G'R ~ 24

211 9 11
                                    

Cuaca yang mendung pagi hari ini menambah kesan suram dalam hati seorang wanita yang berdiri didepan jendela kamar. Terlihat seorang perempuan yang berusaha mengajak bicara seorang lelaki bergamis abu-abu itu.

Tatapan hangat yang biasa terpancar berubah menjadi dingin, Nazeva hanya bisa menatap tajam apa yang telah dilakukan Sarah, tidak ada henti-hentinya perempuan itu terus mendekat kepada Gus Rafa. Sungguh rasa muak telah ada dalam dirinya,tetapi masih bisa dia tahan demi menghormati wanita tua yang selalu menjodohkan suaminya itu.

"gimana Gus, hari ini mengajar nya?" Ujar Sarah yang berjalan disamping Gus Rafa.

Gus rafa mengabaikan wanita itu, dari keluar masjid sampai saat ini Sarah terus mengoceh, tidak ada niat sama sekali dirinya untuk menjawab pertanyaan Sarah.

"Raf? Aku dapat undangan dari alumni kampus katanya mereka mengadakan acara reuni, kita datang ayo!" Sambung Sarah dengan Semangat.

"Terserah raf,kamu mau menjawab atau tidak yang penting aku sudah berjalan di sampingmu"
Sarah terus mengikuti langkah kaki Gus Rafa.

"Aku tidak tertarik,bisakah diri mu menjauh Sarah. Aku sangat risih,bagaimana pun kita bukan muhrim tolong jaga jarak." Gus Rafa menatap sarah dingin.

Nazeva hanya terus memperhatikan apa terjadi di bawah sana, terlihat Gus Rafa yang membalas ucapan Sarah membuatnya enggan untuk beranjak menjauh dari jendela.

"Sarah monyet!! Mau Lo apa sih,gatal banget, kalo gatal sini gue garukin bukan godain laki orang."

Nazeva merasa kesal tanpa sengaja kakinya menendang sebuah vas yang ada di dekat jendela yang terbuka, suara dari pecahan vas itu membuat Sarah dan Gus Rafa menoleh ke asal Nazeva.

Gus Rafa segera memasang wajah cemas,sejak kapan istri kecilnya itu melihat dia dan Sarah, berbeda dengan Sarah gadis itu menatap Nazeva penuh kemenangan.

Nazeva yang tau arti dari tatapan itu segera menatap Sarah dingin dan penuh intimidasi "jangan ngerasa menang Sarah, Lo salah cari lawan" dengan cepat Nazeva beranjak menjauh dari jendela.

Gus Rafa segera berlari memasuki rumahnya mengabaikan Sarah yang berada di belakangnya.

"Assalamualaikum." Ujar Gus Rafa sambil terus berlari.

"Waalaikumsalam,ada apa nak" sambut umi yang melihat sang putra berlari menuju kamarnya.

Tatapan umi yang awalnya memperhatikan Rafa lalu terhenti ketika melihat Sarah yang berjalan masuk.

"Assalamualaikum umi," sapa Sarah dengan tersenyum.

"Waalaikumsalam," balas umi segera meninggalkan Sarah.

Sarah berjalan menuju kursi menatap lantai dua dimana letak kamar Gus Rafa dan Nazeva berada "ayo ribut aku tunggu perpisahan kalian."

Gus Rafa berlari menuju pintu kamarnya, dengan cepat ia megang gagang pintu, setelah dirinya membuka terlihat Nazeva yang sedang membersihkan pecahan vas bunga.

Terdengar suara desis dari bibir mungil Nazeva membuat gus Rafa yang berada didepan pintu tersadar dari lamunannya,pandangan Gus Rafa tertuju kepada darah yang mengalir dari jari mungil istrinya.

"Astagfirullahal'adzim, ze." Gus Rafa segera menjatuhkan dirinya di hadapan Nazeva dengan cepat membawa jari mungil itu kedalam mulutnya.

"Eh mas." Nazeva terkejut dengan apa yang dilakukan suaminya. Tanpa sadar senyum kecil keluar dari bibir nya memandang Gus Rafa.

"Apa yang terjadi ze,kenapa begini dek." Ujar Gus Rafa menatap Nazeva. Terlihat mata merah dan aliran bulir airmata yang keluar.

Nazeva segera menundukkan kepalanya"Maaf mas,ze tidak sengaja menendangnya."

Gus Rafa (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang