🎶 Pertama untukku dan tak kulupa
Diriku terjerat cintamu
Dan aku tak ingin lepas
Larutkan aku dalam nyata
Riak belaimu yang akan
Temani setiamu padaku 🎶
Lantunan suara indah salma menarik perhatian Rey. Saat ini, Aima sedang menyanyikan lagu jadul "Pertama" milik penyanyi lawas Reza Artamevia.
Bertepatan dengan Rey yang telah menyelesaikan sarapannya, ia menutup kotak makan itu dan menaruhnya di meja kecil yang ada disana, mengingat Sarapan yang ia siapkan untuk Aima masih banyak, mungkin nanti akan di makannya lagi, pikirnya. Lalu Rey mengambil ponselnya.
"Indah.." Ucap Rey Kagum
Aima lantas menoleh ke sumber suara yang baru didengarnya barusan. Lalu memberikan kode seperti bertanya kepada Rey melalui mata dan alisnya.
Rey yang tadi mengucapkannya secara spontan pun merutuki keceplosannya itu.
"Emm ngga² ini tadi temen gue, indah ada nge chat gue" alibi Rey.
"Oh.." jawab Aima lalu kembali memetik gitarnya lagi.
"Gue liat² lu suka ya lagu² jaman 90 an gitu?" Tanya Rey.
"Apa kita pakai lagu jaman old² aja lah besok" lanjut Rey lagi. Padahal Aima belum ada menjawab pertanyaannya.
Aima kembali menoleh heran, ia melihat Rey dari bawah sampai atas. Yang diikuti Rey juga mengikuti aima yang sedang melihat dirinya itu. Rey takut ada yang mungkin kurang pas dari pakaiannya yang dipakai saat ini.
"Apaan dah Ma?" Tanya Rey heran.
"Gapapa sih, lu tau lagu² 90an gitu?" Tanya Aima.
Rey mulai faham, apakah tadi Aima meragukannya?
"Eitsss jangan salah. Berarti lu tadi liatin gue kayak gitu karena ngga percaya gue bisa lagu jaman dulu?" Tanya Rey balik.
"Ya ngeliat modelan lu kayak gini, gue kira lu orang yang suka genre musik anak² sekarang" jawab Aima santai.
"Lah, gue mah apa aja ayoo" jumawa Rey.
Aima hanya menganggukkan kepalanya aja tanpa menanggapi Rey. Ia kembali memetik gitarnya mengalunkan nada yang dipetiknya dengan indah. Rey pun takjub.
"Edann, jago banget dia gitarannya." Batin Rey
"Mau pake lagu apa lu?" Tanya Aima
" Biar Menjadi Kenangan, Reza Artamevia." Ucap pasti Rey
Aima kembali melihat Rey. Rey yang dilihatnya hanya kembali melihat Aima dan tanya ke Aima melalui kode matanya.
"Oke," jawabnya singkat.
Rey pun heran, Aima kenapa hari ini? Sepertinya mood nya sedang ngga baik² aja.
"Lu ngga pengen tanya gitu, kenapa gur milih lagu itu?" Tanya Rey lagi.
"Gue dah tau jawabannya." Jawab Aima sambil memetik gitarnya dengan chord lagu tersebut.
Rey hanya memandang heran Aima. Aima yang merasa sedang dilihat pun menjawab dengan masih memetik gitarnya.
"Simple aja. Itu lagu duet bisa untuk kita berdua." Jawab Aima
"Ya kan, bisa aja lu punya pilihan lain" jawab Rey.
"Gapapa itu aja, kek nya untuk masa² anak muda sekarang banyak yang relate. Syukur kita bisa bawainnya lebih fresh" ucap Aima.
"Kali aja lu punya histori juga kan sama lagunya, tentang hubungan percintaan yang dipaksakan, yang mana pasangannya masih berharap kepada cinta lamanya." Lanjut Aima lagi panjang lebar.
"Apaan dah, kenapa jadi gua" jawab Rey malas.
"Ya kan mungkin² aja." Ucap Aima masih memetik gitarnya diap masuk ke lagu yang akan dinyanyikannya
🎶 Tetes airmata ku tak tertahan lagi
Menanti kepastian tentang kita
Kau masih juga bersamanya
Masih mencintainya 🎶
Aima melihat Rey dengan heran. Padahal Harusnya ini part dia masuk. Jrenggg. Aima menggenjreng gitarnya.
"Rey, lu niat latihan ngga sih?" Ucap Aima sebal.
"Eh.. eh.. sorry" Rey tersadar dari lamunannya berbarengan dengan suara ketukan pinyu studio.
"Wait, gue buka dulu pintunya."
"Eh ka Rey, ini kata bang Dirga disuruh nganter minuman ini" ucap seorang wanita yang ternyata itu adalah Bella. Rey pun menerima nampan berisikan 2 minuman dan ada beberapa cemilan.
Aima yang mendengar suara itu lantas balik badan dan berpegang pada tembok yang ada didepannya.
Bella yang merasa ada pergerakan dibelakang Rey lantas menoleh kesumber suara. Dilihatnya ada seorang wanita berhijab yang berdiri menghadap tembok.
"Eh bell, makasih ya." Rey yang memahami situasinya langsung mengambil alih suasana yang ada disana.
Aneh dilihatnya, ia pun sebenarnya penasaran tapi ia rasa tak perlu ikut campur pada urusan orang lain.
"Sama - sama ka, aku turun dulu ya" Bella sembil menunjuk arah bawah dengan jarinya. Dan setelah itu langsung pergi dari hadapan Rey
Setelah Rey menutup pintu dan balik badan ia bingung, Aima kenapa? Ngapain hadap tembok coba? Batinnya.
" Ma, ni minum dari dirga, lu ngapain dah ma? Tanyanya pada Aima.
Aima yang menyadari situasi sudah seperti semua membalikan badannya. Rey yang melihat cukup aneh, karena Aima mengeluarkan buliran keringat yang cukup banyak.
"Em, iya.. ngga, gue ngga lagi ngapa²in. Yuk lanjut" aima menjawab pertanyaan Rey tanpa menatapnya lalu ia kembali mengambil gitar yang tadi sedang dipegangnya.
Jika boleh jujur, entah mengapa ia tadi merasakan tubuhnya kembali bergetar ketika ia mendengar suara bella. Sepanik itu kah?
"Minum dulu nih. Lu keringetan banget, padahal ini ac nya udah nyala lo" heran Rey melihat angka yang tertera di AC pada ruangan tersebut sambil menyerahkan minuman kepada Aima.
"Boleh" terima Aima dan langsung meneguknya sembari menetralkan dirinya kembali. "Makasih" sambungnya.
"Udah ma?" Tanya Rey.
"Udah, yuk.. Gass" jawab Aima.
"Kemana?" Goda Rey
Aima kembali menoleh ke arah Rey dengan malas.
"Candaa ma, serius amat dah" jawab Rey cengengesan. "Sini gue gitarin" pinta Rey.
Aima memberikan gitar itu ke Rey, dan Rey mulai memetik gitarnya.
🎶 Maafkanlah sayangku atas keadaan
Kamu tak pernah jadi kekasihku
Wajahnya selalu terbayang
Saat kau di sisiku 🎶
Aima menatap Rey penuh Arti.
![](https://img.wattpad.com/cover/374100319-288-k314042.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Airetta
Fiksi RemajaSemua ada masanya. Ada yang telah usai, Dipaksa untuk selesai.. Atau bahkan, belum pernah dimulai. Baru akan tetap layu ketika masih ragu. Jadi, bukan hanya untuk menjadi baru, tapi juga untuk ingat diri.. Bahwa yakin & percaya itu perlu. Kemarin...