Lisa POV
Aku duduk dengan kepalaku yang menghadap pada jendela oval pesawat yang sedang membawaku pergi sekarang.
Memutuskan untuk pulang ke Thailand tidak membutuhkan waktu yang lama bagiku. Jennie pergi, dia mengakhiri hubungan kami, untuk apa aku berada di Seoul lagi? Aku bukannya bersikap berlebihan tapi dia membuatku benci dengan kota itu. Kota yang seharusnya memiliki kenangan yang manis, kini berganti pahit. Lima tahun memang tidak singkat tapi kenapa dia dengan mudahnya mengakhiri dengan alasan yang singkat?
Aku tidak membencinya, aku hanya kecewa. Aku akan terus mencintainya, sampai kapan pun. Aku tidak tahu kapan aku akan berhenti, tapi sejujurnya aku tidak mau berhenti.
Jennie adalah cintaku, cinta pertamaku. Bagaimana aku bisa melupakannya? Bahkan saat ini dia tidak pernah pergi dari pikiranku, Jennie selalu mendominasi otak dan hatiku.
Aku menghela napasku. Rasanya masih sama, sangat sesak. Rasa sakit yang tidak dapat dilihat tapi apa kalian tahu bagaimana rasanya? Pedih.
Disakiti oleh orang yang sangat kamu cintai adalah level lain dalam luka. Aku tidak pernah berpikir Jennie akan memberiku rasa sakit seperti ini.
Aku akan kembali ke Korea, mungkin jika hatiku sudah baik baik saja.
Sekarang aku harus fokus pada diriku sendiri dengan uang yang aku simpan selama aku di Korea. Dan sangat membahagiakan ketika bertemu orang sebaik Kai dan Krystal. Mereka membantuku dan selalu mendukungku, tidak peduli apapun keputusan yang aku ambil.
Sebelum aku memutuskan untuk pergi, Kai benar benar membuatku berpikir matang dan keputusanku sudah bulat. Aku ingin pergi dan tak tahu sampai kapan.
Aku diberi kemudahan dengan beberapa koneksi di Thailand dan Filipina. Kai sangat baik, aku tidak bisa berhenti berterima kasih karena dia sangat membantuku sejak awal kami bertemu.
.
Author POV
10 bulan kemudian
Jennie sedang duduk di ranjangnya sambil bersandar di headboard kasur. Memainkan handphone sambil sesekali tersenyum, dia tengah bertukar pesan dengan seseorang.
"Jennie-ya." Jisoo masuk ke dalam kamar adiknya itu dengan senyum manis.
"Hmm?" Jennie hanya menggumam, dia fokus pada ponselnya.
"Ayo berbelanja, aku yang traktir." Jisoo duduk di tepi ranjang Jennie.
"Kau menghabiskan uang dari hasil kerja keras ku lagi, Unnie?" Jennie mengerutkan keningnya. "Apa hanya kau yang bekerja di perusahaan Daddy? Aku juga!" Jisoo menampar paha adiknya karena kesal. Jennie hanya tertawa lalu menaruh ponselnya di meja nakas.
"Sedang bertukar pesan dengannya?" Jisoo memberi tatapan jahil.
"Hm, siapa lagi?" Balas Jennie.
"Aku curiga kalian sudah meresmikan hubungan kalian."
"Kami tidak menjalin hubungan, Unnie." Jennie memutar matanya.
"Benarkah? Kau terlihat bahagia sekarang." Jisoo menatap Jennie dengan tatapan yang intens. "Apa aku tidak boleh bahagia? Aku mulai menyesuaikan sekarang." Jennie keluar dari ranjang dan membuka lemari pakaiannya.
"Apa kau merasa nyaman?"
"Mau tidak mau aku harus memaksa diriku untuk nyaman, bukan? Tidak usah bertanya Unnie aku akan lupa kalau aku sudah pulih jika kau terus bertanya." Kekeh Jennie. Jisoo bangkit lalu memeluk adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under The Dark Skies of Seoul | JENLISA
FanfictionHal yang paling puncak dalam mencintai ketika rasa sedih berubah menjadi rasa ikhlas. Kehilangan seseorang yang menjadi bagian dari hidup adalah sesuatu yang sangat menyakitkan bagi manusia. __________ JENLISA