First Impression

95 9 0
                                    

Pov Aima

Disinilah sekarang Aima berada. Disebuah kamar yang cukup Aesthetic dengan perpaduan warna Abu & Putih mulai dari dinding, Lantai, Hiasan hingga properti yang ada dikamar tersebut. Cukup luas.. karena mampu memberikan tempat untuk ranjang tidur, meja plus kursi kerja, kamar mandi dalam, bahkan, dipojok kamar disediakan tempat untuk Aima belajar mengenai dunianya, Musik.

 karena mampu memberikan tempat untuk ranjang tidur, meja plus kursi kerja, kamar mandi dalam, bahkan, dipojok kamar disediakan tempat untuk Aima belajar mengenai dunianya, Musik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Huft.. Maafkan Ai ma" batin Aima seraya menjatuhkan dirinya ke kasurnya lalu berbaring menatap langit-langit kamarnya.

Bukannya ia ingin menolak permintaan orang tuanya, hanya saja ia masih ingin menikmati masa mudanya. Ia takut jika ia mulai memimpin perusahaannya sekarang.. tenaga, fikiran bahkan waktunya akan banyak habis untuk memikirkan perusahaan dan pekerjaannya saja.

Belum lagi, ia yang tau bagaimana kerasnya dunia bisnis merasa belum mampu untuk mengimbangi dirinya didalam tujuannya memimpin perusahaan tersebut.

Sejenak ia melihat jam yang menempel didinding kamarnya.

"Berangkat sekarang aja kali ya? bukannya datang sebelum waktu yang dijanjikan jauh lebih baik? Iya kan ya?" Monolognya sendiri dalam hati.

"Lagipula kali ini gue mau naik transportasi umum aja. yakinn lagi males bawa mobil huftt" gumamnya. padahal ia dikamar sendirian.

20 menit sudah cukup bagi Aima mempersiapkan diri. Kaos Putih ditutupi kemeja denim yang panjang lengannya dibuat ¾, dikombinasikan celana kulot berwarna putih dan juga hijab sedikit grey senada dengan warna kulit Aima yang putih & bersih. Tak lupa ia memakai jam tangan dan slimbag berwarna senada dengan kemejanya yaitu putih juga menyempurnakan ootdnya hari ini.

Setelah selesai dengan persiapannya, Aima turun dan menemui mama nya yang sedang menonton TV di ruang keluarga untuk meminta izin karena akan pergi ke cafe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah selesai dengan persiapannya, Aima turun dan menemui mama nya yang sedang menonton TV di ruang keluarga untuk meminta izin karena akan pergi ke cafe.

"Mama.. Ai izin keluar sebentar ya?." izin Aima.

"Mau kemana Ai siang-siang begini? tanya Mama Anik.

"Ke Cafe Heart Story Ma, sebentar. hehe" jawab Aima.

"Jangan pulang malem-malem ya Ai" pinta Mama Anik.

"Janji Ma. lagian Ai mau naik kendaraan umum aja lagi males nyetir ni" ucap Aima

"Lho.. lho.. lho maksudnya gimana mau naik kendaraan umum?" tukas mama bingung

"Boleh ya ma?  please.. kali-kali biar ngerasain rasanya naik kendaraan umum juga. Jarang kan Aima naik kendaraan umum kalau ngga kepepet banget, biasanya kemanapun bawa mobil/motor sendiri, cuma beneran kali ini Aima lagi males nyetir" Aima memohon.

"Opo ndak dianter pak Budi aja?" Tawar mama Anik

"Ngga ah ma, mau naik angkot aja. Dah lama ngga naik angkot, sapa tau nanti dapet Dilan ma" nego Aima sambil bercanda

"Ada - ada aja leh nduk². yowis lah,..  yang penting tetep hati-hati ya Ai, dijaga barang-barangnya" mama mengizinkan karena memang mama bukan tipe yang melarang-larang anaknya yang terpenting harus berhati-hati.

"Makasih mamaku yang cantiknya ga ketulungan, " ucap Aima sambil cium salah satu sisi pipi  mamanya. Mama Anik hanya menanggapi putri kecilnya itu dengan gelengan tipis.

"Ai berangkat sekarang ya ma..  Assalamualaikum" salam Aima dilanjutkan mencium takzim tangan mamanya.

"Wa'alaikumussalam warahmatullah,  Hati-hati Aima" jawab mama lalu tersenyum.

"Siapp mamaku sayang" teriak Aima.

Aima berjalan menuju Halte yang berada didekat pintu masuk komplek perumahan elit tersebut. Setelah keluar dari komplek perumahan, Aima menunggu angkutan yang akan mengantarkannya ke lokasi yang ditujunya. 5 menit.. Akhirnya datanglah sebuah angkot yang melewati cafe tujuannya.

Aima memberhentikan angkot tersebut dengan melambaikan tangan kirinya. Angkotpun berhenti persis didepannya. Ketika Aima akan menaikinya, secara bersamaan ada seorang laki-laki yang juga akan menaiki angkot tersebut. Badan mereka berdua saling bertabrakan ringan dan  membuat Aima maupun laki² tersebut jatuh disebelah angkot itu.

"Aduh" pekik Aima.

".......... "

AirettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang