Bab 22

240 26 3
                                    


Happy reading all

*

"Ri...." Perlahan sosok itu mendekati Pharita yang sedang berbaring di atas kasur

Pharita hanya berdehem dan tidak mengalihkan pandangan nya pada televisi yang sedang ia lihat

"Ri..maafkan aku" Sosok itu duduk di tepi kasur dan mencoba untuk meraih tangan Pharita namun dengan sigap Pharita menjauhkan tangan nya

"Kenapa? aku tak boleh menyentuh mu?" Ucap orang itu sembari menunduk

"Aku benci kau" Kata-kata itu sungguh sederhana tapi begitu menusuk di hati seseorang yang mendengarnya

"Dengarkan penjelasan ku dulu nee? aku waktu itu tak sadar Ri....lihat aku yang sekarang, aku sudah pulih dan ingat semuanya, aku benar-benar minta maaf atas kejadian itu" Ia mendongak agar air matanya tak jadi jatuh

Pharita tak tega melihatnya pun langsung memeluk sosok yang berada di sampingnya

"Jangan menangis, aku tak suka melihat kau menangis" Pharita memeluk sosok itu dengan erat seperti enggan melepaskannya

Sosok itu mengelus lembut rambut Pharita dan mengecup singkat kening Pharita "Jangan kencang-kencang meluknya, aku seperti tidak bisa bernafas"

"Biarkan saja, siapa suruh membuatku menangis semalaman" Pharita mencubit perut orang itu dengan kuat

"Awww, sakit sayang" Ucap orang itu sembari mengelus perutnya

"Hehe mian" Pharita cengar cengir

"Tapi gapapa si, soalnya yang nyubit cantik"

Lagi-lagi orang itu mendapatkan cubitan dari Pharita

"Awww, kenapa di cubit lagi sihh? kann Ruru gak salah Ri" Ucap Ruka sembari memanyunkan bibirnya

"Kalau Karina yang cubit tak apa?" Pharita terlihat mengintrogasi Ruka

"Ahhh..ani! hanya kau seorang yang boleh mencubit ku dan hanya kau yang paling cantik" Ucap Ruka

"Alah, semua laki-laki itu pada dasarnya sama saja, play boy, hanya pintar berbicara" Pharita memalingkan wajahnya

"No! aku juga pintar matematika, lihat itu" Ruka menunjuk beberapa piagam nya yang terpasang di dinding

"Hanya matematika dan menggombal saja yang kau tau" Ucap Pharita dengan ketus

"Anii!!! aku hanya berani menggombal dengan mu" Ucap Ruka sembari melepaskan pelukan mereka dan tertidur di paha mulus nan putih sang istri

"Siapa si yang bolehin kamu tidur disini, mandi dulu" Pharita menunduk pintu kamar mandi

"Tidak! aku ingin tidur" Ucap Ruka sembari menutupi dirinya dengan selimut dan segera mencari posisi yang nyaman untuk tidur

"Yakkk Rukaaa! mandi dulu ish" Pharita mencoba untuk menyingkirkan kepala Ruka

Hening, tak ada suara. Ruka sudah pergi ke alam mimpinya

"Hais anak ini" Pharita membenarkan posisi tidur Ruka. Tak lupa ia menggantikan pakaian Ruka

"Bagus bangett" Pharita menatap perut sixpack milik Ruka dan tangan nakalnya itu tak ragu untuk memegang roti sobek yang sangat menggoda baginya

Ruka terganggu saat Pharita mengelus lembut perut sixpack nya

Ruka menarik tangan Pharita agar mendekat ke arahnya. Pharita jatuh ke atas tubuh Ruka. Pharita mengelus pipi Ruka dengan lembut

DO YOU REALLY LOVE ME? (RUPHA) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang