Lisa bersiap untuk pergi ke festival pameran yang di sungai Han. Dia memakai sepatunya secara terburu buru, akan ada banyak orang nanti pasti banyak yang menggunakan jasa fotonya. Lisa senang mengingat dia akan menghasilkan banyak hari ini, pameran pameran seperti ini menjadi sumber penghasilan terbesar nya karena akan ada banyak yang menggunakan jasanya untuk mengabadikan momen di sana.
"Woah, aku begitu bersemangat." Lisa merenggangkan tulang tulangnya, bersiap untuk pergi.
"Ah aku belum mengabari Jennie." Lisa segera mengambil ponselnya untuk mengirim beberapa pesan kepada kekasihnya. Mereka tidak bersama itulah sebabnya Lisa harus terus mengabari Jennie.
Lisa tersenyum melihat pesannya yang dibalas oleh Jennie dengan respon yang sangat cepat.
"Gadis yang sangat manja." Gumam Lisa.
Selesai bertukam pesan Lisa kembali menaruh ponselnya di kantong jaket yang ia pakai.
"You're the hottest Lisa." Lisa bergaya di depan cermin. Gadis jangkung itu pergi sambil tertawa. Dia menggantung kameranya di lehernya, berjalan menuju lift dan menekankan tombol lantai paling dasar.
"Selamat pagi Jimin."
Lisa menyapa seorang pria blonde yang merupakan cleaning service gedung apartemen nya.
"Kau sangat bersemangat, ingin bertemu Jennie?" Tanya Jimin dengan senyuman jahil.
"Aniyo. Jennie sedang sibuk dan aku memiliki agenda ke sungai Han, ada festival di sana dan pasti banyak orang yang datang." Jawab Lisa bersemangat.
"Aahhh aku mengerti. Semoga kau mendapatkan banyak pelanggan, fotografer Lisa." Lisa tersenyum mendengar itu.
"Gomawo Jimin-ah. Aku harus pergi sekarang, semoga harimu menyenangkan."
Lisa dan Jimin sudah lama saling kenal sejak Lisa pindah ke apartemen nya. Mereka menjadi akrab hanya dengan sekali berkenalan, itu terjadi karena keduanya yang memiliki kepribadian yang sama. Jimin yang sering melontarkan lelucon dan Lisa yang selalu menertawakannya. Kadang ketika tidak sibuk mereka akan pergi bersama, mereka teman.
Lisa berjalan kaki menuju tempat yang ingin ia datangi. Matahari tidak terlalu terik itu membuat Lisa tidak berkeringat. Jarak antara sungai Han dan apartemen nya tidak jauh. Hanya memakan waktu yang 10 menit jika berjalan kaki. Lisa sangat berhemat, dia bisa saja naik taxi namun dia memilih untuk berjalan kaki karena tidak ingin uangnya habis begitu saja.
Pandangan Lisa teralihkan oleh billboard yang memperlihatkan wajah kekasihnya bersama kakak dan kedua orang tuanya. Lisa tersenyum melihat layar besar itu. Jennie berasal dari keluarga terpandang dan muncul di billboard adalah hal yang biasa bagi Jennie.
"Neomu yeppeo." Gumamnya.
Meski Lisa mengencani Jennie yang kaya raya tidak membuat Lisa juga harus mengikuti gaya hidupnya. Lisa menjalin hubungan bersama Jennie tidak untuk uang tapi untuk kebahagiaan. Dia merasa semakin hidup ketika bersama Jennie, kenyamanan dan perhatian yang belum pernah ia rasakan ia dapatkan sebelumnya. Jennie berperan besar dalam hidup Lisa sekarang. Dia yang membawa Lisa dari keterpurukan meski itu bukan dalam persoalan finansial karena Lisa sendiri yang selalu menolak kalau kalau Jennie membantunya untuk sebuah pekerjaan.
Jennie memberi warna di kehidupan Lisa yang abu abu. Lisa adalah seseorang yang hidup sebatang kara di Seoul, karena semenjak orang tuanya meninggal dia tidak punya siapa siapa lagi. Lisa bukan orang Korea. Dia orang Thailand yang merantau untuk memperbaiki nasib. Namun bukan pekerjaan yang sempurna yang ia dapat melainkan seorang gadis yang sempurna yang diinginkan banyak orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under The Dark Skies of Seoul | JENLISA
FanfictionHal yang paling puncak dalam mencintai ketika rasa sedih berubah menjadi rasa ikhlas. Kehilangan seseorang yang menjadi bagian dari hidup adalah sesuatu yang sangat menyakitkan bagi manusia. __________ JENLISA