukan pemanasan.

"Baik anak-anak untuk pelajaran olahraga hari ini mari kita mulai dengan lari 10 putaran ." ucap pak Danu

"Pak masa sepuluh keliling yang bener aja." ucap Mira

"Kenapa harus lari sih make up aku nanti luntur." ujar Aiza

"Nanti kulit aku item pak." ucap Fara

"Belum juga sepuluh putaran udah mati gue." ucap Dewa

"Halah lebay lo." ejek Stevan

"Sudah-sudah kalian ini jangan protes atau mau di tambah jadi 15 putaran ." ucap pak Danu

"Gak makasih pak." ucap Dewa

Mereka pun mulai berlari. Setelah 5 putaran mereka mulai capek apalagi murid perempuan, mereka bahkan sudah tidak berlari. Pak Danu yang melihat itu menghela napas. Pak Danu menegur mereka, akhirnya mereka kembali berlari meski sangat lambat. Di sisi lain ada dua perempuan yang masih berlari, yang satu sangat bersemangat dan yang satunya lagi sudah mulai kecapean.

"Lisa" ucap Lova

"Iya?" Ucap Elisa

"Kamu gak capek apa? "

"Enggak"

"Seriously? "

"Iya"

"Aku udah capek istirahat dulu yuk."

"Gue masih pengen lari Va tanggung 3 putaran lagi."

"Yaudah sana aku mau istirahat bentar."

"Iya"

Elisa pun terus berlari ia sangat bersemangat karena dari kecil ia selalu dilarang berlari sebab penyakit asma yang di deritanya. Untung saja tubuh Elisa dalam novel sehat sehingga ia bisa berlari.'Gue seneng banget bisa lari jadi gini ya rasanya punya badan sehat.' pikir Elisa dalam hati sambil tersenyum. Tanpa sadar Elisa terus berlari hingga melewati Samudra dkk. Samudra yang melihat itu langsung menyusul Elisa.

"Anjir tuh bocah semangat banget larinya." ucap Dewa

"Iya yang lain udah pada kecapean dia terus lari." ucap Stevan

"Itu juga Samudra ngapain ngejar Elisa." ujar Rafli

"Masa lo gak tau tuh bocah lagi pdkt." ucap Dewa

"makin deket aja mereka." ucap Stevan

"Lo gak cemburu? " tanya Sean sambil menatap Atlas

"Gak" balas Atlas

"Aduh kasian yang sabar ya bro." ujar Rafli

Elisa merasa ada seseorang di sampingnya ia pun menoleh terlihat Samudra yang sedang berlari di sampingnya.

"Sejak kapan lo di sini? " ucap Elisa

"Sejak tadi." balas Samudra

"Balapan yuk."

"Gak"

"Ih gak asik lo."

"Hm"

"Gini aja yang menang boleh minta sesuatu ke yang kalah deal ? " ucap Elisa sambil menjulurkan tanganya.

"Deal" ucap Samudra membalas uluran tangan Elisa.

"Oke kita mulai satu dua ti-" sebelum menyelesaikan ucapannya Elisa sudah lebih dulu berlari. Melihat ke belakang di sana Samudra berlari sangat lambat.

"Ananta kok gak lari? " kesal Elisa

"Ini lari." Balas Samudra

"Itu mah lari di tempat saking pelannya."

"Hm"

"Ayo cepet lari jangan sengaja kalah."

"Jangan nangis kalau kalah."

"Gak akan."

Setelah mendengar jawaban Elisa pemuda itu berlari sangat cepat tak terasa mereka sudah putaran terakhir di depan sana terlihat garis finish. Samudra menoleh kebelakang terlihat Elisa yang malah diam sambil mengerucutkan bibirnya. Samudra pun berbalik lalu menghampiri Elisa.

"Kenapa gak lari? " ucap Samudra

"Kenapa lo larinya cepat banget." ucap Elisa. Samudra mengedikkan bahunya tak tahu.

Melihat Samudra yang diam Elisa pun berniat berlari namun kejadian tak terduga malah terjadi. Elisa hampir jatuh karena menginjak tali sepatunya sendiri untung saja Samudra segera melingkarkan tangannya di pinggang Elisa.

"Ceroboh." Ucap Samudra

"Perasaan tadi talinya di ikat yang bener, kok bisa lepas kayak gini." ujar Elisa

"Sini biar gue yang ikat tali sepatunya."

Samudra berjongkok di depan Elisa lalu mengikat tali sepatunya. Elisa tersenyum melihat perlakuan Samudra. Pemandangan itu di saksikan oleh mereka semua.

"Gue gak nyangka Samudra bakal ngelakuin itu." ucap Rafli

"Sosweet banget paketu." ucap Dewa

"Heem makin ugal-ugalan nih." ucap Stevan

Atlas memandang itu tak suka. 'Harusnya gue yang disana.' pikir Atlas dalam hati. Bukan hanya Atlas yang seperti itu Mira dkk juga menatap Samudra dan Elisa iri dan tak suka.

"Makasih Ananta." ucap Elisa

"Ya" balas Samudra

"Ayo lari lagi."

"Hm"

Mereka pun mulai berlari lagi. Balapan di menangkan oleh Samudra. Kini Elisa dan Lova termasuk Samudra dkk sedang berjalan menuju kantin tapi sebelum itu hp Samudra berdering, Samudra pun mengangkat teleponnya. Ekspresi Samudra semakin dingin setelah menerima panggilan telepon tersebut.

"Gue harus pergi." ucap Samudra

"Kemana? " tanya Elisa

"Rumah sakit."

******

Makasih yang udah baca cerita aku semoga kalian suka yaa

kalo ada typo atau saran kirim di kolom komentar

Change the flow of the antagonist's lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang