Jangan lupa pencet bintang nya cintaa
Elisa melihat sekitar, pemandangan di sini sangat indah. Air terjun yang jernih dan menyejukkan, taman dengan hamparan bunga lavender yang sangat cantik, dan langit yang biru dengan awan yang menghiasinya terlihat sangat indah. Elisa tidak tau ia sekarang sedang berada di mana. Tiba-tiba ada yang memegang bahunya, Elisa pun menoleh terlihat gadis cantik dengan gaun putih. Elisa mengenali gadis itu, ia adalah Elisa Fredella Revalista pemilik asli tubuh ini. Melihat Elisa yang mengenalinya ia pun akan berbicara namun tak ia duga gadis itu menamparnya.
Plak
"Anjir kenapa lo nampar gue."
"Itu tamparan dari Mira gue cuman perantara, Salah lo sendiri mau-mau aja jadi selingkuhan. Asal lo tau gue di tampar di hadapan banyak orang."
"Ck nyebelin harusnya gue gak milih jiwa lo buat masuk ke tubuh gue."
"Eh harusnya lo bersyukur milih gue. Gue bisa nyelesain masalah lo."
"Iya-iya makasih kak Elisa yang cantik."
"Nah gitu dong eh btw lo udah tau belum kalau ini dunia novel? "
"Ya gue udah tau di dunia lo mungkin dunia ini novel tapi sebenarnya dunia ini ada di dimensi lain."
"Maksud lo gue sekarang ada di dunia paralel? "
"Iya. Waktu gue gak lama gue cuman minta lo jalanin hidup gue dengan bahagia dan ubah takdir gue yang tragis."
"Kenapa gak lo aja? "
"Gue gak bisa gue udah ngulang kehidupan gue dua kali tapi akhirnya tetap sama gue di bunuh oleh orang yang gue cintai kesempatan terakhir gue cuman bisa narik jiwa lain agar bisa ngerubah hidup gue dan itu lo kak Elisa."
"Oke gue akan ubah takdir lo agar gak berakhir tragis apa ada permintaan dari lo? "
"Sebenarnya ada gue pengen lo berteman dengan Atlas. Gue tau lo benci sama dia namun meskipun begitu dia orang yang berharga bagi gue."
"Gue usahain."
"Waktu gue udah habis gue harap lo bisa hidup bahagia oh iya lo harus hati-hati sama antagonis pria."
"Antagonis pria emang ada? woy jangan ilang dulu."
Elisa asli sudah menghilang. Elisa kesal pertanyaannya belum di jawab. Tak lama setelah Elisa asli menghilang seperti ada yang menariknya ke cahaya putih pandangannya mulai buram.
Elisa membuka matanya terlihat langit-langit kamarnya. Suara jam weker yang berada di nakas samping kasurnya terus berbunyi. Elisa meraih jam weker itu lalu mematikannya. Elisa memikirkan perkataan Elisa asli.
"Antagonis pria emang ada ya? "
"Perasaan gak ada tuh atau ingatan gue mulai ilang ya tentang novel ini."
"Masa sih gue lupa tapi anehnya gue ingat banget tentang novel ini kecuali antagonis pria."
"Pusing gue mikirin itu mending sekarang gue mandi nanti telat lagi ke sekolah."
******
Elisa masuk ke dalam kelas untung saja bel belum berbunyi. Saat memasuki kelas Elisa melihat Atlas, ia jadi teringat tentang permintaan Elisa asli. Ia pun mendekati meja Atlas terlihat di sana ada Samudra dan yang lainnya.
"Atlas"
"Gue? " tanya Atlas sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Iyalah lo emang siapa lagi yang namanya Atlas di sini."
"Tumben aja biasanya lo manggil Samudra."
"Ada yang mau gue omongin nanti pas pulang temuin gue di taman belakang sekolah."
"Apa nih mau balikan ya."
Elisa menghiraukan ucapan Atlas. Ia kembali ke tempat duduknya. Samudra dkk menatap tak percaya kejadian barusan.
"Tumben si Elisa nyamperin lo." ucap Dewa
"Iya ada angin apa nih kok tiba-tiba ngobrol sama Atlas." ujar Stevan
"Kayaknya Elisa mau balikan sama gue. " ucap Atlas percaya diri.
Samudra yang mendengar itu mengepalkan tangannya. 'Gak akan gue biarin Elisa balikan sama Atlas.' ucap Samudra dalam hati sambil menatap tajam Atlas.
******
Makasih yang udah baca cerita aku semoga kalian suka yaa
kalo ada typo atau saran kirim di kolom komentar
KAMU SEDANG MEMBACA
Change the flow of the antagonist's life
Teen FictionIni mustahil bagaimana bisa ia berada di dunia novel. Elisa Keinna Joscelyn, seorang gadis yang gemar membaca novel dan pencinta second male lead terdampar ke dalam novel kesukaannya. Elisa masih ingat saat itu ia sedang tidur setelah selesai membac...