BAB 22 PERJUANGAN

20 3 0
                                    

~happy reading♡~
•••

Nara berdiri di depan gedung perusahaan, dimana Ayahnya bekerja sebelum terkena kasus. Perusahaan yang berkecamuk dalam bidang Teknologi atau bidang IT itu berdiri kokoh, terlihat sangat megah dan mewah.

Entah mengapa ia tiba-tiba mengunjungi perusahaan itu, yang jelas-jelas membuat keluarganya berubah dalam semalam.

Nara membulatkan matanya sempurna melihat Ayahnya keluar dari perusahaan. Ia langsung mencari tempat untuk bersembunyi lalu mengambil topi didalam tasnya, yang ia gunakan untuk menutupi sedikit wajahnya.

Ia melihat lagi ke arah Ayahnya. Nampak wajah Ayahnya sangat lusuh dan banyak mata yang memandang sinis Ayahnya.

Melihat itu, ingin sekali ia menghampiri Ayahnya. Tapi seketika niatnya urung ketika ia mendapati seseorang yang dikawal oleh bodyguard, berjalan keluar dari pintu kaca utama perusahaan dengan rombongan dibelakangnya.

Nara ingat sekali itu pak Iqbal, direktur perusahaan. Ia juga memiliki fotonya bersama keluarga Nara ketika menghadiri acara amal di kediaman manager dulu.

Direktur itu sama sekali tidak mempedulikan Ayah Nara, ia masuk ke dalam mobil yang dibukakan oleh supir pribadinya. Sebelum ia benar-benar masuk, ia membisikan sesuatu kepada bodyguard. Ternyata ia menyuruh untuk mengusir Ayahnya.

Tanpa di suruh pergi pun Ayahnya memang sudah mau pergi. Ia pergi ke perusahaan pun hanya untuk mengemasi barang-barangnya.

Nara benar-benar bersembunyi ketika Ayahnya berjalan melewati dirinya. Ayah Nara berjalan seperti orang kebingungan dengan membawa box perkakas. Nara terus mengikuti Ayahnya.

Ayahnya berjalan menuju perusahaan lainnya, memasuki area perusahaan demi perusahaan, tapi belum saja ia menginjakan kaki, langsung diusir oleh penjaga. Mungkin karena kasusnya dan banyak perusahaan yang mengetahui itu. Begitu susahnya Ayahnya mencari kerja.

Dibalik persembunyiannya, Nara memandang keatas untuk menahan tangisnya. Ia benar-benar melihat kesulitan yang dialami Ayahnya. Ia menerjapkan mata lalu pergi.

***

Dalam perjalanan pulang, ia melewati minimarket. Setelah berjalan beberapa langkah melewati minimarket itu, ia kembali berjalan mundur ketika melihat selembar kertas yang tertempel di kaca minimarket. Lembaran kertas itu bertuliskan lowongan kerja untuk menjaga minimarket.

Nara langsung masuk, menanyakan lowongan kerja tersebut.

'Klining klining'  suara yang menandakan pintu minimarket terbuka.

"Selamat datang." ucap seorang perempuan penjaga kasir. Nara langsung menanyakan selembar kertas yang tertempel di depan.

"Maaf kak, apakah benar ada lowongan kerja?" tanya Nara.

"Iya benar." jawab Kakak itu.

"Boleh saya bekerja disini Kak?" ucap Nara.

Kakak itu melihat Nara dari atas sampai bawah. Nara lupa, ia masih memakai seragam, meskipun ia memakai sweater, tapi tetap saja masih bisa terlihat seragam sekolahnya. Menyadari itu, ia langsung menjelaskan maksudnya.

"Saya bisa bekerja sepulang sekolah kak, bolehkah saya berkerja paruh waktu disini?"  Nara memohon dengan wajah memelas. Mungkin siapa saja yang melihat, pasti tidak tega untuk menolaknya.

"Tapi kamu belum memenuhi usia bekerja." ucap Kakak itu.

"Kak, Saya kelas 3 SMA, sebentar lagi lulus." balas Nara.

"Kak, Saya minta tolong yah, saya butuh pekerjaan ini." ucap Nara seraya menunduk membuat kakak itu berpikir.

Ia membutuhkan cepat pekerja paruh waktu untuk mengurangi jam kerja dirinya. Namun, sampai saat ini tidak ada yang menanyakan lowongan tersebut, hanya ada seorang murid perempuan yang kini berdiri di depannya, entah apa yang membuatnya ingin bekerja.

Pink HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang