Chapter 26 - Balikan?

3.3K 241 3
                                    

Jangan lupa pencet bintang nya cintaa

Samudra yang mendengar itu mengepalkan tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Samudra yang mendengar itu mengepalkan tangannya. 'Gak akan gue biarin Elisa balikan sama Atlas.' ucap Samudra dalam hati sambil menatap tajam Atlas.

Kring.. kring..

Bel masuk telah berbunyi Samudra yang akan menghampiri Elisa tidak jadi karena guru sudah datang. Sepanjang jam pelajaran Samudra tidak bisa fokus karena memikirkan ucapan Elisa. Untuk apa Elisa meminta bertemu dengan Atlas sepulang sekolah. Tumben sekali Elisa tidak menyapanya. Apakah Elisa ingin balikan dengan Atlas? memikirkan itu membuat Samudra marah. Samudra terus menatap Elisa yang sedang fokus mendengarkan guru. Tatapan Samudra terlihat oleh Atlas teman sebangkunya.

"Ngapain lo ngeliatin Elisa kayak gitu?" tanya Atlas

"Bukan urusan lo." tekan Samudra

"Santai bro masih pagi udah marah aja." ledek Atlas

"Lo bakal nemuin Elisa pas pulang? "

"Pasti kapan lagi Elisa ngajakin gue ketemuan."

"Dia bilang gak sama lo tujuan ketemuan mau ngomong apa? "

"Gak mungkin ngajak balikan." ucap Atlas sambil tersenyum miring.

"Gak mungkin."

"Kenapa gak mungkin? Kita gak tau isi hati seseorang."

"Elisa kan gak suka sikap brengsek lo."

"Gini aja kita bersaing secara sehat siapapun yang bakal jadi pacar Elisa gue harap dia gak nyakitin Elisa. Deal? " ujar Atlas sambil menjulurkan tangannya.

"Deal. Gue gak akan nyakitin Elisa itu bukan gue nurutin keinginan lo tapi untuk janji buat diri gue sendiri." ujar Samudra sambil membalas uluran tangan Atlas.

******

Akhirnya jam pelajaran terakhir selesai. Elisa berniat pergi ke taman belakang sekolah untuk menemui Atlas. Ia sudah berjanji kepada Elisa asli untuk bisa berteman dengan Atlas. Sebenarnya ia masih marah kepada Atlas tapi mau bagaimana lagi itu adalah keinginan Elisa asli. Setidaknya Elisa asli tidak menyuruhnya pacaran dengan Atlas kalau itu terjadi bisa-bisa ia bingung harus melakukan apa karena jujur dalam hatinya ia sangat menyukai Samudra. Setelah ia memaafkan dan berteman dengan Atlas, Elisa ingin menerima perasaan Samudra. Memikirkan itu membuat Elisa tersenyum bahagia. Melihat Elisa yang senyum-senyum sendiri membuat Lova merinding.

"Kamu kenapa senyum terus daritadi?" tanya Lova

"Gue lagi bahagia." jawab Elisa

"Bahagia kenapa? "

"Ada deh."

"Ih Lisa nyebelin."

"Lova gue pergi duluan ya."

"Mau kemana buru-buru banget."

"Gue mau ke taman belakang sekolah."

"Mau ngapain? "

"Gue mau ngomong sesuatu ke Atlas."

"Emang kamu udah gak marah lagi sama dia."

"Enggak gue udah maafin dia gue duluan ya."

"Iya hati-hati."

Elisa pun meninggalkan kelas. Sepanjang perjalanan Elisa tersenyum sambil memikirkan Samudra ia tak sabar bertemu Samudra. Pemandangan itu di lihat oleh murid yang berpapasan dengan Elisa mereka menatap aneh Elisa yang terus tersenyum.

Di sisi lain Lova sedang memasukkan alat tulisnya ke dalam tas. Saat akan berjalan keluar langkahnya di halangi oleh Samudra.

"Kenapa? " tanya Lova

"Elisa mana? " Samudra malah bertanya balik.

"Lisa pergi ke taman belakang sekolah."

Mendengar ucapan Lova, Samudra pun berlari menuju taman belakang sekolah. Perasaan Samudra tidak tenang apakah ini pertanda buruk?

Sesampainya di taman belakang sekolah Samudra mematung melihat di depan sana Elisa sedang berpelukan dengan Atlas. Hatinya memanas ia tidak terima. Apalagi Elisa seperti membiarkan Atlas memeluknya apakah Elisa masih menyukai Atlas? memikirkan itu membuat Samudra mengepalkan tangannya terlihat urat menonjol di tangan kekar Samudra.

Tak tahan dengan pemandangan itu Samudra menghampiri mereka lalu menarik tangan Elisa agar pelukan mereka terlepas.

"Ananta" kaget Elisa

******

Makasih yang udah baca cerita aku semoga kalian suka yaa

kalo ada typo atau saran kirim di kolom komentar

Change the flow of the antagonist's lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang