FY 6

3.4K 302 71
                                    

-Princess's Point of View-

Aku menatap bayiku yang tertidur pulas di dalam tabung inkubator untuk memulihkan keadaannya. Enam jam setelah melahirkannya tadi, kondisinya menurun. Menurut dokter Karina, itu akibat dari kelahirannya yang belum cukup bulan. Aku sempat menangis khawatir mendengar penuturan dokter Karina tersebut, namun kata dokter berparas cantik itu, ia akan menjamin tidak akan ada sesuatu hal yang buruk terjadi pada bayi mungilku itu dan dia akan selalu memantau perkembangannya.

Elrony Devanata adalah nama yang kuberikan untuk bayiku itu. Jika ditanya apa alasanku mengambil nama Elony, aku pun tidak tahu. Hanya itu yang terlintas di otakku, tapi untuk nama Devanata itu kuambil karena memiliki arti kegembiraan dari Tuhan. Persis sekali dengan kehadiranya, dia adalah suatu kegembiraan buatku. Aku tidak pernah merasa segembira ini sebelumnya.

"Udah yuk balik ke kamar. Baby El juga udah pules gitu." Ajak Ryandra menyentuh kedua pundakku. Aku mengangguk mengiyakan sambil memandang nanar kearah bayiku yang masih tertidur lelap. Sleep tight my handsome baby boy.

Aku tidak tahu bagaimana perjalanan hidupku dengan anakku selanjutnya. Yang pasti aku akan selalu mengusahakan yang terbaik buat El. Aku akan selalu menjadi yang paling tersepan untuk melindunginya.

"Heh, kenapa ngelamun?" Tegur Ryandra menyadarkanku.

"Nggak apapa kok."

"Jangan mikirin apapun. Banyak yang sayang sama El. El nggak akan kekurangan kasih sayang meskipun dia cuma punya Mommy. Lagian kan ada aku Papanya." Aku mengangguk, membenarkan ucapannya.

"Makasih karena uda mau jadi sahabatku yang baik. Semoga segera ketemu Mama buat El." Ryandra tertawa lalu sedikit mengacak rambutku. Setidaknya saat ini orang disekitarku juga ikut menyayangi anakku.

***

-Lian's Point of View-

Aku berjalan terburu-buru memasuki pelataran mall yang besar ini untuk menghadiri meeting dengan salah satu client pemilik perusahaan kecantikan yang akan bekerjasama dengan perusahaan yang kupimpin pada sebuah cafe di mall ini. Saat aku berjalan kearah lift, tiba-tiba pandanganku terjatuh pada seorang wanita dengan kemeja hijau lumut yang dipadukan dengan rok putih bermotif bunga sedang membungkuk kearah kereta bayi berwarna abu-abu, yaa dia Salsa. Entah mengapa, kakiku malah berjalan menghampirinya.

"Hai Sal..." Sapaku menepuk pelan pundaknya. Ia seperti terjengkat kaget dan memandangku. Aku dapat melihat sorot keterkejutan di mata indahnya.

"Ehh Lian..." Ujarnya sadar dari keterkejutannya. Lebih dari enam bulan setelah aku melihatnya di mall depan cafe beberapa bulan lalu, sudah banyak yang berubah dari dirinya. Tubuhnya yang tinggi kini terlihat lebih ramping tanpa perut buncit yang dulu selalu bersamanya, rambutnya juga kini sudah agak lebih panjang namun dengan warna dark coklat.

"Anak Mommy sayang, udah yaa nangisnya. Kan Mommy udah kasih susu tadi." Pandanganku beralih kearah stroller abu-abu itu. Ahh iya, itu pasti anak Salsa yang dulu dikandungnya. Bayi bertubuh montok yang menggemaskan itu menangis dengan tangan seperti ingin menggapai sesuatu, namun ketika Salsa mengulurkan tangannya hendak ingin menggendongnya, bayi itu malah menggeleng sambil menepis tangan Salsa dengan tangan mungil yang dimilikinya.

"Kenapa?" Tanyaku pada Salsa yang masih saja berusaha menenangkan bayinya.

"Nggak tau nih. Tadi anteng-anteng aja dia bobo. Tiba-tiba nangis gini padahal dia nggak kenapa-napa. Ngompol juga enggak." Jawab Salsa sedikit frutasi. Aku mengangguk mengiyakan kemudian beralih mencoba untuk menenangkan bayi lucu ini.

"Hai ganteng. Ini uncle Lian..." Ucapku pada bayi Salsa, namun dia malah menangis makin keras sambil menjulurkan kedua tangannya dan membuka tutupkan jari-jari kecilnya. Stupid Lian! Dia tidak mungkin mengerti bahasa yang kau ucapkan!

Fix YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang