Para Wanitaku

57 8 0
                                    

POV Rumah Keluarga Rey

"Waalaikumussalam Warahmatullah Wabarakatuh"

"Eh Abang, udah pulang?" pertanyaan tersebut dari suara halus seorang wanita.

"Udah dongg."

"Masak ngga? laper nih?" tanya Rey manja

"Masak, gih sana makan dulu"

"yaudah, mau mandi dulu. nanti baru makan, biar seger sekalian. Rasanya dah lengket semua ni badan" jawab Rey

"Baiklah. sekalian panggilin adek ya Bang di kamar.. suruh ikut makan sekalian. Dari tadi belum mau makan" pinta wanita itu

"Lah.. Adek belum makan?" tanya rey

dijawab wanita itu dengan gelengan kepala saja

"yaudah, nanti tak ajak gabung makan sekalian.. " ucap Rey, lantas memandang wanita tersebut seakan mengkodenya,

"Sudah, sudah makan tadi bang, maaf ya duluan" jawabnya.

"Oke, gapapa dong. aku mandi dulu ya" jawab Rey sedikit jalan cepat dan lupa kalau dibalik gorden ada satu pintu yang masih tertutup. (pintunya dua ya gais. jadi yang 1 dibuka ke kanan yang 1 dibuka kekiri. Rumah Rey masih bernuansa sederhana tempo dulu yang pintunya dibuka kanan kiri dan biasanya dipakaikan gorden untuk menutupinya)

jedugg.. Brakk

"Ya ampunnn Bang.." kaget wanita itu

"akhh" pekik Rey

Ya.. Rey terpentok pintu yang masih tertutup.

dan ternyata suara itu membuat seseorang yang dipanggilnya adek keluar dari kamar dan berlari..

"Gempa.. ayo lari, nyelametin diri" panik dengan kepolosannya.

Rey dan wanita tadi lantas menoleh ke sumber suara, lalu saling pandang satu sama lain. Akhirnya wanita tersebut tersenyum sambil geleng - geleng atas kelakuan dua orang lain yang ada disana itu.

"Udah - udah.. kalian sama aja ternyata. Bang cepet mandi trus makan, lain kali hati-hati jalannya. kasian pintunya tuh, padahal dah disitu lama hehehe" kekeh lembut si wanita itu.

"Dan adek, ayo makan dulu.. dari tadi adek belum makan lo" pintanya lagi.

"adek mau nunggu aja, sekalian.. biar ada temen makannya" jawab adek

Rey mengangguk lalu segera meninggalkan mereka disana untuk mandi.

"beneran nih ngga mau jawab tadi ada apa? kenapa ada suara keras banget sampe kamarku, kukira ada gempa" tanya Aulia Penasaran.

Yaps, Aulia adalah nama adek bungsu dari Rey. Aulia Qiyya Maharani nama lengkapnya. Saat ini berusia 17 tahun dan sedang menduduki bangku kelas 3 Di salah satu SMA negeri di kota tersebut. ia seoarang wanita lemah lembut yang begitu cantik dan anggun dibalik hijabnya.

"Gpp dek, tadi abang kejedot pintu itu" jawabnya singkat sambil menunjuk pintu dengan pandangannya lalu tersenyum.

"Hahahaha abang.. abang.. kukira ada gempa tadi hahaha" Aulia tidak mampu menahan tawanya.

"Udah dek.. yok bantu siapin makannanya sekalian nunggu abang mandi" ajak Wanita tersebut.

"Ayo mba" terima Aulia

......

*Beberapa Waktu kemudian

"Hai..Hai.. sorry lama" sapa Rey

"Bang.. gimana keadaan pintunya tadi bang?" tanya Aulia excited menggoda Rey

"yeee" sahut Rey mengacak - acak hijab adek satu satunya itu

" udah ayo makan dulu, keburu dingin bang.. dek.."

" oke, mari makan" jawab Aulia semangat

"makan dulu ya.." imbuh Rey

"silahkan" Ucap wanita tersenyum dan mempersilahkan

20 menit berlalu, Aulia & Rey telah menyelesaikan makannya. Aulia telah kembali kekamarnya setelah membantu membersihkan meja tempat makannya tadi.

"Gimana, kerjanya lancar?" tanya wanita yang dipanggil mba oleh Aulia tadi sembari mengelap tangannya yang basah karena habis mencuci piring.

Rey yang awalnya hendak kembali kekamar setelah mengambil segelas air putih mengurungkan niatnya dan berjalan mendekat ke wanita tersebut.

"Doakan Selalu ya," mohon Rey

"Terkadang.. ingin merasa patah karena lelah boleh, tapi satu yang harus diingat.. bahwa allah berjanji selalu ada bersama firmanNya. Allah juga akan selalu memeluk.. " ia menjeda ucapannya lalu maju sedikit mendekat kepada Rey..

"Dan berbisik, Jangan Menyerah! Bersujudlah diatas sajadah." Ucap wanita tersebut dengan pelan seolah sedang berbisik kepada Rey. Lalu ia mundur kembali dan tersenyum.

"Temuilah Allah ketika engkau sedang gundah, Niscaya Allah datang membawakanmu sebuah pelukan untuk getaran tangismu. seperti Mentari yang menghangatkan, dan air yang menenangkan." Imbuhnya.

"Bersyukurlah.. karena Allah juga memberimu Lembah kenikmatan berupa kelapangan hati yang penuh berkah agar kau selalu tumbuh menjadi pribadi yang menerima." lanjutnya lagi.

"Gimana aku ngga Bangga coba," ucap Rey terharu dan berkaca-kaca atas kalimat wanitanya itu

Aisyah tersenyum penuh keteduhan, lalu melanjutkan kalimatnya..

Bersambung...

AirettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang