17. Relationships

839 109 17
                                    

Sebulan kemudian

Bangkok, Thailand

Lisa bersama kekasih nya tengah berjalan menuju rumah baru mereka. Lisa membelinya karena dia tidak ingin tinggal di gedung bertingkat lagi, entah kenapa.

Lisa membawa seluruh barangnya yang harus dibereskan selama hampir satu minggu. Di apartemen lamanya terdapat banyak sekali koleksi foto dan juga lensa kamera yang tentunya harus dibawa dengan hati hati. Juga foto seseorang yang memenuhi satu ruangan khusus di apartemen nya itu juga dibawa masuk ke rumah barunya yang sekarang.

Tidak lain dan tidak bukan, foto itu adalah foto dari mantan kekasih nya, Jennie.

Foto yang pernah di ambil olehnya ketika masih di Korea, dipajang penuh di seluruh dinding yang ada di ruangan yang hanya boleh Lisa yang mengaksesnya. Bahkaan Kekasihnya pun tidak pernah masuk ke sana karena Lisa akan marah besar jika itu terjadi. Gadis itu juga tidak mengetahui kalau isi dari ruangan itu adalah foto dari mantan kekasih dari orang yang ia cintai sekarang, dia tidak tahu kalau Lisa selalu menenangkan diri dengan menatap foto Jennie.

"Lisa-ya, aku ingin memeriksa seluruh ruangan termasuk ruangan i-"

"Aku punya privacy, kau mengerti kan?" Potong Lisa menahan lengan kekasih nya.

"Aku mengerti." Gadis itu mencium pipi Lisa sambil tersenyum simpul.

"Terima kasih." Balas Lisa dengan senyuman.

"Miss Yu, ini tas anda." Kekasih Lisa menoleh ketika dipanggil.

"Terima kasih."

Senyumnya yang sangat manis itu membuat Lisa menatapnya sambil tersenyum. Gadis yang dipanggil Miss Yu itu memeluk lengan Lisa kemudian mereka berjalan bersama masuk ke dalam rumah baru yang akan mereka tinggali.

Gadis itu sedikit membunguk karena
tingginya hampir sama dengan Lisa.

"Babe, ini seperti rumah impianku."

"Tidak masalah meski warna dominan gelap?" Tanya Lisa pada gadisnya.

"Aku menyukai warna monokrom, jadi tidak masalah. Aku malah sangat menyukainya, terlebih jika tinggal bersamamu." Gadis itu lebih mempererat pelukannya, mencium lengan Lisa penuh cinta.

"Kau menyukai warna hitam? Ku pikir hanya beberapa wanita saja yang menyukainya." Lisa tertawa canggung.

"Kau tidak tahu kalau warna kesukaan ku adalah hitam? Ck, kita sudah menjalin hubungan lebih dari enam bulan Lisa." Gadis itu cemberut keluar dari pelukan Lisa.

Lisa tertawa kecil kemudian menangkup pipinya. "My Baby.... Tidak usah merajuk, aku tetap akan menjadi kekasih mu meski aku tidak tahu warna kesukaan mu." Lisa membelai pipi pacarnya dengan ibu jarinya.

Gadis itu langsung tersenyum, ucapan Lisa selalu membuatnya melayang meski itu hanya sebuah kalimat sederhana.

"Kau begitu lembut Chagiya... kenapa kita baru bertemu sekarang, hm? Aku sangat mencintaimu, sungguh." Gadis itu memeluk tubuh tinggi Lisa, membenamkan wajahnya di leher Lisa.

"Kau sangat mencintaiku, hm?"

"Tentu! Dan apapun akan aku lakukan agar aku dipanggil sebagai Mrs. Manoban." Setelah mengucapkan itu, satu ciuman mendarat di bibir Lisa.

"Aku mencintaimu, Lisa."

"Aku juga mencintaimu, Karina." Lisa berbisik menarik kekasihnya kembali ke pelukannya lagi.

.

Lisa POV

Sudah tengah malam, aku belum bisa tidur. Aku sudah membuat tubuhku lelah tapi tetap saja mataku tidak mau mengantuk. Aku malah merasa bersalah karena membuat tubuh Karina menjadi alat agar tubuhku merasa lelah. Dia pasti sangat lelah, meski berhubungan sex menyenangkan bagi sebagian besar orang tapi jika sudah dalam waktu yang sangat lama dan berulang ulang kali, pasti tidak akan ada kenikmatan di sana. Dan aku merasa bersalah karena membuat Karina lelah meski dia mengatakan tidak apapun tentang itu.

Under The Dark Skies of Seoul | JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang