FY-17

2.4K 285 90
                                    

El memasuki rumahnya ketika dia tiba setelah mengantar Salma terlebih dahulu. Suasana sepi langsung menyambut karena waktu sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Ia berjalan menaiki lantai dua menuju kamarnya. Namun pada anak tangga yang ketiga, dia mendengar suara jeritan seseorang yang amat dikenalnya. Suara Aluna.

"Daddy, kipasnya pelan-pelan! Nanti kena muka Dede." Gerutuan Aluna yang tertangkap oleh telinga El. El mengurungkan niat pergi ke kamar dan beralih mengikuti asal suara.

"Kakak, udah dirapiin belum tendanya?" Suara Salsa semakin terdengar jelas ditelinga El yang sudah mendekat kearah taman samping tepat didekat kolam renang.

El melihat sang Daddy yang sedang sibuk mengipasi daging diatas panggangan dibantu oleh Aluna, sedangkan sang Mommy duduk diatas sebuah tikar kecil sambil menuangkan minuman ke dalam gelas-gelas plastik, lalu Al baru saja keluar dari sebuah tenda besar yang terpasang di dekat gazebo.

"Pada disini toh ternyata." Ucap El melangkah mengalihkan fokus keempat orang itu.

"Ehhh, Abang udah pulang." Balas Salsa tersenyum menyambut putra sulungnya.

"Tau deh yang habis malam mingguan." Timpal Lian yang kini sedang mengambil potongan-potongan daging yang dipanggang dengan pencapit besi.

"Apaan sih Daddy, kayak nggak pernah muda aja. Iya kan Mom?" Tanya El merebahkan kepalanya dipaha Salsa yang terlapis celana panjang berwarna hitam. Salsa membelai rambut El, anak pertamanya yang kini sudah beranjak dewasa.

"Abang tadi sama siapa di bioskop? Tadi Dede liat loh abang gandeng tangan Kakak cantik. Hihihihi..." Sambar Aluna mendekat sambil membawa daging yang telah dipanggang oleh Lian.

"Sotoy nih Dede..." Ucap El mengelak.

"Bener tuh yang dibilang Dede. Tadi kita kan ke supermarket yang ada di mall tempat lo nonton, nggak sengaja liat lo sama cewe gandengan tangan. Ehh, lo diteriakin Mommy sama Dede malah mendadak tuli dan jalan terus masuk bioskop." Sambung Al.

"Udah Mom, Bang El kawinin aja besok sama Kakak itu. Udah jadi anak durhaka dia Mommy manggil nggak ditanggepin." Sambungnya lagi.

"Sialan lo!" El melempar Al dengan sebuah serbet yang teronggok di dekatnya, tapi Adiknya itu malah tertawa.

"Kapan-kapan bawa kesini dong Bang. Kenalin sama Daddy Mommy, terus sama adek-adek kamu juga. Nggak baik loh pacaran sembunyi-sembunyi. Kalo ada apa-apa ntar nggak ada yang tau. Lagian Mommy sama Daddy nggak marah kok, kalo Abang uda punya pacar, yang penting pacarannya nggak kelewat batas." Ucap Salsa panjang lebar. El memejamkan kedua bola matanya menerima belaian Mommynya itu di rambut hitamnya.

"Kapan-kapan deh Mom. Lagian El sama dia juga baru kok. Nanti pasti dibawa kalo uda cocok banget. Inikan masih tahap saling mengenal lebih jauh."

"Jadi bener pacarnya ya El? Haduh, anak Daddy ternyata udah gede. Nggak berasa, dulu jalan kemana-mana yang dibawa boneka minion sekarang jalan kemana-mana yang dibawa pacarnya." Ucap Lian yang duduk di dekat sang istri.

Pandangan Lian dan Salsa bertemu seolah sedang memikirkan hal yang sama mengenai putra mereka ini yang dulunya mengidap penyakit berat. Entah siapa yang memulai, wajah sepasang orangtua ini saling mendekat seakan ada magnet kuat yang saling menarik satu sama lain. Ingatan mereka akan keberadaan tiga buah hati seolah terlewatkan begitu saja.

"STOOOPPP!" Teriak El, Al, dan Aluna kompak membuat kedua bola mata Lian dan Salsa membulat sempurna.

"Dasar orangtua, selalu nyuri kesempatan dalam kesempitan." Kesal Al membuat kedua pipi Salsa bersemu. Sementara Lian mengalihkan perhatiannya dengan menarik Aluna kedalam pangkuan seraya mencium kedua pipi gembil milik putri kecilnya itu.

Fix YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang