Cinta Pertama 04

207 47 0
                                    

Happy Reading







Cafetaria dengan nuansa alam membuat Jimin tersenyum manis, dia tengah menunggu teman-temannya saat ini.
Mereka membuat janji bertemu untuk membahas tugas rumah mereka, Sebenarnya bisa saja Jimin, Jena dan Jinnie membahasnya lewat telepon atau video call, tapi menurut mereka hal itu tidak efektif.

JinNie juga memiliki adik laki-laki yg selalu menjadi biang rusuh, jika belajar dirumah sudah dipastikan tidak akan bisa tenang.
Entah adiknya akan mengganggu atau bagaimana, yg jelas Jinnie sendiri tidak nyaman.

"Jimin, Lo kecepatan datengnya." Tukas Jena, sedangkan Jimin hanya tersenyum dan menggeleng

"Kita janjian jam sembilan, dan ini udah lebih lima menit. Terus kalian bilang aku Dateng kecepetan.? Jangan bercanda.." Jena dan Jinnie menatap Jimin sekilas sebelum mulai membuka tas nya

Memang di antar mereka bertiga hanya Jimin yg paling tepat waktu.
Bahkan Jimin berprinsip, Dari pada dia yg di tunggu, lebih baik dia yg menunggu.
Apalagi jaman sekarang banyak orang berkata sudah berangkat, padahal masih rebahan dengan ponsel ditangan nya.
Menyebalkan bukan, memiliki teman Seperti itu.?

"Oke, kita mulai darimana.?" Tanya Jimin yg sudah siap dengan laptopnya

"Buka google dulu, kita cari website yg mencangkup semua soal-soal kita. Nanti baru deh dirangkum, lebih efektif gitu daripada nyari satu-persatu dari berbagai website."  Usul Jinnie, Jimin dan Jena hanya mengangguk

Dia segera menyambungkan koneksi wifi, dirasa sambungan internet sudah terhubung, Jimin langsung mengetikkan apa yg di carinya.

"Mampus, ini apa dah.?" Gumam Jena frustasi

Jimin yg sedang menulis jawaban, segera menoleh kearah Jena. "Apa, Jen.?" Tanya Jimin penasaran

"Stoikiometri tuh apa.? Gue kok belum pernah denger" jawab Jena

Jimin menarik lembar soal milik Jena, memang diantara satu sama lain lembar soalnya berbeda-beda.

"Ini ilmu yg mempelajari dan menghitung kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia" jimin menjawab dengan santai, membuat Jena dan Jinnie melongo melihat Jimin dengan mudahnya menjawab soal itu

"Kok Lo tau.? Kan belum di ajarin" tukas Jinnie heran, kemudian Jena juga mengangguk membenarkan

"Aku pernah baca bukunya kak Marcel sama kak Reno, terus Nemu penjelasan tentang stoikiometri ini. Pernah juga baca di Wikipedia karena buku mereka kurang jelas" Jimin terkekeh di akhir kalimatnya

"Buat apa Lo dulu belajar tentang itu.?" Tanya jena

"Buat jaga-jaga, kata kak Reno kalau udah SMA pasti ada pelajaran itu. Lagian juga tinggal baca, kalian baca novel puluhan aja sanggup masa baca satu buku aja ngga sanggup.?"

"Gue masih ngga paham, Jim. Asli deh" ucap Jena sembari menggelengkan kepalanya

"Bagian mana yg kamu ngga paham.? Aku juga belum pinter, cuma paham dikit-dikit aja"

Saat Jena menunjuk kearah soalnya, Jimin mengambil kacamata bacanya.
Bukan karena mata gadis itu minus, tapi dia lebih nyaman belajar menggunakan kacamata.

"Stoikiometri itu ilmu yg di dasarkan pada kuantitas. bisa massa, jumlah mol, volume dan jumlah partikel. Nanti kalau kita belajar langsung dari gurunya, pasti akan selalu ketemu dengan koefisien juga"

"Apalagi itu.?" Tanya Jinnie frustasi

"Bentuk perbandingan Mol, Volume, bisa juga jumlah partikel. Koefisien Reaksi, menyetarakan Reaksi dan produk Pereaksi. Menurutku sih ini perbandingan jumlah Mol Zat yg terlibat ke jumlah Reaksi nya itu."

"Otak gue ngebul sama pelajaran Kimia" gumam Jena

Dia juga bukan gadis pintar, hanya saja dia suka membaca.
Apapun dia baca, bahkan buku bisnis Papa nya juga.

"Ya Allah, tau aja kalau habis mikir. Langsung di Suguhi dengan pemandangan kak Yoongi" ucap Jinnie girang

Jimin menoleh keluar cafe, memang benar, disana ada Yoongi dan teman-temannya.
Tak hanya teman nya yg ada di sekolah, tapi teman yg lain juga.
Saat masuk, mata Jimin fokus melihat jaket yg mereka pakai, jaket hitam dengan gambar singa duduk di punggung nya.

"Kamu selamat, Kamu pasti akan selamat"

Kalimat itu selalu terngiang di otak jimin, Jimin mendengar dengan jelas suara itu, tapi ia merasa tidak pernah terjadi apa-apa dalam hidupnya.

"Lo kenapa Jim.? Muka Lo pucet"

Jimin hanya menggeleng dan tersenyum, Jimin segera mengambil jus nya yg ada diatas meja, namun pusing di kepalanya semakin menjadi.

"Jim, jangan bikin kita berdua takut. JIMIN NGOMONG.!!" Bentak Jena panik

Air mata kedua sahabatnya sudah mengalir deras saat melihat wajah Jimin yg semakin pucat.
Keringat dingin mengalir di pelipisnya, di tambah bibirnya yg terus bergetar.

"Jimin ngomong dong, Lo kenapa sih.?" Gumam Jinnie

Jimin melihat kedua teman nya sedang berbicara, namun yg ia dengar hanya dengungan seperti lebah.
Dia juga melihat pengunjung cafe memperhatikan dia dan kedua sahabatnya.

"Jimin kenapa.?" Tanya hobi yg baru datang, saat memasuki cafe, Yoongi dan teman-temannya melihat dua orang itu tengah panik

Apalagi wajah pucat Jimin dan bentakan Jena, mereka tentu bingung dan ingin tahu apa yg sebenarnya terjadi.

"Ngga tau kak, dia tiba-tiba bengong. Wajahnya pucet gitu" jelas Jinnie dengan air mata yg berlomba-lomba untuk turun

Yoongi yg melihat itu langsung memindahkan tas milik Jimin dan duduk di kursi samping gadis tersebut.

"Jimin, Lo denger gue ngomong ngga.?!" Bisik Yoongi pelan, tangan nya mengusap lembut punggung tangan gadis didepan nya

Terlihat sekali raut khawatir dari Sorot mata lelaki itu. "Jimin.." panggil Yoongi lagi, bahkan dia sempat sedikit mengguncang tubuh gadis itu

"Jimin, Gue ngga mau dimakan Tante Ava karena buat Lo kayak gini.! Jim sadar dong.." bentak Jena lagi, air matanya yg turun tak kelah deras dari Jinnie

Lama mereka mencoba berbicara dengan Jimin, mata yg tadinya menatap kosong kearah parkiran, kini mengedip pelan.

"Kalian kenapa.?" Tanya Jimin dengan suara bergetar

Yoongi yg ada di sampingnya menatap heran pada Jimin, apa gadis itu sejak tadi tak sadar.?

"Lo yg kenapa.? Bengong, tatapan kosong, keringet dingin, wajah Lo pucet banget.!" Jawab jena

"Kepala ku pusing, suara kalian kayak lebah terbang ngedengung doang" jelas nya dengan mata memerah

"Minum Jim" Taehyung menyodorkan sebotol air mineral dingin

Namun saat hendak mengambil air tersebut, Yoongi lebih dulu mengambilnya dan membuka tutup botolnya.
Setelah itu dia menyerahkan nya pada Jimin, entah karena haus atau shock, gadis itu meminumnya hingga tandas.

"Lo mau gue anterin ke dokter.?" Tawar Yoongi dengan wajah khawatir

"Ngga usah kak, makasih." Jimin tersenyum menatap Yoongi, sebelum kemudian beralih menatap Jinnie. "Jin, tolong telepon kak Reno suruh jemput aku." JinNie mengangguk dan segera menghubungi Kakak sahabatnya





To Be Continued




Cinta Pertama (YoonMin GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang