Mengapa?

49 6 0
                                    

🎶 Ku tahu memang cinta kita tak direstui
Namun ku sedang berjuang untuk tunjukkan
Bahwa ku pantas untukmu

Memang tak bisa kupungkiri
Banyak kekurangan ku
Namun tak pernah ada kata menyerah
Sadarku disepelekan
Aku dianggap kecil
Tapi tak apa-apa

Bilang..
Bilang pada mereka
Kita ini pantas ‘tuk bersama
Dan yakinkan..
Yakinkan mereka bahwa kau bahagia denganku
Ku kan tunjukkan
Tunjukkan pada dunia
Cinta ku mampu bahagia bersamamu
Cinta...
ku mampu bahagia,
bersamamu.. 🎶

Suara khas Rey yang rockmantic itu mendapat riuhan dari tepuk tangan pengunjung cafe yang ada disana..
Namun.. hal itu berbeda dengan Aima. Air mata tak hentinya mengalir dari mata cantiknya, Lidahnya kelu bahkan ia tak menyadari bahwa lagu itu telah selesai Rey bawakan.

"Eh ma, lu kenapa?" tanya dirga khawatir. "Ma? heii" ulang lagi dirga, dan berhasil memecahkan lamunan Aima.

"eh Ka, ngga.. ngga.. gue gpp" jawab Aima sembari memalingkan wajah dan menghapus sisa air matanya. Itu tak luput dari pandangan Rey yang baru saja highfive dengan Joe.

"Makasih ya bro dah diiringin" ucap Rey dengan Joe

"Sans, it's okey. lu tetep keren sih bro dari dulu" puji Joe.

"Ada - ada aja lu" sanggah Rey.
"Gue kesana dulu ya?" sambung lagi Rey sambil menunjuk meja Aima & Dirga dengan gerakan wajahnya.

"Ok" jawab singkat Joe

Rey jalan ke meja no.12 itu dengan tidak melepas sedikitpun pandangannya ke Aima. ia mengetahui tangis Aima saat dirinya bernyanyi tadi.

"eitss..eitss..eitss.. ada yang berhasil gue nyanyiin ngga sih, sampe banjir tuh mata haha" sindir Rey pada Aimaa.

Sengaja Rey mengucapkan seperti itu agar mood Aima yang berisik itu kembali. jujur saja, Rey menyukai sikap Aima yang cuek tapi berisik dan suka ngomel-ngomel itu.. lucu and gemesin katanya.

"..."

Aima masih bertahan dengan diamnya,
Rey & Dirga pun bingung dibuatnya. Mereka berdua saling pandang lalu suara handphone Dirga memecahkan keheningan tersebut.

kring..kring..📱

Sebelum Dirga akan minta izin mengangkat telepon masuk tersebut.. suara Aima mendahului izin dari dirga

"Gue pulang dulu Ka Dirga,"

"Eh.. eh.. ngapain buru-buru ma?. lu mau pulang sama siapa and naik apa? abang lo belum sampe loh" jawab Dirga. saat Rey bernyanyi tadi Dirga menepati janjinya untuk  chat Lizan abang Aima bahwa adiknya ada di Cafe nya dan minta untuk dijemput.

"Gapapa, bilang aja gue udah pulang. toh masih sore, belum gelap-gelap amat" jawab Aima bersamaan dengan tangannya yang mengambil handphone nya dimeja lalu dimasukkan ke dalam tas nya.

"Sorry, gue permisi" Pamit Aima

*puk*
Bersamaan dengan suara aduh yang keluar dari mulut Rey. Ya.. sebuah gumpalan tisu dilemparkan Dirga ke Rey

"Aduh" protes Rey sembari mengelus rambutnya & melihat Dirga setelah ia menatap pintu dimana Aima berjalan dengan tergesa-gesa keluar dari cafe tersebut.

"Malah cuma lu liatin dia pergi, kejar kek" sewot Dirga yang tak berhasil mencegah Aima pergi.

"Lah.. apa urusannya ama gua coba?" tanya Rey yang bingung dan akhirnya ikut sewot

"Dasar nih bocah satu, kaga ada empatinya samsek jadi orang. lu kejar dah daripada ada apa apa noh sama tu bocah" perintah Dirga.

"Males kali' " jawab Rey sambil meminum sisa minumannya tadi.

*Puk*
satu gumpalan tisu lagi mengenai wajah Rey yang sedang tertutup gelas minumannya.Lagi - lagi Dirga yang melemparkannya.

"Oke fineeee" jawab Rey sambil berdiri setelah mendapat tatapan dari Dirga yang dirasanya tatapan itu tak bersahabat dengannya.

Rey segera mengambil tas nya lalu segera berjalan menuju pintu cafe tersebut. saat sudah diluar, Rey memunculkan sedikit kepalanya lagi ke dalam sambil berteriak kepada Dirga

"Upahnya, gue dapet makan gratis seminggu di cafe ini, titik. ngga pake koma dan tapi!" seru Rey lalu berlalu meninggalkan cafe

Dirga hanya bisa menggelengkan kepalanya lalu segera kembali melihat Handphonenya dan menghubungi balik orang yang tadi menelponnya.

"Aima Rena Frazetta, Stop!"

Tersentak..
Aima secara spontan akan menoleh kebelakang.

Bukan hanya karena merasa namanya dipanggil, tapi juga bingung saat ada yang memanggil namanya selengkap itu, Padahal Aima jarang menggunakan embel-embel nama Frazetta pada namanya kepada orang lain.

Ya.. Frazetta adalah nama keluarga besar dari Aima. Tetapi sedari SMP ia hanya suka mengenalkan dirinya sebagai Aima Rena kepada teman- temannya hingga ia lulus kuliah. Bahkan disetiap Absen sekolah namanya hanya diberikan imbuhan huruf F dibelakangnya dan itu pun hasil dari komunikasi antara orang tua Aima dengan setiap sekolahan tempat Aima bersekolah. Bukan karena apa, Keluarga Frazetta merupakan salah satu keluarga yang terpandang di negeri ini. Perusahaannya dimana - mana dengan berbagai bisnisnya, jadi jangan tanya kekayaan seperti apa yang dimiliki Aima sekeluarga.

Namun.. Aima tetaplah Aima dengan segala kesederhanaannya. Ia memilih menjadi orang yang ingin dianggap sewajarnya saja sama seperti yang teman-teman lain tanpa membawa embel-embel nama dan kekayaan yang dimilikinya. Dengan itu pula Aima bermaksud agar ia selalu dikelilingi dengan orang-orang tulus yang mau dekat dan berteman dengannya apapun kondisi Aima.

Keluarga Aima pun menyetujui keinginan Aima, karena bukan hanya Aima yang sampai saat ini masih bersikeras dengan keputusan mengenai passionnya yang lebih condong kepada Seni atau musik tetapi keluarga juga berfikir agar keselamatan Aima lebih terjaga dari banyaknya saingan bisnis yang dimiliki keluarga besar Frazetta.

tinnnn..

.......

Bersambung...

AirettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang