BAB 3 ORGANISASI

35 5 0
                                    

~happy reading♡~
•••

Tahun ini Nara berusia 15 tahun, wajahnya yang masih imut dengan rambut tergerai sebahu ia memasuki gerbang sekolahnya dengan ceria

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tahun ini Nara berusia 15 tahun, wajahnya yang masih imut dengan rambut tergerai sebahu ia memasuki gerbang sekolahnya dengan ceria.

Tahun ini merupakan tahun dimana Nara memasuki ajaran baru sekolah menengah atas. Ia lolos diterima di sekolah populer pusat kota tempat tinggalnya.

Sudah satu minggu ia bersekolah di SMAN 1. Dan SMA sudah mengharuskan memilih ekstrakulikuler sebagai penyaluran bakat minat siswa diluar jam pelajaran. Dan Nara tertarik dengan salah satu organisasi di sekolahnya.

***

Jam tangan kecil berwarna hitam yang melingkar di tangan Nara menunjukan pukul 14.50 waktunya pulang dari sekolah.

Sebelum beranjak dari tempat duduknya, Nara membuka pesan dari aplikasi obrolan di handphone.

"Kak, kamu langsung pulang ya."

Pesan dari Ibunya membuat Nara mendongak, memandang bergantian teman-temannya.
"Sa, Ca, Maaf ya aku harus pulang dulu. Barusan aku dapat pesan dari Ibuku." ucapnya pada Rosa, teman sebangku dan Lica yang duduk di depannya. Pasalnya mereka sepakat menemani Lica yang katanya ada urusan.

"Oh ya Ra, duluan aja." Jawab Rosa.

Lica juga mengangguk, "Santai Ra tidak apa-apa, hati-hati ya." ucapnya dengan suara cempreng khas Lica.

"Hem." Nara mengangguk lalu beranjak meninggalkankan kelas.

Bisa dibilang pertemanan mereka cukup akrab karena baru satu minggu sekolah bersama. Nara yang gampang berbaur membuat nyaman siapa saja yang berteman dengannya.

Nara berjalan melewati area jalan kaki menuju gerbang. Tiba-tiba ia menghentikan langkahnya ketika mendengar tilawah seseorang di masjid sebelah sekolahnya, kebetulan waktu ashar akan tiba.

Masjid tersebut berada di pinggir jalan utama. Namun, masih dalam wilayah SMAN 1. Masjid yang memisahkan antara dua sekolah dalam satu wilayah.

Nara tau betul suara tilawah seseorang yang biasanya selama satu minggu ia bersekolah. Namun, kali ini nadanya berbeda, ia tak mengenalinya.

'Kagum' mungkin satu kata yang menggambarkan hati Nara. Ia melanjutkan jalannya.

Lantunan merdu ayat suci al qur'an membuat hatinya tentram. Sampailah ia pada gerbang yang sebelah kirinya menampakan pemandangan samping Masjid, menambah nyamannya hati Nara saat ini.

Masjid yang lumayan besar dengan kolam ikan ditengah pintu masuk yang memisahkan antara area laki-laki yang lebih luas dibanding area perempuan menambah keasrian masjid tersebut.

Pink HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang