BAB 32 RESEPSI PERNIKAHAN

27 2 0
                                    

~happy reading♡~
•••

1 tahun yang lalu...

1 tahun yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flashback on

Resepsi Pernikahan Tama dan Rosa digelar secara sederhana di sebuah gedung milik keluarga Rosa di kota. Resepsi yang dilakukan setelah akad itu, dihadiri banyak tamu undangan.

Kini, Rosa dengan gaun cantiknya kembali duduk di kursi pelaminan ditemani sahabat-sahabatnya. Sedangkan Tama terus menemui para tamu undangan. Ia tidak bisa diam sama sekali, menyapa kesana-kemari tamu undangan.

Lica, Nara, dan Jessika sangat bahagia melihat Rosa yang sudah menjadi seorang istri dari seseorang yang menyukainya dulu. Betapa beruntungnya Tama.

"Apa aku bilang, kalian berdua cocok." suara cempreng Lica yang sangat kegirangan.

Nara mengangguk, "Benar Ca, Rosa yang sedingin es mendapatkan Tama yang sehangat matahari."

"Oh iya?" Jessika yang baru menyadari itu.

"Nah kan...kalian memang cocok." ucap Nara bertepuk tangan seraya tertawa, begitu pula teman-temannya. Mereka puas tertawa lebar memandang ekspresi Rosa yang menahan senyuman.

Seseorang dengan setelan jaz rapih dari kejauhan tersenyum tipis melihat salah satu dari teman Rosa yang terlihat bahagia.

"Nan, Ray, Silahkan duduk." sapa Tama ketika dua sahabatnya datang. "Oh ya kalian mau menyapa dulu teman dari istriku?"

"Ah elah istri, kamu tidak sedang bercanda kan Ta?" Ernando memukul Tama seraya tertawa.

"Memang dia sudah menikah." bisik Rain pada Ernando tapi masih didengar oleh Tama. Alhasil Tama yang sebenarnya masih tidak percaya bahwa perempuan tercantik di dunia menurut Tama menjadi istrinya, sukses  membuat ia tersenyum salah tingkah.

"Kita kesana Ray." ajak Ernando yang berjalan terlebih dahulu.

Alih-alih menuruti ajakan Ernando, Rain justru menjabat tangan Tama, "Eh Ta, selamat ya atas pernikahanmu. Maaf tidak bisa menemui Paman dan Bibi, sampaikan salamku. Aku tidak bisa berlama-lama disini."

"Kamu tidak kesana?" Tama menunjuk salah satu teman istrinya. Nara yang tersenyum lebar menemani Rosa.

"Tidak Ta, aku bahagia melihat dia bahagia." ucapan terakhir Rain, lalu meninggalkan resepsi pernikahan sahabatnya untuk kembali ke Ibukota.

Ernando yang menyadari Rain tidak bersama dirinya kembali menghampiri Tama yang melihat kepergian Rain.

Mereka saling memandang dan kini menunduk. Mereka tahu kisah Rain yang terhalang restu orang tuanya sendiri dan dapat membahayakan seseorang yang di cintainya.

Sementara itu, Nara yang tersenyum lebar kembali memudar mengingat seseorang. Pandangannya menyapu sekeliling.

Bahkan di acara pernikahan sahabatnya, ia tidak menemukan seseorang yang ia cari padahal seseorang itu merupakan sahabat dari mempelai pria.

Pink HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang