Jennie POV
Ponselku berdering, ini masih sangat pagi kenapa Lisa menelponku. Haissss ini tidak biasanya.
"Babyyyyy aku masih mengantuk kenapa kau menelponku, hmmm?"
"A-ah kau sedang tidur? Maafkan aku Jennie aku benar benar tidak tahu."
Mataku langsung terbuka lebar mendengar bukan Lisa yang berbicara. Aku bangun dan duduk di ranjang. Seketika rasa mengantukku hilang.
"Siapa kau?" Aku bertanya dengan ketus.
"Kwon Jiyong, yang bertemu denganmu dua bulan lalu."
Dia pria yang bertemu waktu acara bulan lalu bersama rekan rekan bisnis Ayah ku. Gosh! Dia pasti mendapatkan nomorku dari Dad.
"Jennie? Apa aku benar benar mengganggumu?" Dia bertanya.
Aku memijat pelipisku, entah apa yang diinginkan Ayah ku, dia selalu saja seperti ini.
"Aku terbangun dari tidur karena kau menelpon dan kau masih bertanya apa kau menganggu ku?" Sepertinya aku berbicara terlalu kasar tapi siapa yang peduli? Aku tidak mengenal orang ini dan dia selalu saja menganggu.
"Kalau begitu lanjutkan saja tidur mu, nanti ketika kau bangun kau boleh memberitahuku dan kita bisa bicara lag-"
Aku memutuskan panggilan secara sepihak. Pria yang dikenalkan Dad sangat merepotkan ku. Aku memperbaiki diriku lagi untuk tidur tapi ponsel ku berdering lagi. Oh God!
"Ya! Kau benar benar tuli? Tidak perlu menelpon lagi!" Teriakku.
"Babe? Apa terjadi sesuatu? Kenapa kau berteriak?" Aku langsung duduk dan bangun lagi karena itu adalah Lisa. Aku melihat layar ponselku memastikan siapa yang menelpon dan benar itu adalah Lisa.
"Lili-yaa maafkan aku... Sebelum panggilanmu masuk ada seseorang yang menelponku, dia menggangu tidurku. Jika aku tahu kau yang menelpon tentu saja aku tidak akan berteriak atau membentak." Jelasku dengan cepat.
Sesaat kemudian aku mendengar suara tertawanya.
"Nee Baby. Maafkan aku juga karena menelpon mu sepagi ini, aku hanya perlu memberitahu kalau aku akan pergi bersama Jimin. Dia akan mengenalkan ku pada temannya yang memiliki hobi fotografi sama denganku tapi nasibnya berbeda denganku. Itulah sebabnya aku ingin bertemu dengannya siapa tahu aku bisa mendapatkan peluang."
Aku terdiam mendengar Lisa. Dia selalu menolak tawaranku tapi ketika orang lain yang menawarkan dia dengan senang hati akan menerimanya.
"Nini?"
"Ahh yaa, tentu. Gunakan mobilku, eoh? Aku akan memberitahu Eunwoo untuk menyiapkannya dan mengantarnya ke apartemen mu." Aku yakin dia pasti akan menolaknya.
"Nini... Aku akan naik motor bersama Jimin. Dia punya kenderaan sendiri." Sudah ku duga. Aku menghela napas pasrah, Lisa selalu saja seperti itu, selalu menolak bantuanku.
"Hm. Pergilah, matikan telponnya aku akan melanjutkan tidurku." Ucapku malas.
"Geure. Tidur yang nyenyak Nini. Aku sangat mencintaimu."
Pangggilan terputus, aku menaruh ponselku dengan kasar di atas nakas. Rasa mengantuk ku seketika menghilang, mood ku menjadi tidak bagus pagi ini. Kwon Jiyong, merusaknya lebih dulu dan aku berharap Lisa memperbaikinya tapi sama saja, dia selalu tidak peka. Aku turun dari ranjang kemudian keluar kamar.
"Jennie-ya? Ini masih sangat pagi dan kau sudah bangun." Itu Jisoo unnie.
Dia pasti belum tidur karena menyelesaikan pekerjaan. Terlihat dari keadaannya sekarang, memakai kacamata dan memegang secangkir kopi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under The Dark Skies of Seoul | JENLISA
FanfictionHal yang paling puncak dalam mencintai ketika rasa sedih berubah menjadi rasa ikhlas. Kehilangan seseorang yang menjadi bagian dari hidup adalah sesuatu yang sangat menyakitkan bagi manusia. __________ JENLISA