Chapter 1 - Awal mula

12K 626 17
                                    

Jangan lupa pencet bintang nya cintaa

Di ruangan dengan nuansa putih terlihat seorang gadis yang hendak tidur setelah selesai membaca novel kesukaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di ruangan dengan nuansa putih terlihat seorang gadis yang hendak tidur setelah selesai membaca novel kesukaannya. Novel itu sudah ia baca berulang kali namun ia tidak bosan karena ada tokoh favoritnya yaitu sang second male lead yang bernama Samudra Ananta Dominic. Dia melirik jam dinding, terlihat di sana sudah pukul dua dini hari.

"Gak kerasa udah jam segini, semoga malam ini mimpi ketemu Ananta. Ananta lo itu terlalu greenflag siapapun bisa suka sama lo. Ya kecuali Mira sih dia gak bisa liat cowok sebaik dan setulus Ananta. Lagian mata si Mira buta kali ya udah di selingkuhin terus selingkuhannya dilecehin sama Atlas gila sih Mira tetep mau nerima Atlas. Atlas juga redflag udah selingkuh ngelecehin pula terus cewek nya di tinggal, mana ceweknya sama lagi kayak gue namanya Elisa" gerutu Elisa

Elisa mulai memejamkan matanya menuju alam mimpi. Tak lama setelah itu terlihat banyak asap yang muncul. Gadis itu tetap tidur meskipun banyak asap di sekitarnya. Terasa bau asap yang mulai memasuki hidungnya. Elisa segera bangun dan berniat keluar dari kosannya.

"Aduh ini pintu dimana sih kok gak ketemu-ketemu." ucap Elisa sambil melangkah tak tentu arah karena penglihatannya terhalang asap yang tebal.

Karena banyak menghirup asap penyakit asmanya kambuh. Gadis itu terkulai lemas di lantai sambil memegang dadanya. Semakin lama dia mulai kehilangan kesadarannya.

"Masa gue mati karena ini, ya gak bisa baca novel lagi. Semoga ayah sama bunda di Bandung gak terlalu sedih kehilangan gue."

"Bye dunia, bye Ananta sayang."

Elisa pun perlahan menutup matanya. Tak lama setelah itu terdengar suara dobrakkan pintu, muncul beberapa orang. Seorang wanita paruh baya mendekati Elisa yang tergeletak di lantai. Kemudian ia mengecek nadi gadis itu.

"Innalillahi wa innalillahi rojiun, dia sudah meninggal."

"Hubungi keluarganya di Bandung untuk segera datang ke sini."

"Kasian ya masih muda tapi udah mati."

"Hus gak boleh ngomong gitu."

Begitulah omongan orang-orang yang sedang mengerubungi gadis yang sudah meninggal itu. Gadis itu bernama Elisa Keinna Joscelyn. Elisa merupakan seorang gadis cantik dan pintar yang sedang merantau di Jakarta untuk berkuliah di universitas bergengsi yang ada di sana. Elisa juga merupakan gadis yang suka membaca novel dan pecinta second male lead. Naasnya hidupnya hanya sebentar.

Pada pagi hari terlihat cuaca yang mendung, seolah langit mengerti kesedihan yang diderita sepasang paruh baya yaitu orang tua Elisa yang menangis di depan nisan putri tercintanya.

"Ayah putri kita Elisa udah gak ada. " tangis Bunda Rita pecah

"Kita harus ikhlasin Elisa agar dia tenang di atas sana." ucap ayah Andra

Change the flow of the antagonist's lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang