Chapter 27 - Gak akan nolak

3.9K 294 9
                                    

Jangan lupa pencet bintang nya cintaa

Tak tahan dengan pemandangan itu Samudra menghampiri mereka lalu menarik tangan Elisa agar pelukan mereka terlepas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak tahan dengan pemandangan itu Samudra menghampiri mereka lalu menarik tangan Elisa agar pelukan mereka terlepas.

"Ananta" kaget Elisa

Flashback on

Elisa baru saja sampai di taman belakang sekolah tempat ini cukup sepi karena ada rumor yang mengatakan bahwa di sini angker mengingat itu membuat Elisa merinding. Meski begitu nyatanya taman ini cukup asri dan sejuk karena banyak pohon yang di tanam di sini. Di kejauhan terlihat Atlas yang sedang duduk di bangku yang ada di dekat pohon sambil memainkan ponselnya. Elisa pun menghampirinya lalu duduk di sebelah Atlas. Menyadari ada yang duduk di sebelahnya Atlas mengalihkan pandangannya dari ponsel. Terlihat Elisa yang sedang menatapnya. Dengan jarak yang begitu dekat entah mengapa jantung Atlas berdebar kencang. Apakah ia akan balikan dengan Elisa?

"Atlas" panggil Elisa. Mendengar suara Elisa membuyarkan lamunannya.

"Lo udah gak marah sama gue? " tanya Atlas dengan nada penuh penyesalan.

"Gak."

"Gue gak salah dengarkan? " tanya Atlas memastikan.

"Iya"

"Lo maafin gue? "

"Itu tujuan gue mau ngomong sama lo gue udah maafin lo."

"Itu artinya lo mau balikan sama gue?"

"Untuk itu maaf gue gak bisa."

"Kenapa? " tanya Atlas kecewa

"Gue suka sama seseorang."

"Udah gue duga sih." ujar Atlas tersenyum getir. 'Pasti itu Samudra ya.' batin Atlas

"Kita masih bisa temenan kok."

"Iya setidaknya gue masih bisa jadi temen lo."

"Oh iya lupa gue mau berterima kasih sama lo."

"Buat? "

"Lo pernah nolongin gue saat gue di bully waktu SMP. "

"Jadi cewek itu lo. "

"Iya karena itu gue suka sama lo."

"Lo suka sama gue dari SMP? "

"Iya gue suka banget sama lo."

"Harusnya gue sadar dari dulu."

"Lagian itu masa lalu gak usah di pikirin."

"Iya itu cuman masa lalu." lirih Atlas

"Kalau gitu gue balik dulu ya."

"El boleh gak gue peluk lo sebagai tanda pertemanan kita."

"Boleh."

Atlas pun memeluk Elisa begitu erat.  Karena ia tahu ini pelukan terakhirnya dengan Elisa maka dari itu Atlas tidak menyia-nyiakan kesempatan. Elisa membalas pelukan Atlas. Tiba-tiba pelukan mereka terlepas karena ada yang menarik tangan Elisa.

Flashback of

"Ananta" kaget Elisa

"Elisa kenapa lo mau di peluk sama dia." marah Samudra

"Gue-" ucapan Elisa di potong oleh Atlas.

"Kenapa lo marah emang Elisa pacar lo? " sinis Atlas. Mendengar itu Samudra tidak terima.

"Elisa pacar gue." ucap Samudra

"Gak usah ngayal lo."

Samudra tak menanggapi ucapan Atlas ia menarik tangan Elisa lembut menuju lapangan. Di belakang terlihat Atlas mengejar mereka. Samudra berjalan sangat cepat Elisa tak bisa menyamai langkah Samudra.

"Ananta jalannya pelan-pelan."

"Iya" Samudra memelankan langkahnya.

"Kita mau kemana? "

"Lapang."

"Mau ngapain? " pertanyaan Elisa di hiraukan oleh Samudra.

"Ih nyebelin." kesal Elisa pertanyaannya tidak di jawab.

"Sam lo mau ngapain? " tanya Atlas setelah bisa menyusul Samudra dan Elisa.

Pemandangan itu di lihat oleh banyak murid. Mereka yang tadinya ingin pulang mengurungkan niatnya hanya untuk melihat apa yang terjadi kepada idola mereka. Kaum hawa menatap iri dan benci saat melihat Elisa di pegang tangannya oleh Samudra. Sesampainya di tengah lapang dengan banyak siswa yang mengerubungi Samudra, Elisa dan Atlas.

"Kalian dengar perkataan gue dengan baik mulai sekarang Elisa pacar gue jadi kalian jangan berani macam-macam sama Elisa." tegas Samudra.

"Emang Elisa mau sama lo? " Atlas memandang remeh Samudra.

"Lo mau kan Sa? " tanya Samudra menatap Elisa penuh harap.

"Gak-." ucapan Elisa terpotong oleh Atlas.

"Dengar Elisa gak mau." ledek Atlas.

"Gue gak nerima penolakan meskipun Elisa gak mau dia tetap pacar gue." tekan Samudra.

"Ih dengerin dulu ucapan gue." kesal Elisa

"Meskipun kamu nolak kamu tetap milik aku sayang." bisik Samudra di telinga Elisa. 'Plis gue baper tapi harus tetap stay cool.' Batin Elisa.

"Mau ngomong apa El lo mau nolak Sam kan." ucap Atlas.

"Kamu mau kan jadi pacar aku? " tanya Samudra ulang. Mereka yang mendengar itu baper. Bayangkan seorang Samudra berbicara selembut itu. Dan sejak kapan Samudra berbicara aku-kamu. Sepertinya itu hanya untuk Elisa seorang.

"Gak." ujar Elisa

"Gak? " ucap Samudra memastikan jawaban Elisa.

"Gak akan nolak." ucap Elisa sambil tersenyum. Samudra yang mendengar itu bahagia. Ia pun memeluk Elisa erat. Atlas yang mendengar itu cemburu tapi mau bagaimana lagi itu adalah pilihan Elisa. Ia harus menerimanya setidaknya ia masih bisa berteman dengan Elisa.

"Ingat kamu gak bisa narik perkataan kamu barusan sayang, kamu milik aku. Selamanya milik aku." bisik Samudra sambil tersenyum miring.

******

Makasih yang udah baca cerita aku semoga kalian suka yaa

kalo ada typo atau saran kirim di kolom komentar

Change the flow of the antagonist's lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang