Jumawa

56 9 0
                                    

"Hai Anak mama, sini - sini.. dah siap nih makan malamnya" ajak mama ketika melihat Aima turun dari tangga.

"Oke ma"
"Abang mana ma? tanya Aima

"Ngga tau tuh, belum ada pulang" jawab mama Anik

"Lah.. padahal, katanya tadi sore niat mau jemput Ai lo ma ke Cafe." ucap Aima

"terus?" tanya mama sambil melihat Aima

"yaa.. terus ngga tau. soalnya Aima pulang duluan sebelum abang sampai Cafe".

"Lah berarti Ai pulang sama siapa tadi? atau pakai angkutan umum lagi?" tanya mama pura - pura tidak tau.

"ngga mah"
"Eh.. iya deng. Taxi juga angkutan umum kan ya mah." Jawab Aima polos

mamah hanya bergeleng-geleng mendengar celotehan putri satu-satunya itu.

"Tadi Ai pulang naik taxi sama temen Ai mah" jawab Aima lagi

"Temen?" tanya mamah.
"Ko ngga ada diajak mampir Ai? ama siapa? Rachel atau Rosa? " lanjut mamah

ya.. Aima jarang mengajak temannya datang ke rumah. paling hanya sahabat - sahabat terdekatnya saja.

"Bukan mah" jawab Aima sekenanya. padahal dia agak panik karena kepolosannya tadi, dia hampir saja keceplosan.

"oh oke nak" ucap mamah

Sebenarnya mamah Anik masih ingin memancing Aima untuk memastikan, hanya saja ia ingat kata suaminya agar menunggu waktu hingga Aima yang bercerita sendiri kepada mereka. Walaupun mama sudah mampu membaca gerak - gerik Aima saat menjawab pertanyaan sebelumnya kalau memang benar ada yang sedang disembunyikan oleh Aima.

Makan malam telah siap diatas meja makan keluarga frazetta. Menu makan setiap hari dimasak oleh nyonya frazetta sendiri yaitu mama Anik dan tugas ART dirumah tersebut hanya membantu pekerjaan rumah saja.

Aima masih asik dengan telepon genggamnya, dan mama Aima sedang memanggil Pa Hegar ke kamarnya untuk makan malam bersama. Bertepatan dengan itu, terdengar suara mobil yang baru saja datang. Lizan, kakak Aima.

"Eh bang, udah pulang? pass banget"

"Iya.. lagian lu dijemput malah ngibrit duluan kata Dirga. kenapa luu? tanya Lizan saat telah mendudukkan dirinya tuk ikut bergabung makan malam dengan keluarganya

"shutt" Aima mengingatkan abangnya dengan telunjuknya dibibir agar kakaknya tidak keras-keras saat bicara.
"gausah dibahas disini" pinta Aima

Lizan memicingkan matanya kepada adeknya itu..

"apaa?" ucap Aima agak mulai sewot..

"lah.. napa dah ni bocah?" heran Lizan
"Oh iya, Dirga udah bilang tadi sama gua, dia ngizinin lu buat ikut lomba nyanyi ngewakilin cafenya" lanjut lizan

"trus..trus..?" ucap Aima penasaran sama jawaban abangnya itu atas izin yang disampaikan Dirga.

"Eh Nak.. Udah pulang ta?" mamah dan papah mendekat ke meja makan. Memotong obrolan Aima dan Lizan.

"Baru aja sampe ma" jawab Lizan

"Malam anak - anak papa"

AirettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang