Jisoo berjalan melewati gerbang belakang rumah nya. Dia membawa Jennie dengan menggendongnya, tubuh Jennie berat tapi dia harus tetap membawanya karena nyawa Jennie sedang terancam sekarang.
"Mianhae Jennie-ya.. Aku tidak tahu semua akan serumit ini." Lirih Jisoo.
Jisoo membawa Jennie naik ke lantai dua tanpa sepengetahuan Ayah dan Ibu nya.
"Jennie-ya... Ireona..." Jisoo membaringkan tubuh Jennie di ranjang yang ada di kamarnya.
"Jennie-yaaa.. Ireonaaa...." Jisoo menepuk nepuk pipi Jennie agar dia bangun. "Oh Gosh, apa aku menyuntikkan terlalu banyak cairan bius? Haisss." Jisoo menggerutu pada dirinya sendiri.
Sedangkan di tempat lain.
"Lisa kau kenapa? Ya!" Jimin memanggilnya tapi tidak ada jawaban. Lisa terduduk dengan tatapan kosong.
Lisa ceroboh, benar benar ceroboh. Perhatian Jimin teralihkan karena ponsel Lisa yang berdering karena ada panggilan masuk.
"Kai?" Jimin melihat siapa yang menelpon. Dia menjawabnya tanpa ragu karena Kai juga temannya.
"Lisa apa kau sudah selesai? Ajak Jennie ke rumah ku, mobilku akan mengantar kalian ke bandara agar tidak ada yang curiga."
"Mworago? Apa yang terjadi Kai?"
"Jimin-ah? Di mana Lisa? Kenapa kau yang menjawab panggilanku?" Tanya Kai.
"Lisa berada di depanku, dia terdiam dengan tatapan kosong setelah aku memberitahu kalau Jennie dibawa pergi oleh kakak nya. Dia jatuh begitu saja dan sekarang aku mengajaknya bicara tapi dia tidak membalas satupun apa yang aku katakan." Jelas Jimin yang jelas tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
"Jennie pergi? Bagaimana bisa?"
"Kakaknya yang membawanya, Jennie sepertinya pingsan karena ketika pergi Jisoo menggendongnya." Jimin menjawab apa adanya, dia masih bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.
"Apa yang terjadi Kai?" Tanya Jimin.
"Sorry Jimin, kita tidak bisa bicara sekarang."
Jimin menurunkan ponsel Lisa dari telinganya menatap layar ponsel yang menyala itu dengan wajah yang lebih bertanya-tanya.
"Lisa-ya? Wae geure?" Jimin berjongkok bertanya pada Lisa.
"Lisa-yaaaa..."
"Jimin-ah, Jennie... Jennie akan dihabisi oleh Ayah nya. Jisoo dan Ayah nya..." Belum selesai Lisa berbicara Jimin sudah langsung tahu apa yang berhubungan dengan masalah sekarang. Jimin menjadi ingat tentang apa yang Lisa ceritakan saat mereka di pantai.
"Kenapa Jennie akan disakiti? Siapa yang akan menyakitinya?" Tanya Jimin.
"Aku... Aku ceroboh Jimin... Aku bodoh meninggalkannya sendirian di sini." Lisa mencengkram rambutnya karena frustasi. Jimin memutuskan untuk tidak bertanya lagi, dia memilih untuk memeluk menenangkan Lisa.
"Ssshh tidak akan ada yang terjadi pada Jennie, tenanglah." Kata Jimin.
Lisa mengeluarkan air matanya, betapa besar rasa penyesalannya sekarang karena meninggalkan Jennie sendirian di apartemen miliknya yang tentunya tempat itu di ketahui oleh ayah dan kakak perempuannya Jennie.
"A-Aku tidak tahu harus bagaimana. Jika aku ke rumah Jennie semua pasti akan lebih parah." Jimin tidak menjawabnya, dia hanya memeluk dan mengusap punggung temannya itu untuk memenangkan. Saat ini tidak ada hal lain yang bisa ia lakukan selain membuat Lisa tenang.
.
Kediaman Kim
Sepasang mata kucing perlahan mulai terbuka. Jennie yang baru saja bangun terkejut karena dia melihat ruangan yang berbeda. Si pipi mandu itu bangun sambil melihat sekelilingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under The Dark Skies of Seoul | JENLISA
FanfictionHal yang paling puncak dalam mencintai ketika rasa sedih berubah menjadi rasa ikhlas. Kehilangan seseorang yang menjadi bagian dari hidup adalah sesuatu yang sangat menyakitkan bagi manusia. __________ JENLISA